NovelToon NovelToon
Cinta di Badai Musim Semi

Cinta di Badai Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dwi-chan

Amira Nimra, seorang gadis yang mengidap DID atau biasa disebut dengan penyakit kepribadian ganda. Begitu banyak liku-liku yang ia jalani, di jauhi oleh orang-orang karena di anggap aneh, lalu musuh kakak-nya yang terus mengincar dirinya.

Namun, seseorang datang kepadanya. Memberikan uluran tangan untuknya, memberikan semangat, dan mengisi rasa kesepiannya setiap saat.

"Jangan bodoh, mati tidak akan menyelesaikan semuanya!" ~

***

"Amira, kau bisa mengandalkan aku kapan pun kau mau."


Don't Copy My Story
Warning Typo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Pertama

"Arghh.. " erang Setia, pemuda itu memegang tangan Amira dengan sekuat tenaga. Amira terkejut saat mendapati Setia yang menghentikan niatnya.

"Dasar gadis bodoh!" kata Setia kepada Amira. Amira yang mendengar hal itu menunduk, Ia menatap ke arah bawah dan mendapati dirinya di ketinggian sekitar 20 meter.

"Le-lepas," sentak Amira kuat. Gadis itu terisak, kedua tangannya memegang tangan Setia dan memaksa pemuda itu untuk melepaskannya.

"Jangan bodoh, mati tidak akan menyelesaikan semuanya!" bentak Setia keras, pemuda itu menarik paksa tangan Amira.

Amira berhenti memberontak, gadis itu menatap Setia lama, "Untuk apa aku hidup? Kalian semua membenciku, kalian selalu meng-"

"-Tapi aku tidak!" sela Setia dengan cepat. Amira menatap pemuda itu.

"Aku tidak membencimu, bukankah itu cukup? Teman-temanku tidak membencimu, jika kau berpikir semua orang membencimu, kau salah! Masih banyak orang-orang yang begitu perduli padamu," ujar Setia membuat Amira kian meneteskan air matanya. Gadis itu langsung teringat dengan Kakaknya yang berjuang keras untuk menyembuhkan dirinya.

Setia menatap gadis itu, "Cepatlah, atau kita berdua akan mati."

Amira dengan perlahan memegang pagar pembatas, lalu ia pun turut menarik dirinya sendiri ke atas dibantu oleh Setia.

Brak

"Ugh," ringis Setia terjatuh setelah berhasil menarik Amira. Gadis itu kini berada di atasnya.

"Maaf," lirih Amira merasa bersalah. Setia menghela napas lega, tanpa sadar pemuda itu menarik Amira ke dalam pelukannya.

Amira yang diperlakukan seperti itu seketika gugup, gadis itu menjauhkan dirinya dari Setia dan beranjak. Gadis itu menatap Setia dengan wajah memerah, "A-aku... Aku berhutang budi padamu. Te-terima kasih."

Setelah mengatakan hal itu, Amira pergi meninggalkan Setia yang masih setia di posisinya. Setia membaringkan tubuhnya di lantai dan memandang awan-awan di langit, napasnya masih terengah-engah.

"Kenapa aku melakukannya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Setia kembali duduk, tidak sengaja Onyx pemuda itu menangkap sesuatu di pinggir pagar pembatas.

Setia mengambilnya dan menatapnya dengan seksama, lalu raut wajah pemuda itu terkejut, "Ini kan.."

...****************...

Amira memegang tangannya yang masih terasa sakit karena tergantung di atas ketinggian dengan waktu yang cukup lama. Ia memasuki kelasnya dan beruntung karena Guru-nya belum masuk ke kelasnya. Gadis itu mendudukan dirinya pada bangku dan tidak memperdulikan banyaknya pasang mata yang memperhatikannya.

Andra yang tepat di depannya berbalik menatap Amira, pemuda itu tersenyum lebar dan berkata, "Maaf untuk perkataanku pagi tadi, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu."

Amira menggelengkan kepalanya, "Tidak masalah, aku tidak memikirkannya sama sekali."

Mendengar jawaban Andra membuat Amira senang, pemuda itu mengulurkan tangannya, "Amira, aku tulus ingin berteman denganmu."

Amira menatap uluran tangan Andra, cukup lama gadis itu berpikir dan akhirnya ia pun membalas uluran tangan Andra. Amira tersenyum tipis kepada pemuda itu, "Senang berteman denganmu Andra."

Andra mengangguk, "Senang bisa menjadi teman pertamamu Amira."

Interaksi keduanya di perhatikan oleh seseorang dari kejauhan. Setia-pemuda itu menatap keduanya dari depan pintu kelas Andra. Benar, Setia dan Andra berada di kelas yang berbeda. Setia berada di kelas 12.1 sedangkan Andra berada di kelas 12.2 bersama Amira.

Melihat Amira yang mulai berteman dengan Andra membuat Setia merasa aneh. Pemuda itu memasukkan tangannya pada saku celananya dan pergi dari sana.

~Keesokan Harinya~

"Kau ingin ikut ke kantin?" Amira terkejut dengan ajakan Andra yang begitu tiba-tiba. Gadis itu berdehem perlahan, "Bukankah kau mempunyai banyak teman dari kelas lain?"

Andra mengangguk, "Ya, justru itulah kenapa aku mengajakmu. Mereka semua ingin bertemu denganmu."

Amira menunjuk dirinya sendiri dengan bingung, "Be-bertemu denganku?"

"Kenapa terkejut? Ayolah, aku akan mentraktirmu," mohon Andra pada gadis itu. Amira nampak berpikir sejenak, rasanya ingin menolak, tapi Ia merasa tidak enak, lalu gadis itu menganggukkan kepalanya setuju, "Baiklah.. Kau tidak perlu mentraktirku."

"Terserah Kau saja," ujar Andra pasrah, ia tidak ingin memaksa gadis itu lebih jauh lagi.

Keduanya berjalan ber-iringan ke arah kantin. Melihat pemandangan yang begitu langka membuat para siswa yang melihat keduanya mulai berbisik dan memberikan spekulasi yang aneh. Amira sedikit merasa tidak enak, Ia takut Andra akan terkena masalah dan dijauhi karenanya. Amira sedikit memberi jarak dari Andra hingga pemuda itu menyadarinya, pemuda itu mengenggam tangan Amira agar gadis itu tidak menjaga jarak darinya.

Amira terkejut, Andra menarik gadis itu kembali ke sampingnya, "Jika seumur hidupmu diatur karena ucapan orang-orang, kau tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan."

Mendengar ucapan Andra membuat Amira terdiam. Gadis itu lalu teringat dengan ucapan Setia saat menghentikan dirinya untuk melakukan Bunuh Diri.

"Andra!" sapa Gita dari kejauhan, gadis itu melambaikan tangannya pada Andra.

Andra membalas lambaiannya dengan girang, "Maaf kami terlambat."

Amira tidak sengaja menatap Setia yang tengah fokus memakan makanannya. Gadis itu memalingkan wajahnya, entah kenapa ia merasa sedikit tidak enak. Andra yang melihat Amira terlihat ragu pun mencoba mencairkan rasa keraguan.

"Amira, duduklah," ajak Andra, Amira menggangguk pelan dan mendudukan dirinya tepat di hadapan Setia.

Ketujuh pemuda itu tenggelam dalam keheningan, Mika yang tidak tahan dengan itu pun membuka suara, "Amira, perkenalkan namaku Mika Sanjaya, dari kelas 12.1, lalu yang di hadapanmu itu namanya Setia Renandra, kami satu kelas. Di samping Setia sebelah kanan bernama Ryan Saputra, kelas 12.3 dan di samping Andra sebelah kiri bernama Nina, kelas 12.1 dan yang menyapa Andra tadi Gita Iskandar, kelas 12.3."

Amira mengerjapkan matanya berulang, gadis itu meneguk ludahnya gugup dan menatap satu persatu teman Andra yang nampak menatap dirinya dengan rasa penasaran.

"Amira Nimra, kelas 12.2. Senang berkenalan dengan kalian semua," balas Amira memperkenalkan dirinya. Mika tersenyum senang, "Kau menyukai shopping? Atau kuliner? Apa yang kau sukai?"

"Hei hei, Mika.. Jangan membuatnya takut karena tingkahmu," ujar Ryan membuat Mika mendelik tidak senang. Nina menatap Amira dan tersenyum, "Amira, kami tidak bermaksud untuk menganggumu. Maaf jika kau merasa tidak nyaman dengan ini semua."

Amira menggelengkan kepalanya, "Tidak, seharusnya aku yang meminta Maaf. Aku merasa tidak pantas saat berkumpul bersama kalian, aku takut kalian akan... "

Gadis itu merasa kelu saat ingin melanjutkan ucapannya, dan hal itu membuat ke-enamnya menatapnya dengan lama. Amira menundukkan kepalanya, di bawah meja tangan gadis itu terkepal erat. Amira mendongak dan menatap ke-enam pemuda pemudi itu.

"Aku bukanlah orang yang baik. Lebih baik aku di jauhi semua orang daripada membuat orang lain terluka karena keberadaanku, " mendengar perkataan gadis itu membuat Setia menatap Amira dengan lama.

"Jika kau berpikir seperti itu seumur hidupmu, Kau tidak akan pernah bisa bahagia," ucapan Setia membuat Amira terdiam. Gadis itu menipiskan bibirnya dan menatap Setia, "Lebih baik seperti itu daripada orang lain menderita karenaku."

Bersambung...

1
Gabriel
kurang
Dwi-chan: makasih kak masukannya/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!