Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCARI INFO
Gina, wanita itu sangat bersemangat sekali saat ini. Dia sedang mengemudikan mobilnya menuju sebuah cafe. Satu jam yang lalu, Haikal meneleponnya mengajaknya untuk bertemu disana. Gina sudah bisa menebak apa yang akan dibahas oleh Haikal. Rasanya tak sabar sekali dia menjemput berita bahagia itu.
Senyum Gina merekah tatkala melihat Haikal sudah ada didalam, menunggunya.
"Hai Kal, nunggu lama ya, maaf." Gina menarik kursi lalu duduk dihadapannya Haikal.
"It's ok."
Haikal menyuruh Gina memesan makanan, sedangkan dia sendiri hanya minum. Haikal tak ada selera makan sama sekali saat ini. Jangankan makan, bernafas saja rasanya sulit. Masalah yang sedang dia hadapi sungguhlah rumit. Pernikahan yang sudah ada didepan mata, berada diujung tanduk saat ini.
"Btw, kamu ngajak aku ketemu, mau ngomongin apa sih?"
Haikal menghela nafas berat. Gina tersenyum dalam hati melihat raut keruh diwajah Haikal. Sepertinya, tebakannya benar.
"Apa benar setelah reuni di hotel angkasa, kamu dan Rere menginap disana?"
Gina seketika mengangguk cepat.
"Bukan hanya aku dan Rere, tapi hampir semua yang berasal dari luar kota, menginap disana. Emang kenapa?"
Haikal tampak ragu untuk mengatakannya, tapi ini penting. Dia harus mencari tahu kebenarannya.
"Apa benar jika malam itu, Rere diperkosa?"
"Diperkosa?" Pekik Gina yang pura pura kaget. Dia cepat cepat menutup mulutnya karena beberapa orang langsung menatapnya akibat suaranya yang cukup lantang tadi.
"Rere hamil Gin, dia bilang jika malam itu, dia diperkosa dihotel."
"Hamil?" Lagi lagi, Gina berpura pura dengan memasang wajah tak percaya. Padahal dalam hari, dia bersorak riang karena rencananya berjalan lancar meski agak terlambat dari waktu yang dia perkirakan. Tak mungkin Haikal mau menikahi wanita yang hamil dari pria lain. Gina hanya perlu menambah sedikit bumbu agar tujuannya tercapai.
Haikal menunduk, terlihat sekali jika pria itu sangat terpukul.
"Hari itu dia juga bilang sama aku, kalau katanya seperti habis diperkosa. Tapi aku gak percaya sama sekali."
"Maksudmu?" Haikal mengernyitkan kening.
"Tidak mungkin ada yang bisa masuk kedalam kamar hotel yang terkunci. Selain itu, satu jam setelah Rere masuk, aku dan Febbi menyusul masuk. Tak ada keganjilan apapun. Semuanya terlihat baik baik Kal. Tidak mungkin orang yang habis diperkosa tidur dengan nyenyak. Bahkan sprei dan pakaiannyapun dalam keadaan baik baik saja."
Haikal membenarkan kata kata Gina dalam hati. Ini juga yang mengganjal dihatinya.
"Cerita Rere sangat tidak masuk akal. Apa kau yakin jika Rere diperkosa?"
Melihat Haikal yang hanya diam saja, Gina makin yakin, jika Haikal juga meragukan cerita Rere. Inilah saatnya dia mempengaruhi Haikal.
"Bukannya aku tak membela Rere atau tak bersimpati. Tapi mungkin saja, dia mengarang cerita itu agar kau tidak membatalkan pernikahan kalian. Bisa jadi pria yang menghamilinya tak mau tanggung jawab, makanya dia ingin menjebakmu dengan menjadikanmu ayah anak itu."
Haikal mengepalkan tangannya. Melihat itu, Gina makin semangat mengompori.
"Licik juga si Rere. Hamil anak orang, tapi mau menikah denganmu." Gina menghembuskan nafas kasar. Dia terus merangkai kata untuk mencuci otak Haikal dan menyudutkan Rere.
"Kalau saja kau tak tahu dari awal seperti ini, bisa bisa setelah menikah, kau akan menganggap anak itu buah cinta kalian. Rere benar benar pintar mengatur siasat. Ternyata dibalik wajahnya yang polos, dia sangat licik. Bahkan telah tega bermain curang dibelakangmu."
Haikal tak tahan lagi mendengarnya kata demi kata yang keluar dari bibir Gina. Dia berdiri, meletakkan uang diatas meja lalu pergi begitu saja.
Gina bersorak dalam hati. Dia hanya tinggal duduk santai dan menunggu pengumuman jika pernikahan Rere dan Haikal batal.
.
.
.
"Arrghhh."
Brak brak brak
Haikal mengamuk di kamarnya. Dia menendang ranjang, almari, serta melempar bantal guling kesegala arah.
Bugh bugh.
Beberapa kali Haikal memukul dinding hingga punggung tangannya terluka dan mengeluarkan darah.
Setelah melampiaskan kekesalannya, dia mengambil foto preweddingnya dengan Rere diatas nakas. Terduduk dilantai sambil menangis dan menatap foto tersebut.
"Kenapa kamu tega melakukan ini padaku Re, kenapa? Apa salahku Re? Aku sangat mencintaimu." Haikal menyentuh wajah Rere difoto itu. Teringat betapa bahagianya mereka saat melakukan sesi foto prewedding kala itu.
Pyarr
Haikal melemparkan foto tersebut hingga menghantam dinding dan figuranya pecah.
Mendengar suara keributan dari kamar Haikal, Bu Risa tergopoh gopoh mendatanginya. Bu Risa menutup mulutnya dengan telapak tangan melihat kondisi kamar Haikal yang berantakan. Dan yang lebih dia cemaskan, tentu Haikal yang telihat hancur, duduk dilantai sambil menangis dan terlihat darah yang keluar dari punggung tangannya.
Romeo yang kamarnya berada disebelah Haikal, juga ikut mendengar keributan itu. Dia keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Haikal, ada apa nak?" Bu Risa menghampiri Haikal dengan perasaan cemas. Duduk disebelahnya dan langsung memeluk putranya itu.
"Ada apa Nak, katakan pada ibu. Kenapa kamu mengamuk seperti ini?"
Romeo tak masuk, dia hanya memperhatikan dari depan pintu yang terbuka.
"Rere Bu, Rere."
"Ada apa dengan Rere?" Bu Risa mengangkat kepala Haikal yang bersandar didadanya lalu menatapnya. Dia cemas, takut terjadi sesuatu yang buruk pada calon mantunya.
"Rere hamil Bu."
Plug
Ponsel yang dipegang Romeo seketika terjatuh mendengar kabar itu.
Aku sangat berharap, kau akan hamil.
Romeo teringat kata kata yang pernah dia ucapkan setelah menodai Rere waktu itu.
Lututnya seketika terasa lemas. Dia sampai berpegangan pada tembok agar mampu berdiri.
"Hamil?" Bu Risa kembali memastikan.
Haikal menganguk. "Tapi bukan anak Haikal."
Deg
Bu Risa langsung menutup mulutnya yang menganga.
"Haikal harus bagaimana Bu? Apa yang harus Haikal lakukan? Apa Haikal harus membatalkan pernikahan ini?"
Bu Risa ikut menangis. Dia paham apa yang sedang dirasakan putranya.
"Aku sangat mencintai Rere Bu, sangat. Tapi kenapa dia tega mengkhianatiku. Dia tega berselingkuh dibelakangku hingga hamil." Haikal menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak. Selama ini, hubungannya berjalan sangat baik dengan Rere, sekalipun, mereka tak pernah bertengkar karena orang ketiga. Rasanya Haikal tak percaya Rere bisa melakukan ini. Dan bisa bisanya, dia sama sekali tak sadar jika Rere telah berselingkuh.
"Semua keputusan ada ditanganmu Nak. Kamu yang akan menjalaninya, bukan ibu. Hanya saja, ibu ingin mengingatkan. Saat kamu bersedia menikahi Rere, itu artinya kamu juga harus bersedia menerima anak itu."
Haikal memejamkan matanya. Mana mungkin dia bisa menerima anak hasil perselingkuhan Rere. Jangankan menerimanya, melihatnya saja, belum tentu dia sanggup.
mboke dikit2 blg titip suamiku
bhkn lbh menjgkelkan lagi mboke titip2 suamiku ke aku. geleng2 aku... 😂😂😂😂dmn2 tuh pihak perempuan titip ke pihak laki2... ini kebalik