Sistem KU

Setelah reuni yang mengejutkan antara mereka berdua, yang benar-benar di luar dugaan akan bertemu di waktu dan tempat seperti itu, Alex mengajak Angel keluar untuk menghindari empat orang mabuk yang terkapar. Walaupun mereka hanya diam saat pertama kali bertemu dan syok melihat satu sama lain.

Di luar bar, di gang sempit, Alex merokok sembari menyandarkan tubuhnya ke tembok, dengan cahaya bulan yang menerangi wajahnya.

"Jadi, bagaimana kabarmu?" Alex bertanya dengan nada datar.

Angel yang menyandarkan tubuhnya di tembok di samping Alex hanya menundukkan kepalanya sedari tadi, sepertinya malu akan kondisinya saat ini, yang masih tidak diketahui oleh Alex.

"Ba... baik, Lex... emm bagaimana kabarmu?" tanyanya canggung dengan kepala tetap menunduk.

Alex merasakan ada perasaan aneh dan suasana yang berbeda saat dekat dengan Angel. Dia sangat tahu seperti apa wanita ini di masa lalu—seseorang dengan karisma dan kepercayaan diri yang tak tertandingi. Namun, saat ini, Angel tampak seperti orang yang berbeda.

"Baik... fuhhh... ada apa dengan sikapmu itu? Bukankah Angel yang ku kenal sangat energik?" tanya Alex pada wanita itu.

Tidak ada kata-kata dari mulut Angel. Suara keramaian di sekitar mereka semakin terdengar, dengan orang-orang yang berlalu lalang, baik lokal maupun bule.

"Ayo, katakan sesuatu. Kita berteman sejak kelas 1 SMA, loh..." Alex mencoba mengajaknya bicara, namun Angel tetap menundukkan kepala, tangannya bergetar.

"Hah, sepertinya aku terlalu kasar. Aku tidak memiliki dendam pada Angel masa lalu, aku hanya memilikinya pada Angel masa depan. Sabar," pikir Alex.

"Emm... emm, bagaimana kau bisa ada di sini, Alex?" tanya Angel dengan nada yang dipaksakan.

Angin malam membuat suasana terasa seperti cerita romansa yang penuh drama. Alex menatap wanita yang ia benci di masa depannya. Dia sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada Angel saat ini, karena seharusnya di bulan Mei ini Angel akan masuk kuliah di universitas terkemuka di Wakanda.

"Yah, aku ada bisnis di sini, kebetulan Jamal—maksudku ayahnya," Alex menjawab dengan santai, nadanya sangat lembut, namun suaranya bisa Angel dengar dengan jelas.

Angel perlahan mulai tenang dengan nada dan energi positif yang keluar dari Alex. Dia perlahan namun pasti berusaha memberanikan dirinya untuk melihat Alex di sisinya, walaupun masih tidak sanggup. "Wah... kau hebat sekarang ya. Kudengar kau berhasil membantu Kota Bandir, tidak sepertiku. Aku menjadi pelacur," ucapnya dengan nada bergetar namun penuh kejujuran.

'Apa yang dia maksud?' Alex heran dengan apa yang dikatakan oleh Angel.

"Woah, ada apa ini?... pelacur. Hey, Angel, apa ayahmu akan mau mendengar anaknya mengatakan dia seorang pelacur? Kau pasti tengah liburan, ya?" Alex berkata melihatnya yang masih berusaha untuk menatap wajahnya lagi.

"Liburan?... Anda terlalu blak-blakan menghinaku, Lex," Angel yang terdengar suaranya redup.

"Astaga, aku makin bingung, Angel. Apa yang kau maksud sebenarnya?" tanya Alex yang semakin bingung dengan kata-kata Angel.

Kemudian, setelah Angel mengatakan hal itu, Alex tidak bisa menahan rasa keterkejutannya akan apa yang terjadi pada Angel setelah lulus SMA. Dia menceritakan semuanya dengan air mata yang mengalir di pipinya—mulai dari terbongkarnya praktik korupsi yang dilakukan ayahnya, yang mulai menggerogoti keluarganya.

Korupsi yang dibawa oleh ayah Angel sangat besar, yakni 600 miliar untuk pembangunan di beberapa kecamatan dari uang pusat. Setelah terbukti, Angel melihat dengan mata kepala sendiri kejadian bunuh diri ayahnya yang sudah stres dan tertekan oleh publik setiap harinya, meninggalkan Angel beserta ibunya sendiri di rumah besar yang kemudian disita oleh pemerintah.

Setelah kehilangan rumah besar itu, ibunya meninggalkannya untuk hidup dengan pacar barunya dan keluarga barunya, meninggalkan Angel sendirian yang dilempar—atau lebih tepatnya dijual—ke Bali untuk menjadi alat pemuas nafsu dari bule oleh teman dekat SMA-nya sendiri.

Alex yang mendengar itu, tidak sadar rokoknya telah habis terbakar, bahkan tangannya terkena efek dari rokok tersebut. Namun dia masih fokus mendengarkan cerita dari Angel. Dia tahu di masa depan wanita ini adalah seorang manipulator ulung yang akan memanfaatkan siapa pun untuk kesenangan dan keuntungannya, namun sekarang Alex melihat wanita malang yang tengah bertahan hidup.

"Juga, Alex... emm maafkan aku... maafkan aku atas kelakuanku di SMA... aku memanfaatkanmu untuk kebodohanku waktu itu, kumohon maafkan kesalahanku," Angel yang tidak segan-segan membungkukkan kepalanya pada Alex.

"Eh, eh sudahlah, itu biasa dalam masa SMA. Toh itu masa lalu, bukan?" Alex memegang bahu Angel dan membuatnya menatap wajahnya.

"Dengar, lupakan apa yang terjadi di masa lalu. Masa lalu ya masa lalu, oke?" Alex menatap wajah Angel dengan serius.

Namun, tidak ada perasaan apapun, entah mengapa perasaan besarnya di masa depan seperti sudah hilang dan terurai dari dalam dirinya saat ini, dan sekarang dia hanya menganggap Angel sebagai teman SMA saja.

"emm maaf" alex yang melepaskan gengamannya.

"ah haha ... bagaimana kabar natalia lex". Tanyanya.

"oh natalia, dia tengah kuliah di jakarta , yah walaupun lockdown , kurasa dia akan segera menyerah deh hehe , dia wanita yang unik , kadang aku tidak tahu dia itu manusia biasa atau manusia super " alex mengatakan natalia di depan angel , yang hanya tersenyum mendengarnya.

'tampannya... ishhh apa yang kupikirkan sih , tidak tidak dia sudah memiliki pacar' pikir nya yang melihat betapa macho dan tampannya alex dengan pakaian lokal dengan kacing yang terbuka di dada. memperlihatkan abs dan dada alex yang begitu terlihat dan terbentuk sempurna.

"okelah , senang kita bertemu lagi sepertinya aku harus mengurus jamal sialan itu sih ..... dah" Alex yang berjalan menuju dalam bar tersebut .

"tu tunggu"

Angel memberhentikannya yang akan kembali kedalam.

"apa?" menoleh

tangan angel kemudian memberikan ponselnya pada alex . "bisakah aku meminta nomormu" malunya dengan wajah merah dan badan bergetar disekujur tubuhnya.

"ampun dah, jangan formal begitu ...kitakan satu alumni, tentu "

Alex memberikan nomorya pada angel, Nomor pribadinya yang hanya beberapa orang yang di save , entah itu teman sma atau orang orang yang ia kenal dekat di lingkungan luar sekolah.

"ok dah"

"d da dah"

'sabar angel, dia hanya teman angkatan.... kau jahat padanya , sehingga kau mendapatkan karmamu sekarang jadi jangan berpikir yang tidak tidak' pikir angel yang berusaha menghapus ingatannya melihat wajah alex yang semakin membuatnya ingin melakukan sesuatu yang Kotor.

Namun ia tahu Mana mungkin ada yang mau sama orang miskin sepertinya , juga dia telah banyak salah pada alex saat sma 5 bulan atau 6 bulan yang lalu.

'terima kasih sistem ,aku tertolong '

{Tidak masalah tuan, tapi anda serius tidak ingin menghina,dan membuat wanita itu merasakan balas dendam akan apa yang dilakukannya di masa depan maupun masa lalu... tuan}.

'lupakanlah, sepertinya karma memang berlaku , namun kurasa karena aku kembali ke masa lalu , situasi angel berubah ...... sialan jika begitu aku sangat jahat kalau begitu' pikirnya yang perlahan meninggalkan wanita cantik dan memiliki dada besar di tengah malam di depan klub malam tersebut. dan masih berusaha mengontrol emosinya yang selalu datang.

Saat ia melihat bahkan mencium bau dari Angel .