Mommy Untuk Baby Arsha

"Argh... brengsek,"Arlan melempar berkas yang ia bawa ke lantai hingga berserakan.

"Bagaimana bisa dia memenangkan tender ini?,bahkan dari awal dia mengatakan tidak tertarik," ujar Arlan menyugar rambutnya ke belakang.Ia sudah habis-habisan untuk meraih tender ini tapi Kakaknya keluar sebagai pemenang tender.

"Maaf Tuan...kita kecolongan untuk ini.Sepertinya Tuan Dion sengaja melakukan ini,"jawab sekretaris Arlan.

"Arlan...apa apaan ini kenapa tiba-tiba saham kita anjlok seperti ini?," Dirga Dirgantara memasuki ruangan anak bungsunya itu dengan tatapan lembut kekecewaan.

"Ini semua karena ulah anak kesayangan Papa itu.Gara-gara dia aku kehilangan tender besar ini Pa,"jawab Arlan dengan penuh emosi.

"Jangan menyalahkan orang lain atas kegagalanmu Arlan,"ujar Dirga menatap nyalang putra bungsunya itu.

"Anak perusahaan ini mengalami pailit gara gara kamu Arlan.Baru anak perusahaan kamu sudah gagal bagaimana nantinya jika kamu memimpin perusahaan pusat,"sambung Dirga dengan muka merah pada menahan amarahnya.

"Pa... andai Dion tidak ikut dalam hal ini aku pastikan tender itu menjadi milik kita.Anak kesayangan Papa itu mengacaukan semua yang aku bangun,"jawab Arlan penuh emosi.

"Sekarang jelas bukan perbedaanmu dengan Dion.Bahkan Dion memiliki perusahaan sendiri sedangkan kamu anak perusahaan saja kamu tidak bisa mengelolanya,"ujar Dirga.

"Pa... stop membandingkan aku dengan pecundang itu.Aku begini juga gara-gara kalian yang tidak pernah menghargai usahaku,"teriak Arlan.

"Arlan... pelankan suaramu!",ujar Dirga dengan penuh penekanan.

"Apa Pa?. Sekarang Papa akan memecatku kan?. Silahkan Pa!,"tantang Arlan.

"Dasar anak kurang ajar kamu Arlan.Kurang apa kami selama ini sama kamu hah?. Semuanya kami berikan tapi ini balasanmu?,"jawab Dirga.

"Papa tidak mau tau Arlan kamu harus mengembalikan perusahaan ini seperti sedia kala,"ujar Dirga lalu pergi begitu saja dari ruangan anaknya

"Argh..... brengsek kau Dion,"umpat Arlan membanting pena yang ia pegang.

***

Dion tersenyum puas mendengar laporan Yudi tentang perusahaaan yang di kelola Arlan.Ini yang ia inginkan yaitu melihat adiknya itu jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Ini baru permukaan Arlan,"ujar Dion tertawa jahat.

Yudi menggeleng pelan.Jujur ia prihatin melihat kondisi perusahaan Arlan yang hampir tumbang itu.Tapi pengkhianatan yang dilakukan Arlan memang tidak bisa di maafkan.Yudi keluar dari ruangan Dion meninggalkan pria itu yang tengah menikmati kemenangannya.

Sementara itu Dion tersenyum miring.Pria itu melempar foto pernikahannya dengan Via ke dinding hingga jatuh berserakan.

"Dasar jalang tidak tau diri.Aku membencimu Via,"ujar Dion dengan rahang mengetat.Bahkan kedua mata pria itu terlihat memerah karena menahan emosinya.

Sakit tidak berdarah itu yang ia rasakan saat ini.Di khianati cukup lama dan dia merasa pria paling bodoh yang tidak mencium perselingkuhan yang di lakukan Via dengan Arlan.

Justru Nisa istri mudanya mengetahui perselingkuhan istrinya.Ia benar benar seperti pria bodoh saat ini.Andai Via masih ada sudah di pastikan wanita itu menerima amarahnya.Dan ia yakin Nisa pasti menertawakan kebodohannya selama ini yang tidak tau apa yang dilakukan Via selama ini.

Dion mengeluarkan semua barang-barang peninggalan Via yang ia simpan di kantornya ini.Termasuk beberapa pakaian Via yang ada di lemari lalu membuangnya.Ia tidak ingin lagi menyimpan barang barang wanita yang sudah menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya.

Selama ini ia berusaha mencintai Via meski diawal pernikahan ia tidak mencintai wanita itu.Tapi ini balasan yang ia didapatkan?.Wanita itu menjalin hubungan dengan saudaranya sendiri.Saudara yang menjadi saingannya selama ini.Ia yakin selama ini Arlan sudah menepuk dada karena bisa menikmati wanitanya.

Dion mengendurkan dasinya.Ia merasa di pecundangi oleh adik dan juga almarhumah sang istri.Dion melangkah meninggalkan ruangannya dan meminta Yudi untuk membuang barang barang yang sudah ia masukan kedalam tong sampah.

Dion melajukan mobilnya untuk pulang ke Mansion.Ia ingin menanyakan kebenaran yang diketahui Nisa tentang perselingkuhan sang istri.Ia ingin tau apa yang terjadi sebenarnya.Kenapa sang istri tega mengkhianatinya.

Sesampainya di Mansion,Dion mendapati Nisa sedang bermain dengan Arsha.Pria itu menetralkan emosinya saat melihat Arsha yang mengingatkannya dengan pengkhianatan yang dilakukan sang istri.

Dion mengurungkan niatnya untuk menemui Nisa,ia melangkah menuju kamarnya di lantai atas untuk beristirahat.Ia tidak ingin emosinya yang saat ini tidak stabil menyakiti salah satunya.

Nisa yang sedang bermain dengan Arsha di kejutkan dengan kedatangan Emily yang menghampirinya."Nyonya...anda dimintai Tuan untuk menemuinya diruang kerjanya,"ujar Emily.

"Mas Dion pulang?,"tanya Nisa mengerutkan keningnya.

"Iya Nyonya,"jawab Emily.

"Aku titip Arsha sebentar ya Mily,"ujar Nisa memberikan Arsha pada Emily.

Nisa melangkah menuju ruang kerjanya Dion yang ada di lantai dua hunian mewah ini.Entah apa lagi yang ingin di bicarakan pria itu padanya.

Tok tok tok

"Masuk!,"seru Dion dari dalam.

Ceklek

Nisa memasuki ruangan itu dan melihat Dion yang berdiri membelakanginya dengan kedua tangannya berada didalam saku celananya.

"Ada apa Mas?,"tanya Nisa lirih.Entah kenapa ia merasa Dion sedang tidak baik-baik saja.

"Sejak kapan kamu mengetahui perselingkuhan Via dan Arlan?,"tanya Dion membalikan badannya menatap Nisa yang tampak terkejut dengan pertanyaanya.

Nisa terdiam mendengar pertanyaan dari suaminya itu."Mas Dion sudah tau perselingkuhan Kak Via dan itu artinya Mas Dion juga sudah tau kalau Arsha bukan anaknya,"batin Nisa meremas kedua tangannya.

"Jawab Nisa!,"ujar Dion membuat gadis itu tersentak kaget.

"Mas...a-aku--ti-dak tau,"geleng Nisa.

"Shitt...,"umpat Dion.

"Katakan atau aku akan membawa pergi Arsha jauh dari kamu,"ancam Dion dengan tatapan tajam.

"Jangan...,"jawab Nisa diikuti gelengan.

"Kalau begitu katakan sekarang!,"ujar Dion.

"Tapi aku takut Mas Ar--

"Kamu aman disini bersamaku,"ujar Dion.

Nisa menghembuskan nafas panjang lalu mulai menceritakan semuanya pada Dion tanpa ada yang kurang satu pun.Sesekali Nisa menghela nafas berat lalu kembali melanjutkan ceritanya.

"Aku mohon jangan menyakiti Arsha.Dia tidak tau apa-apa,"ujar Nisa memohon pada Dion.

"Arsha keponakanku juga dan aku tidak akan menyakitinya,"jawab Dion dengan tatapan dinginnya.

Ia memang kecewa dengan Arlan dan Via tapi untuk menyakiti Arsha ia tidak akan setega itu.Bayi itu tidak tau apa apa yang dilakukan kedua orangtuanya.Ia akan berusaha untuk menerima Arsha karena sedari awal bayi itu sudah mencuri hatinya.

"Dan kita akan tinggal di sini selamanya,"ujar Dion.

Nisa hanya mengangguk pelan.Ia tidak punya pilihan saat ini kecuali menurut pada Dion karena untuk kembali ke Indonesia ia yakin Arlan akan menghabisinya."Baiklah,"angguk Nisa pelan karena hanya ini satu-satunya jalan terbaik saat ini untuk menghindari amukan Arlan.

...****************...