Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Tawaran
Malam itu Sean bersaing dengan bayinya untuk mendapatkan perhatian Rubby. Ia terlihat manja dan terus merengek jika miliknya mulai terasa perih.
Mau tidak mau, Rubby harus merawat suaminya sambil mengawasi bayinya. Rubby harus tidur disampingnya Sean sambil membelai dan mengusap wajah Sean. Tidak lupa doa yang selalu ia haturkan untuk suaminya agar tidak terlalu sakit.
Itupun tidak berlangsung lama dan lagi-lagi Sean mendesis kesakitan membuat Rubby makin dibuat bingung.
"Sayang. Sakit. Ini sangat perih," keluh Sean. Dan Rubby harus mengusap paha Sean sambil meniup milik Sean. Tapi itu juga tidak mempan membuat Rubby harus berpikir keras untuk meredakan sakitnya Sean.
"Apakah sangat sakit, hubby?"
"Iya sayang. Aku tidak kuat," rengek Sean. Rubby langsung menyambar bibir Sean dan memagutnya dengan lembut. Betapa kagetnya Sean dengan obat penawar sakit itu yang diberikan Rubby secara spontan.
Walaupun begitu ia begitu senang dan berbunga-bunga. Ia menyambut ciuman itu dengan penuh kenikmatan. Beberapa menit kemudian, Sean tidak merasakan lagi kesakitan pada miliknya karena sudah berganti dengan kenikmatan.
Walaupun begitu ia ingin ciuman itu penuh cinta dan berusaha menekan gairahnya agar miliknya tidak membengkak lagi seperti sebelumnya. Sean mengakui jika kecantikan Rubby mampu membuatnya mabuk kepayang. Tidak seperti kebanyakan wanita yang melayaninya karena ingin mendapatkan perhatiannya.
Ciuman Rubby terasa amatir namun itu yang disukai Sean. Begitulah gadis yang perawannya direnggut paksa tanpa merasakan manisnya cinta untuk belajar bercinta yang harus diawali pernikahan sah.
Nafasnya keduanya mulai terengah karena oksigen dari paru-paru mereka mulai berkurang. Keduanya spontan melepaskan tautan bibir mereka dengan benang saliva yang masih terjalin.
Tatapan cinta keduanya mengunci. Sean mengangkat tangannya membelai wajah cantik Rubby.
"Jangan berkata apapun...! Biarkan aku menatap puas kecantikan mu, cintaku...! Terimakasih sudah datang dalam hidupku. Denganmu aku merasa sedang membuka lembaran baru. Mengenalmu sekaligus mengenal Tuhan kita Allah. Terimakasih...! adanya dirimu telah menjauhkan aku dari nistanya dosa. Tuntun aku sayang, semampu yang kamu bisa agar kita menggapai surganya Allah," ucap Sean membuat cairan mata Rubby memenuhi kelopak mata indahnya.
Sean mengecup lagi bibir lembut itu lalu menempelkan dahi mereka sambil menggesek-gesekkan hidung mancung mereka.
"Aku mencintaimu Rubby. Mencintaimu dan bayi kita. Maafkan aku karena dia tumbuh bukan hasil....-" Rubby menempelkan jari telunjuknya pada bibir Sean sambil menggelengkan kepalanya.
"Dia tumbuh dalam rahimku dengan cintaku. Dia tidak kekurangan apapun. Dia telah mempersatukan kita atas ijin Allah. Jangan sampai baby Oliver mendengar perkataanmu yang menyakitkan hatinya. Kita cukup memulainya dari awal pernikahan penuh cinta. Berjanjilah padaku untuk tidak mengkhianati ku. Jika kamu sampai selingkuh, lebih baik bunuh aku dulu agar aku tidak menghalangi keinginan mu dan tidak merasakan sakitnya dikhianati," ucap Rubby membuat Sean memeluknya.
Jika tidak ingat sakit pada miliknya, ingin rasanya ia memangku istrinya seperti memangku bayinya. Keduanya menangis bersama. Kekuatan cinta mereka yang mempertemukan mereka kembali.
"Aku tidak akan melakukan itu Rubby sekalipun aku adalah pria bajingan. Jika aku sudah mencintai seorang wanita, aku tidak akan menatap wanita lain lagi, insya Allah sampai kita tua bersama. Maafkan aku terlambat menemukanmu hingga aku membuat kekacauan sebelumnya," ucap Sean.
Tidak lama si kecil menangis membuat keduanya terkekeh.
"Sepertinya baby-nya cemburu pada mamanya," ucap Sean.
"Biar aku mengambilnya. Mungkin dia haus," ucap Rubby seraya berjalan menghampiri tempat tidur bayinya untuk memeriksa diapers baby Oliver yang mungkin sudah penuh.
Setelah menggantikan pakaian dan diapers bayinya, kini Rubby membawa bayinya ke tempat tidur. Posisi sang bayi berada ditengah kedua orangtuanya. Rubby tidak segan lagi untuk mengeluarkan satu asetnya yang menjadi sumber makanan bayinya.
Sontak saja Sean menelan salivanya dengan jantung berdebar. Rasanya ia ingin mengikuti bayinya ikut menyesap yang satunya. Namun sedetik kemudian ia pura-pura tidur sambil mengusap pantat bayinya yang tidur miring menghadap dada mamanya.
"Lebih baik cari aman daripada tersiksa sendiri." Rubby tersenyum melihat tingkah suaminya. Ia tahu suaminya tidak kuat menahan hasratnya untuk menggaulinya. Namun khitan itu yang menghalanginya untuk melewati malam pengantin mereka. Tidak lama kemudian ketiganya sudah terlelap tidur.
...----------------...
Perusahaan Rubby saat ini sudah dikuasai oleh tuan Antono dan keluarganya. Posisi jabatan penting di perusahaan itu digantikan oleh anak-anak dan menantunya.
Bahkan istrinya tidak segan untuk meminta mobil mewah dan barang-barang branded lainnya. Dengan senang hati tuan Antono mengabulkan permintaan istrinya karena selama ini mereka hidup dalam ekonomi yang pas-pasan.
Walaupun uang itu dimintanya dari nyonya Valery yang disetujui oleh nyonya Kayla, tetap saja ia tidak merasa puas dengan apa yang ia dapatkan.
"Kalian ini perhitungan sekali. Aku di sini bos kalian. Pemilik perusahaan ini. Kenapa setiap aku minta uang kalian selalu memberikan sesuai yang aku butuhkan," omel tuan Antono.
"Maaf tuan. Kami harus hati-hati memberikan uang pada anda karena kami harus mempertanggung jawabkan semua pengeluaran anda pada nona Rubby nanti," ucap Valery yang sekarang kembali menjabat sebagai asisten pribadinya tuan Antono.
"Aku jamin kalau anak itu sudah mati. Buktinya hampir tiga bulan aku ada di perusahaan ini ia tidak muncul juga. Aku tunggu sebulan lagi. Jika dua tidak muncul maka perusahaan ini akan menjadi milikku seutuhnya," ucap tuan Antono lalu terkekeh sendiri.
Valery hanya menarik nafas berat. Ia berharap ada keajaiban datang pada mereka yang sudah merasa sangat sesak dengan keberadaan tuan Antono dan keluarganya yang memperlakukan mereka dengan semena-mena.
Tidak lama kemudian ada telepon asing masuk ke ponselnya tuan Antono. Siapa lagi kalau bukan Rayan. Tuan Antono menerima panggilan itu lalu melirik Valery untuk meninggalkan ruang kerjanya dengan bahasa isyarat.
Valery beranjak keluar dengan langkah pelan untuk mendengarkan pembicaraan tuan Antono dengan lawan bicaranya.
"Siapa nih?" tanya tuan Antono dengan suara datar.
"Perkenalkan nama saya Rayan, tuan Antono. Saya adalah mantan asisten pribadi mendiang nyonya Ananta," ucap Rayan.
"Iya. Saya kenal sama kamu. Ada hal apa yang ingin kamu sampaikan pada saya? Kalau tidak begitu penting saya akan menutup telponnya," ucap tuan Antono terlihat tidak tertarik bicara dengan Rayan.
"Tunggu tuan. Mungkin tuan sangat membutuhkan saya saat ini karena saya tahu tuan saat ini mengambil alih perusahaan milik nona Rubby," ucap Rayan.
..."Saya tidak butuh." ...
"Apakah tuan juga tidak butuh untuk melihat beberapa dokumen penting perusahaan dan uang tunai serta emas batangan yang ada di berangkas perusahaan nyonya Valery? Saya tahu nomor sandinya kalau tuan mau memperkerjakan saya sebagai asisten pribadinya tuan. Bagaimana?" tanya Rayan untuk memancing tuan Antono agar bisa merekrutnya lagi untuk masuk perusahaan itu.
Sementara itu, tuan Antono nampak berpikir atas tawaran yang menggiurkan dari Rayan. Tapi ia agak ragu menerima pemuda itu. Tapi ia juga ingin mengusai berangkas dan black card milik nyonya Ananta yang ia ambil dari Valery walaupun Valery sendiri tidak tahu pasword sandi black card miliknya nona Ananta.
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby