NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:40.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 20 - Peluk Ayah Sebentar Saja

"Stop!" teriak Luna ditengah-tengah podium. Luna bahkan membuat gerakan, agar semua kamera yang menyala di matikan.

Haura yang sedang menonton siaran langsung acara olimpiade itupun mengerutkan dahinya, menatap bingung pada siaran televisi yang kini berubah jadi iklan.

Dapat dilihat jelas olehnya saat sang anak naik keatas, lalu ada pula seorang wanita yang menghentikan acara itu.

"Haura, itu kenapa acaranya tiba-tiba diganti iklan?" tanya Aminah yang ikut bingung pula.

Dan Haura hanya bisa mengedikkan bahu, ia pun tak tahu apa jawabannya.

Namun sesaat, ia merasa tak enak pada hatinya.

Sementara Luna yang sudah menginterupsi acara itu langsung mengatakan jika Azzam memiliki beberapa persyaratan yang kurang, hingga bocah laki-laki itu harus ikut dia lebih dulu ke ruang administrasi.

Olimpiade tetap berlanjut, namun bukan untuk Bahasa Asing, melainkan Sains.

"Ajaklah Azzura bersamamu," titah Luna saat sudah berhasil membawa Azzam turun dari atas podium.

Sesaat, Azzam mengeryit bingung, menatap penuh selidik pada tante-tante dihadapannya ini. Bahkan sang tante pun mengetahui nama adiknya, padahal Azzura bukan peserta olimpiade.

"Ikutlah denganku, Azzam," ucap Luna dengan suaranya yang tegas, penuh intimidasi. Luna sengaja memperlakukan Azzam seperti ini, agar Azzam tak lari dan bersedia ikut dengannya.

Akhirnya, Azzam memanggil Azzura, seketika Arrabela pun ikut berlari kesana.

"Tante Luna," sapa Arrabela dengan riang.

"Nona muda," balas Luna seraya menundukkan kepalanya hormat.

Arrabela adalah anak dari sepupunya Adam, Agra. Agra juga salah satu pemegang saham di perusahaan Malik Kingdom.

"Tante mau bawa Azzam kemana? kenapa Azzura ikut juga, Azzura bukan peserta lomba tante," tanya Arrabela bertubi, itu karena dia tidak ingin ditinggal sendirian disini.

Belum sempat menjawab, Mark menghampiri mereka dengan napas terengah.

Seketika kedatangannya mencuri perhatian semua orang, karena terlihat seperti penjahat yang menggunakan masker dan topi sebagai penutup wajah.

Mark tersenyum, saat melihat Azzam dan Azzura benar-benar dihadapan Luna, ia merasa lega. Misinya telah usai.

"Nona Muda, saya permisi dulu, Azzam dan Azzura akan ikut saya," ucap Luna kemudian, lalu tanpa menunggu Arrabela menjawab, Luna langsung menarik Azzam dan Azzura dengan lembut agar mengikuti langkahnya.

Mark mengekor, sementara Arrabela mengerutkan keningnya, kesal sekaligus penasaran.

Akhirnya Arrabela mengikuti mereka, secara diam-diam.

"Kita mau kemana?" tanya Azzam, saat Luna membawanya keluar dari dalam ballroom.

Mendengar itu Luna menghentikan langkahnya, lalu berjongkok dan menatap Azzam dan Azzura secara bergantian.

"Percayalah, tante bukan orang jahat. Sudah sejak lama Tante mencarimu dan Azzura. Tante adalah orang suruhan ayah kalian," jelas Luna langsung.

Mendengar itu Azzura tersentak, ia bahkan mundur selangkah. Namun dengan cepat pula, Azzam menggenggam erat tangan sang adik.

Memintanya untuk kuat dan bertahan.

Azzam tersenyum kecil, sangat kecil hingga tak ada yang menyadari senyumnya. Meskipun hatinya bergemuruh merasakan kebahagiaan, namun ia tetap memperlihatkan wajah datar.

Azzam masih belum tahu, alasan kenapa sang ayah meninggalkan mereka semua. Sebelum semua itu jelas, Azzam tidak akan menerima siapapun yang menjadi ayahnya, termasuk seorang Adam Malik, sang penguasa.

"Azzura, percayalah pada tante, semuanya akan baik-baik saja," jelas Luna pada Azzura, dapat dengan jelas terlihat olehnya, betapa terkejutnya Azzura.

Namun Luna tetap harus mengatakan yang sebenarnya, terlebih sebelum menghadap sang tuan.

"Maukah kalian ikut bersama tante?"

"Tidak!" jawab Azzura cepat.

Bayangan sang ibu langsung muncul dengan jelas dibenak Azzura. Kini ia sudah tak menginginkan untuk bertemu sang ayah. Satu yang ia yakini, jika ia bertemu dengan ayahnya, maka sang ibu akan merasakan sakit hati.

Luna bergeming.

Bukan salah Azzura jika ia menolak.

"Tante mohon, setidaknya temuilah ayah kalian sekali saja," pinta Luna dengan sungguh-sungguh, ia bahkan mengatupkan kedua tangannya didepan dada. Memohon pada kedua anak kecil ini.

Mark yang sedari tadi memperhatikanpun langsung membuka topi dan maskernya, lalu ikut berjongkok di hadapan Azzam dan Azzura.

Mark nampak sangat muda, bahkan mungkin usianya masih 20 tahunan.

"Abang mohon, temuilah ayah kalian, meskipun hanya sebentar. Abang janji, pertemuan itu tidak akan membuat kalian berpisah dengan ibu Haura," jelas Mark, ia bahkan membentuk kedua jarinya menjadi huruf V.

Mark sudah mengetahui detail informasi tentang Azzam, Azzura dan Haura. Termasuk panggilan Abang yang sering mereka gunakan.

Melihat itu, Azzura nampak lebih tenang.

Sementara Azzam, berusaha keras menutupi kebahagiaannya.

Azzam tahu, jika pria dewasa dihadapannya ini pastilah orang suruhan sang ayah untuk mencarinya. Bahkan ia tahu, jika nama ibu mereka adalah Haura.

Sedikit, Azzam merasa diinginkan, diharapkan kehadirannya oleh sang ayah.

Saat melihat Azzura mengangguk kecil, mereka kembali melanjutkan langkah. Menuju lift khusus eksekutif yang akan membawa mereka ke lantai 69, lantai tertinggi di gedung ini.

Dan kini, sampailah mereka di ruangan Adam.

"Tuan, mereka adalah tuan muda dan nona muda, Azzam dan Azzura," ucap Luna saat mereka sudah berdiri tepat didepan meja sang presdir.

Tercenung, Adam dibuatnya.

Ia tak mampu berkata apa-apa, terus menatap lekat wajah kedua anaknya. Hanya melihat saja, ia sudah yakin jika Azzam dan Azzura adalah darah dagingnya.

Perlahan, Adam bangkit dari duduknya. Menghampiri Azzam dan Azzura.

Melihat itu, Azzura kembali mundur, namun Azzam terus menggenggam tangannya erat.

Hingga akhirnya, Adam bersimpuh dihadapan mereka.

Tanpa disadari air matanya mengalir. Pria dingin yang memiliki hati keras ini seketika luruh. Ingin sekali ia menarik Azzam dan Azzura untuk masuk ke dalam dekapannya.

Namun saat melihat Azzura yang menatapnya takut, ia tak kuasa untuk melakukan itu.

"Ambilkan kaca," titah Adam, dengan cepat Luna pun langsung memberikannya.

"Azzam, Azzura, lihatlah kaca ini," ucap Adam pada kedua anak itu.

Di dalam kaca sana, nampak jelas pantulan mereka bertiga.

"Lihatlah, wajah kita mirip kan? aku adalah ayah kalian," ucap Adam lagi dengan suaranya yang hangat.

Suara hangat yang tak pernah Luna dengar selama ini.

Melihat kaca itu, Azzura tersenyum. Membenarkan ucapan pria dewasa ini.

"Amang benar, kita mirip," balas Azzura dengan suaranya yang polos.

Melihat kebingungan Adam, Mark segera membisikan sesuatu pada Adam. Amang adalah Om, bisiknya dengan sangat pelan.

Mendengar itu, Adam hanya mampu menelan salivanya dengan susah payah.

Om? batinnya pilu.

Sementara Azzam yang sudah mengetahui semuanya lebih dulu, hanya mampu mengulum senyum.

"Azzam, Azzura, panggil aku ayah," pinta Adam sungguh-sungguh.

"Ayah tahu, ayah banyak melakukan kesalahan. Sampai kita berpisah selama ini. Tapi ayah mohon, beri ayah kesempatan untuk memperbaiki semuanya," timpal Adam lagi seraya menatap lekat kedua anaknya.

"Ayah mohon, peluk ayah sebentar saja," pintanya lagi dengan raut wajah memohon.

Azzura terenyuh, ada geleyar aneh di dalam hatinya. Merasa iba, merasa tak rela jika sampai pria dewasa yang mengaku ayahnya ini memohon-mohon pada mereka.

Azzura melirik sang kakak, ingin tahu apa yang harus dilakukannya.

Dilihatnya Azzam yang mengangguk kecil, memberi isyarat bahwa mereka akan memeluk sang ayah.

Dan saat itu juga Azzura dan Azzam mendekat, masuk ke dalam dekapan Adam yang sedari tadi sudah merentangkan kedua tangan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sapa Author 👋

Jangan lupa dukungannya ya, Insya Allah Adam dan Haura akan up setiap hari jam 5 subuh.

Jika berkenan, terus berikan dukungannya ya, like dan komen sebanyak-banyaknya, Vote dan juga Hadiah.

Karena dengan dukungan kalian, buat author jadi semangat nulis, meski hujan badai ataupun panas terik 🙈😆

Salam AH ( Adam & Haura) 🌹

1
Erlinda Noviyani
gemesss bgt Zuraa
Erlinda Noviyani
real orang kaya begini nih, sat set pasang tower 😂
Erlinda Noviyani
merinding euyyy
Han Lifa
Luar biasa
Nisa Wati
mampus lu
Nisa Wati
betul itu karma itu ada
Christina Hartini
tes DNA moga² gk ada yg julid yg merubah hasil DNA
Christina Hartini
memang bisa narik Luna untuk dihancurkan 🤪
Christina Hartini
haura ikhlaskan hatimu, maafkan Adam untuk kebahagiaan anakmu dan kebahagiaanmu sendiri🥰🥰🥰🥰
Christina Hartini
oalah Thor...sampai aku mengeluarkan air mata😂🥰🥰
Christina Hartini
wahhh sdh ketemu sepupunya, Azzam semangat untuk ketemu papanya💪 jangan takut
Christina Hartini
semoga kegigihan Adam untuk tetap mencari wanita yang dinodainya akan segera berakhir dan mereka bisa hidup bahagia asalkan uler nya bisa hilang
Christina Hartini
untungnya Azzam menuruni ayahnya, jiwa usahanya sehingga meski msh kecil sdh fasih untuk berusaha 👌👍
Christina Hartini
semoga cepat ketemu ya Thor, anak dan ayahnya...kasihan🤭
Christina Hartini
semoga Azzam dpt segera bertemu dengan ayahnya, kasihan
Christina Hartini
akhirnya Adam dpt menemukan orang yang telah ditidurinya, smg dpt bertemu, kl jodoh gk akan kemana pasti ketemu
Christina Hartini
Azzam jeniusnya kebangetan, tanpa sekolah bisa ngalahkan anak SMA😘
Christina Hartini
Azzam dan Azzura apa artinya nek
Christina Hartini
kok sdh tahu nama desa dipedalaman Kalimantan apakah sdh pernah kesana
Mina
berasa melihat bang Hotman sedang bicara menggebu2😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!