Fatin Trias Salsabila seorang desainer muda yang memulai karirnya dengan kemampuan otodidatnya. Fatin yang mengenyam pendidikan di pesantren selama 6 tahun, namun tidak menghalangi bakatnya dalam menggambar desain baju muslimah. Dari kecil ia memang sangat suka menggambar.
Berangkat dari keluarga yang terpandang. Namun Fatin tidak ingin identitasnya diketahui banyak orang. Karena ia tidak mau dianggap sebagai aji mumpung.
Ia mulai sukses saat dia mulai mengirimkan beberapa gambarnya melalui email ke beberapa perusahaan besar di luar Negeri yang menggeluti fashion muslimah. Beberapa tahun kemudian ia pun resmi menjadi seorang desainer muda yang berbakat.
Zaki Ferdinan Abraham, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang fashion. Zaki dan Fatin bertemu di acara perhelatan desainer Muslimah se Asia. Dan dari situlah awal cerita mereka dimulai. Tidak hanya Zaki, ada sepupu Zaki yang juga akan menjadi saingannya nanti. Siapakah yang akan menjadi pendamping Fatin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ombak saksi bisu
Zaki menatap sang istri dengan penuh harap. Fatin menunduk malu, tidak kuasa mendapatkan tatapan ingin dari suaminya. Fatin ingin membuka mukenahnya. Ia pun berdiri, namun ternyata atasan mukenah Fatin tertindik kaki suaminya sehingga Fatin terpental dan jatuh menindih tubuh suaminya karena ia menarik terlalu kuat. Saat ini posisi mereka berbaring miring berhadapan di atas sajadah. Lagi-lagi kecerobohan Fatin membuat suaminya gemas. Saat Fatin akan bangun, Zaki justru memeluknya.
Bulu kuduk Fatin berdiri bukan karena ada setan, tapi ia sedang merinding disko. Tubuhnya meremang mendapatkan sedikit sentuhan dari suaminya.
Melihat istrinya yang nampak gugup, Zaki pun bersuara.
"Honey, kalau kamu belum siap aku tidak apa."
"Mas, kamu berhak atasku."
Dengan semangat Zaki membukakan mukenah istrinya. Kini Fatin hanya memakai daster rumahan berbahan kaos yang panjangnya selutut dan tanpa lengan. Zaki menggendong istrinya ala bridal style dan membaringkannya di atas tempat tidur yang sudah bertaburan kelopak bunga mawar putih.
Dag dig dug
Jantung keduanya kini sedang berdebar kencang.
"Apa kakimu sudah benar-benar sembuh?"
"Hem.. " Jawab Fatin seraya mengangguk kecil.
Zaki pun membaca do'a. Lalu ia mulai mencumbu istrinya dengan penuh kelembutan. Ia ingin memberikan kesan yang manis di malam pertamanya. Memagut lembut bibir manis istrinya, bibir yang baru kali ini ini mendapatkan sentuhan seorang laki-laki. Fatin pun terlena. Zaki beralih ke dua aset yang sangat menggoda di matanya saat ini. Ia mengulum daging kecil yang membuatnya terangsang hebat saat ini. Dan sampai pada intinya, Zaki masih sempat meminta persetujuan istrinya. Dengan ridho Fatin pun mengangguk setuju. Zaki berusaha dengan kuat untuk bisa menerobos pertahanan istrinya. Fatin berusaha menahan rasa perih, sehingga akhinya pertahanannya pun runtuh. Dan terjadilah penyatuan yang disertai dengan deburan ombak laut di pantai itu yang menjadi saksi bisu peristiwa paling bersejarah dalam hidup mereka. Mereka pun melakukan pelepasan bersama mengarungi surga dunia.
Fatin meneteskan air mata. Ia pun tidak tahu perasaan apa yang ia luapkan dari dalam hatinya.
"Honey, kamu menangis? Apa kamu menyesal?"
"Ti-tidak.. aku hanya ingin menangis saja. Aku juga tidak tahu kenapa aku menangis. Tapi percayalah aku tidak menyesal Mas."
Zaki memeluk erat istrinya, dan membelai lembut kepalanya.
"Honey, aku sudah berjanji di hadapan Allah, aku akan menjadikan pernikahan ini pertama dan terakhir. Kamu bukan hanya akan menjadi istriku, tapi Ibu dari anak-anak ku dan teman sepanjang hidupku. Jangan menangis lagi, kalau Abi tahu kamu menangis tamatlah riwayatku." Zaki menghapus air mata Fatin dengan kedua ibu jarinya.
Fatin sontak tersenyum mendengar ucapan suaminya. Ternyata suaminya itu takut Abinya. Ia mendongak dan melihat wajah suaminya.
"Abi ngancam kamu Mas?"
"Hem... tapi meskipun Abi tidak mengancamku, aku juga tidak akan rela melihatmu meneteskan air mata. Kamu harus selalu bahagia." Ujar Zaki seraya mengecup kening istrinya.
Akhirnya keduanya terlelap dalam tidur dan mimpi indah.
Keesokan harinya.
Pagi ini langit tampak mendung. Suasana di sekitar resort sangat syahdu. Wajah pengantin baru itu nampak berseri-seri. Keduanya senyum-senyum sendiri mengingat percintaan mereka semalam.
"Mas, susunya." Ujar Fatin membawakan segelas susu hangat. Saat ini Zaki sedang tiduran di kursi pantai yang berada di balkonnya.
"Terima kasih, untukmu mana?"
"Tidak, aku sedang tidak ingin."
Zaki mengambil gelas yang berisi susu tersebut lalu menyodorkannya ke mulut istrinya.
"Ayo minumlah!"
"Nggak usah Mas."
"Ini perintah."
Fatin pun meminum seteguk susu tersebut. Setelah Fatin meminumnya, Zaki pun memutar gelasnya dan minum dari bekas Fatin minum. Fatin membelalak karena terkejut.
"Bukankah Rasulullah melakukan hal yang sama kepada istrinya? Sebagai Ummatnya, setidaknya aku bisa sedikit mencontoh untuk istriku."
Blush
Pipi Fatin memerah bak buah tomat. Zaki beranjak dari kursi. Ia melepas kaos yang dipakai.
"Mas, ka-kamu mau ngapain buka baju?" Tanya Fatin terbata-bata. Padahal sebenarnya ia terpesona melihat roti sobek suaminya. Jika semalam ia hanya bisa meraba, saat ini ia bisa melihatnya jelas
Melihat wajah istrinya yang panik, timbul keisengan Zaki. Ia terus maju seakan ingin memangsa istrinya di tempat itu juga. Fatin mundur ke belakang.
"Sepertinya kalau kita ulang adegan semalam di sini, bakal seru." Goda Zaki dengan menarik turunkan alisnya.
"Jangan main-main Mas, ini tempat terbuka."
Zaki menyunggingkan senyumnya. Dengan gerakan cepat, ia menyambar istrinya dan membawanya lompat ke laut
Byurrr...
"Mas..."
"Hahaha.. maafkan aku honey. Ayo kita berenang."
Baru kali ini Fatin melihat suaminya tertawa lepas.
Zaki membawa Fatin berenang di laut pinggir pantai itu. Laut yang bersih dengan pemandangan yang indah, membuat mereka betah berlama-lama berenang.
Hujan pun turun, Fatin mulai kedinginan. Akhirnya mereka naik ke atas dan segera masuk ke kemar mandi. Kini keduanya berada di bawah shower. Zaki membantu istrinya membuka baju. Sebenarnya Fatin menolak karena ia merasa malu meski tubuhnya sudah bukan rahasia lagi bagi suaminya. Namun akhirnya ia pasrah. Dan jangan salahkan Fatin jika saat ini adik kecil Zaki sedang on tingkat tinggi. Zaki tidak ingin membuang kesempatan. Apa lagi di luar hujan semakin deras. Zaki pun membuka celananya yang masih basah dan menyisakan celana dalamnya yang sudah terlihat menonjol. Fatin menutup matanya dengan kedua tangannya.
Zaki memakaikan handuk untuk istrinya. Ia pun melilitkan handuk di badannya.
"Honey, mari kita ulangi yang semalam." Bisik Zaki di telinga istrinya.
Dan saat ini keduanya tengah bergulat di atas tempat tidur. Pergulatan mereka bukan menimbulkan rasa pegal dan sakit, tapi menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Hujan turun semakin deras, mendukung kemesraan di antara dua insan yang sedang memadu kasih.
Menjelang siang hari.
Keduanya baru saja siuman. Mereka pun mandi kemudian shalat Dhuhur berjama'ah. Setelah itu mereka siap-siap untuk jalan-jalan. Frans, seorang pemandu wisata yang kemarin mengantar mereka, kini sudah siap di depan villa.
"Kita berangkat sekarang, Tuan?"
"Tentu."
"Siap, Tuan."
Frans pun membawa mereka ke tempat yang romantis, sesuai permintaan Zaki.
Tempat wisata romantis pertama yaitu Banana & Turtle Reef, tempat wisata yang bisa snorkeling
dan mengintip keindahan bawah laut Maldives yang masih sangat terjaga. Zaki dan Fatin pun sudah siap memakai peralatan untuk snorkling yang sudah disediakan. Mereka pun mulai menyelam ke dasar laut. Di sana mereka menjumpai ikan-ikan yang eksotik dan juga penyu berukuran besar yang asyik berenang di antara karang. Zaki pun tidak lupa membawa kamera underwater untuk mengabadikan momen liburan romantisnya.
"Masyaallah Ini sangat menakjubkan, Terima kasih suamiku." Batin Fatin. Ia menatap suaminya penuh cinta. Eh kok cinta, apa benar ia sudah mulai mencintai suaminya?
Fatin sangat senang, begitu pula Zaki. Ia puas melihat senyum merekah istrinya. Mereka berfoto bersama penyu dan ikan-ikan yang berenang bersama mereka.
Bersambung
...****************...
Cool cool... gak hot kok kak. Author sudah mencari kalimat sesopan dan seindah mungkin untuk belah durennya 🤣🤣