Idolaku Kekasihku

"Nih pesenan bakso kalian. Makan dulu yuk laper banget gue. Gila tuh tukang bakso laris bener, antrinya udah ngalahin antri sembako." cerocos Sasa yang sudah kelaparan sambil mulai memakan baksonya.

"Hahaha... Sabar neng, itu udah jadi rejekinya sih babang bakso. Makanya laris manis baksonya." timpal Rika sambil cekikikan, melihat temannya yang sudah mulai sewot karena antri beli bakso lama sekali.

Tiba-tiba ponsel Maya berdering menandakan ada telepon. Dan ternyata si penelepon adalah Reynold. Mungkin karena Maya tadi sudah membaca pesan dari Reynold tetapi tak kunjung membalasnya karena Sasa yang keburu nongol sambil membawa bakso 3 mangkok.

"Eh.. Bentar guys gue angkat telepon dulu ya. Kalian makan aja duluan." ucap Maya sambil beranjak dari duduk ya dan mulai menjauh dari teman-temannya.

"Telepon siapa sih Maya kok sampai menjauh gitu. Kayak ada sesuatu deh. Gue perhatiin juga dari tadi dia kayak gak semangat gitu. Apa ini semua ada hubungannya dengan Andi ya?" komentar Rika yang melihat tingkah Maya tidak seperti biasanya.

"Masa sih? Kenapa kok lo bisa nyangkut pautin ini sama Andi? Kan Maya dan Andi udah lama putus dan mereka juga gak pernah berhubungan lagi selama ini." jawa Sasa dengan nada sewot karena memang selama ini ia berhubungan dengan Andi tanpa sepengetahuan Maya dan Rika. Karena ia takut jika Maya dan Rika tahu, mereka akan berpikiran yang tidak-tidak dan membuat hubungan persahabatan mereka menjadi renggang.

"Ya gue gak tahu juga. Itukan hanya tebakan gue aja. Soalnya nih ya Sa, waktu gue dan Maya mau jemput lo waktu kita mau ke konser waktu itu Maya tuh seperti lihat mobilnya Andi di deket rumah lo. Makanya gue mikir apa Maya hubungin Andi lagi atau mungkin sebaliknya." cerocos Rika tanpa ada filter yang membuat Sasa tiba-tiba menjadi badmood.

Disisi lain Maya yang sudah menjauh dari temannya kini berusaha menata debaran jantungnya. Karena bagaimanapun ini pertama kalinya Reynold menghubungi Maya melalui telepon. Karena biasanya mereka hanya bertukar pesan saja melalui aplikasi hijau.

["Halo..."] sapa Maya saat telepon telah tersambung.

["Halo... Hai adik kecil. Lagi apa neh?"] jawab Reynold setelah teleponnya diangkat oleh Maya.

["Aku lagi di kampus kak. Sebentar lagi mau pulang. Kenapa ya kak?"] balas Maya.

["Gak kenapa-kenapa sih. Hanya tadi aku lihat kamu sudah baca pesanku tapi tidak dibalas-balas. Jadi ya aku telepon aja, takut kamu kenapa-kenapa."] Deg!! Seketika jantung Maya berdebar lebih kencang mengetahui jika Reynold sedang mengkhawatirkannya.

["Ma.. Maaf kak tadi soalnya waktu mau balas ada temanku tiba-tiba datang, akhirnya aku lupa buat balas pesan kakak."] jawab Maya sambil sedikit terbata-bata saat menjawab.

["Ooh... Ya sudah kalau begitu. Oya... Kemarin katanya ada yang mau ditanyakan? Mau tanya apa memangnya adik kecil?"] jawab Reynold lagi.

Ya.. Memang Reynold adalah tipe pria yang baik dan ramah kepada siapa saja tetapi dia juga bisa menjadi lelaki yang kejam saat ia disakiti. Reynold bahkan bisa menjadi lelaki bucin saat sedang jatuh cinta. Buktinya saat ini tanpa ia sadari ia tiba-tina memiliki keinginan untuk menelepon seorang gadis yang baru ia kenal beberapa hari yang lalu.

Hal ini tidak pernah ia lakukan kepada wanita manapun. Karena biasanya wanita yang berusaha mendekati Reynold dengan berbagai cari dari mengirim pesan, meneleponnya, mengirim email dan lainnya bukan Reynold yang menelepon wanita duluan seperti yang sedang ia lakukan kepada Maya saat ini.

Entahlah Reynold tidak berpikiran sampai kesana. Ia hanya mengikuti apa kata hatinya saja.

["Eh... Gak jadi aja kak. Aku juga gak enak untuk bertanya masalah ini ke kakak, karena ini sudah mengarah ke urusan pribadi."] kata Maya yang merasa tidak enak jika harus menanyakan di telepon seperti ini meskipun sebenarnya ia sangat penasaran sekali.

["Gak apa-apa kok, tanya aja... Aku gak akan marah atau menggigitmu."] jawab Reynold sambil sedikit tertawa.

["Apaan sih kak... Emang aku roti pakai digigit segala."] Maya sudah menampilkan muka cemberutnya.

Reynold gemas sendiri mendengar jawaban-jawaban Maya saat mereka berbincang sekarang ini. Ingin rasanya ia mendatangi Maya dan bertanya langsung apa yang ingin diketahui oleh Maya, tetapi hal itu tidak mungkin. Karena Reynold sebentar lagi harus berangkat ke Bandung untuk konser boybandnya seperti yang diadakan di Jakarta beberapa hari yang lalu.

["Nanti setelah konser di Bandung, aku langsung kembali ke Jakarta. Saat itu kita ketemuan ya. Kamu boleh tanya apa aja secara langsung padaku."] jawab Reynold.

["Aku sudah tiba di bandara. Nanti aku hubungi lagi ya adik kecil. Bye.."] jawab Reynold lagi.

["Oke kak... Terima kasih ya kak."] jawab Maya dengan berbunga-bunga. Ia senang sekali sekaligus tidak menyangka jika Reynold akan mengajaknya untuk ketemuan. Itu adalah suatu hal yang tidak pernah berani ia bayangkan. Karena jika jatuh kan sakit sekali itu pasti.

["Terima kasih untuk apa?"] tanya Reynold.

["Terima kasih karena kakak tidak marah dan mau mengajak untuk ketemuan nanti sepulang kakak dari Bandung."] jawab Maya sambil cengar cengir sendiri.

["Hahaha... Oke aku tutup dulu ya adik kecil. See you next time."] jawab Reynold.

["Oke kak see you... Bye."]

Setelah menutup telepon Reynold, Maya kembali kepada teman-temannya.

"Abis telepon siapa sih May? Pakai ngacir segala." ucap Rika sedikit sewot melihat temannya itu seperti ada yang sedang disembunyikan.

"Apa lo sekarang berhubungan lagi sama Andi ya May?" tanya Sasa. Sebenarnya ia tahu jika Maya sudah tidak pernah berhubungan lagi dengan Andi. Hanya saja ia juga penasaran, takut-takut jika Andi berbohong dan hanya mempermainkannya saja.

"Apaan sih kalian. Ini tuh gak ada hubungannya sama si Andi songong itu ya. Iya kali gue mau sama dia setelah apa yang udah dia lakuin ke gue." ucap Maya sinis. Jika diingat-ingat ia merasa kesal kembali dengan Andi.

***

****Flashback on ****

Sekitar satu tahun yang lalu Maya bertemu dengan Andi di kampus tempat Maya menuntut ilmu saat ini.

Saat itu Andi adalah mahasiswa semester akhir yang akan wisuda, sehingga ia jarang nongol ke kampus. Sekalinya ia nongol, tanpa sengaja bertabrakan dengan Maya yang saat itu lari tergesa-gesa karena ia hampir saja terlambat.

"Eits... Sorry.. Sorry.. Gue gak sengaja." Maya membantu Andi memungut buku-buku Andi yang terjatuh di lantai.

"Gak apa-apa kok. Gue juga salah, tadi kurang fokus karena gue lagi main ponsel." jawab Andi santai.

"Cakep juga nih cewek." batin Andi sambil memperhatikan Maya tanpa berkedip.

"Nama lo siapa? Lo semester berapa?" tanya Andi kemudian.

"Nama gue Maya. Gue semester 6." jawab Maya.

"Gue semester 8. Gue lagi persiapan untuk wisuda sebentar lagi. Nama gue Andi. Salam kenal ya..." jawab Andi.

"Oke kak gue duluan ya... Udah telat soalnya. Sekali lagi maaf ya." pamit Maya kepada Andi.

********