Oh My Boss

"Pagi.." Shaka menyapa Aiko yang baru saja bangun. Ia keluar dari kamar dan melihat Shaka yang sedang duduk di sofa. Ada beberapa makanan dan paperbag di atas meja.

"Sarapan dulu! Terus siap-siap. Aku udah siapin pakaian buat kamu." kata Shaka lagi.

Aiko tak menyangka jika Shaka beneran membelikannya pakaian untuk kerja. Ia melihat pakaian yang Shaka beli. Ternyata model dan warnanya Aiko sangat suka. Senyuman mengembang di wajah cantiknya.

"Ada make up dan parfume juga. Aku tahu kamu harus selalu wangi." imbuh Shaka yang semakin membuat Aiko tersenyum bahagia. Apalagi make up tersebut juga brand yang sering ia pakai.

"Makasih ya pak.." kata Aiko dengan bahagia.

"Suatu kebanggaan bisa senengin istri.." ucap Shaka membuat Aiko tersipu malu.

Mereka kemudian menikmati hidangan yang sudah tersedia di atas meja. Aiko mulai kembali seperti biasa. Ia menjadi lebih cerewet.

"Terus gimana menurut kamu?" tanya Shaka.

"Gimana apanya?" Aiko tak tahu maksud perkataan Shaka.

"Mengenai rencanaku. Aku ingin beli apartemen untuk kita tinggal berdua."

"Em... Aku... Aku nggak tahu pak. Kenapa kita harus tinggal bareng?"

"Karena kita kan suami istri.." jawaban itu yang selalu Shaka katakan. Padahal kata-kata suami istri itu kan yang dokter katakan. Karena dokter juga tidak tahu mengenai hubungan mereka.

"Aku selesai makan. Aku mau mandi." seketika Aiko berdiri. Ia bergegas menuju kamar mandi. Aiko selalu tak bisa menjawab jika Shaka membahas mengenai suami istri.

....

Di kantor staff dan resepsionis sedang heboh mengenai Aiko yang menginap di kamar bos. Mereka membicarakan Aiko dengan menjelek-jelekannya. "Beneran aku lihat sendiri bos bawa Aiko dan nggak balik dari semalam." kata salah satu resepsionis yang berjaga semalam.

Ia dan beberapa karyawan staff sedang bikin kopi sebelum ia pulang untuk ganti shif. "Hebat bener Aiko, dia bisa deketin bos. Jadi gosip di tempat kerja dia dulu bener dong?" yang lain menanggapi.

"Iyaa aku denger dia godain bos tempat ia kerja, makanya dia dipecat."

"Ehem..." Fahri muncul dan membubarkan beberapa wanita yang sedang bergosip itu.

"Pagi pak.." sapa mereka kemudian mereka pergi satu per satu.

Di resepsionis.

Salah satu resepsionis teman jaga Nayla yang bernama Santi bertanya kepada Nayla. "Nay, temen kamu hebat ya? Dia pasti sangat berpengalaman." kata Santi dengan wajah menyindir.

Nayla yang tak paham maksud dari perkataan Santi hanya memicingkan matanya. "Kamu tahu nggak, semalam dia nginep di kamar bos. Pantesan dia bisa langsung jadi assisten pribadi bos. Pasti dia godain si bos, dia kan sering seperti itu. Di perusahaan lamanya dia juga godain bos, tapi bos menolak makanya dia dipecat."

Brakkk.

"Kamu kalau ngomong hati-hati ya!" Nayla marah mendengar Santi menjelekan sahabatnya.

"Itu fakta ya.. Rosa lihat semalam bos bawa Aiko kesini, tapi sampai pagi dia nggak balik." kata Santi lagi yang membuat Nayla semakin naik pitam.

Ia yang kalap mulai mendorong dan menjambak rambut Santi. Dan perkelahian pun tak dapat di hindari. Bahkan beberapa tamu melihat adegan itu. "Stop!" Fahri datang memisahkan keduanya.

Ia bahkan membungkuk sebagai permintaan maaf kepada tamu yang menyaksikan adegan tersebut. "Kalian stop!" Fahri harus berteriak untuk menghentikan mereka berdua.

Baik Nayla dan Santi, penampilan mereka acak-acakan. Fahri memarahi mereka berdua karena melakukan hal tidak pantas apalagi di depan para tamu. "Apa yang kalian lakukan itu sudah sangat keterlaluan! Kalian mencoreng reputasi hotel ini." kata Fahri dengan murka.

"Apa yang membuat kalian bertengkar? Bukankah kalian satu tim? Harusnya bisa saling membantu bukan bertengkar seperti ini." Fahri benar-benar tidak bisa menahan amarahnya.

"Dia yang duluan jambak aku pak." Santi mengadu.

"Baru aku jambak, belum aku ilangin tuh kepala." sahut Nayla tak kalah emosi. Ia tahu semalam Aiko nginep di kamar Shaka karena Aiko juga pamit. Tapi yang membuat Nayla marah karena Aiko dituduh godain bos lamanya sampai ia dipecat. Padahal kenyataannya Aiko keluar dari pekerjaan lamanya karena ia tidak mau dijadikan simpanan oleh bos terdahulunya.

"Kenapa kamu jambak Santi?" tanya Fahri. Ia menatap Nayla dengan tajam.

"Tanya aja dia!" Nayla semakin emosi karena Fahri seperti memarahinya. Jawabannya itu membuat Fahri menghela nafas.

Ia gantian menatap Santi. Dan Santi hanya menundukan kepalanya. Membuat Fahri semakin bingung. Tak lama Shaka muncul karena mendapat laporan dari karyawannya yang lain. "Ini ada apa?" tanya Shaka.

Sementara Aiko berlari mendekati Nayla dan membantu Nayla merapikan baju dan rambutnya. "Kenapa?" tanya Aiko pelan. Nayla yang masih kesal terus menatap Santi dengan tajam.

"Coba jelaskan! Aku nggak peduli dengan masalah kalian, tapi jangan pernah bikin masalah di hotel aku!" ucap Shaka yang mulai kesal. Ia bahkan menatap tajam Santi dan Nayla yang telah membuat kegaduhan.

Seketika Nayla dan Santi menundukan kepalanya. "Siapa yang mau jelasin?" Shaka mulai tak sabar.

"Dia hina Aiko pak." sahut Nayla dengan cepat.

Tentu saja perkataan Nayla itu membuat Aiko dan Shaka membulatkan matanya. Aiko langsung menatap Santi dengan tajam. "Kenapa? Aku ada salah sama kamu?" tanya Aiko masih menahan amarahnya.

"Kenapa dengan Aiko?" tanya Shaka juga.

"Jawab tuh! Jangan beraninya cuma di belakang doang!" seru Nayla mulai kesal lagi. Namun dengan cepat Fahri menyentuh tangannya. Bermaksud menghentikan Nayla agar tidak membuat gaduh atau memperburuk suasana.

"Aku kan cuma ngomong apa adanya.." seru Santi membela diri.

"Coba katakan apa yang aku lakukan!" ucap Aiko penasaran.

"Kamu semalam nginep di kamar pak bos kan? Dan kamu dulu dipecat karena merayu bos lama kamu kan? Semua juga udah tahu kalik kalau kamu tuh cewek yang suka godain orang kaya." jawab Santi tersenyum sinis.

Shaka yang justru terprovokasi. Ia hampir meledak. Namun dengan cepat Aiko menahannya. "Iya aku emang nginep di kamar pak bos. Emang kenapa? Kamu pasti kepengen juga kan?" Aiko menanggapi semua itu dengan santai.

"Kamu punya bukti aku dipecat dari pekerjaan lamaku?" tanyanya lagi.

"Lagipula siapa sih yang nggak tertarik dengan pria kaya? Kalau aku godain pak Shaka terus kenapa?" tiba-tiba Aiko memeluk Shaka di depan teman-teman kerjanya yang menyaksikan keributan itu.

"Bapak tergoda nggak sama aku?" Aiko mendongakan kepalanya. Ia menatap Shaka yang masih bingung dengan sikap Aiko.

Shaka tersenyum sembari mengelus rambut belakang Aiko. "Sudah lama aku tergoda sama kamu. Sejak kita masih SMA dulu." jawab Shaka yang membuat semuanya terkejut.

"Haaaa? Jadi mereka udah kenal sejak jaman sekolah?" gumam mereka.

Sementara Nayla hanya tersenyum kecil melihat situasi tersebut. Dia juga sudah menebak sejak awal jika bos-nya pasti menyukai Aiko. Dia bisa melihatnya dengan jelas, bagaimana Shaka menatap Aiko, perhatian terhadap Aiko.