NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Aku dan Leo

Saat ini aku sedang duduk di pesawat menuju Sydney, disampingku ada Leo, di kursi depanku ada Mayra dan Michael.

Leo tidak menanyakan kejadian di malam resepsi itu, ia juga kembali bersikap biasa, seperti teman yang tidak pernah mengutarakan perasaannya, seakan akan malam resepsi itu tidak pernah terjadi.

Namun kurasakan perhatiannya selama dipesawat. Saat aku tertidur, ia akan membenarkan posisi kepalaku, mengarahkannya kepundaknya, agar aku lebih nyaman. Aku sebenarnya terbangun karena kurasakan tangannya di kepalaku, tapi aku tertidur lagi setelah aku menjauhkan kepalaku dari pundaknya. Saat pesawat mendarat, aku berdiri hendak mengambil koperku di kabin, tapi Leo sudah lebih dahulu mengambilnya tanpa aku mintai tolong.

Kurasa Leo bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

6 Bulan berlalu, tesisku sudah mulai masuk ke dalam tahap akhir, begitupun dengan Mayra.

Kulihat Mayra sedang menangis begitu aku terbangun.

"Ada apa Ra?", aku duduk disampingnya sambil mengelus punggungnya.

"Papaku sedang di rumah sakit, dia pingsan setelah berolah raga pagi ini", isak Mayra.

"Apa kamu mau pulang? Apa perlu kubantu mencari tiket pesawat?", tanyaku pada Mayra.

Mayra menggelengkan kepalanya berkata,

"Kak Leo sudah mengurusnya, sebentar lagi ia akan menjemputku lalu kami langsung ke bandara", aku memeluk Mayra.

Kuantarkan Mayra ke depan gerbang asrama saat Leo menjemput.

Kupegang lengan Leo berkata,

"Semoga semuanya lancar, semoga papa baik baik saja", ucapku tulus.

Ia menganggukkan kepala mengucapkan terima kasih.

Aku menanyakan perkembangan papa Mayra setiap hari kepada Mayra, papanya mendapatkan serangan stroke ringan, dan baru diperbolehkan pulang ke rumah setelah menginap 5 hari di rumah sakit.

Mayra mengatakan ia akan kembali ke kampus lusa.

Selama sekitar 1 minggu, Leo hanya beberapa kali saja mengirimkan pesan kepadaku.

Saat Mayra kembali ke asrama, Ia bercerita kalau Leo akan mengajukan surat pengunduran diri di kantor dalam waktu dekat, dan akan mencari pekerjaan di Jakarta. Karena saat ini baik Mayra dan Leo berpikir salah satu dari mereka harus berada dekat dengan orangtuanya. Orang tua mereka sudah cukup berumur dan mulai sakit sakitan, setidaknya kalau ada kejadian seperti kemarin, salah satu anak akan menanganinya lebih cepat.

Aku mengerti mengapa Mayra dan Leo mengambil keputusan seperti itu.

Di kantor, saat jam istirahat, Leo juga menerangkan hal yang sama, seperti yang Mayra katakan padaku sebelumnya.

Saat ini Leo sedang melamar di beberapa perusahaan di Jakarta, setelah ia diterima di Jakarta, ia akan segera mengajukan surat pengunduran diri.

Beberapa minggu kemudian Leo mendapatkan kabar bahwa ia diterima bekerja di Jakarta.

"Hai Li, aku akan kembali ke Jakarta akhirnya, besok pagi aku akan memberikan surat pengunduran diriku", pesan Leo melalui WA.

"Selamat ya kak, semoga segala sesuatunya berjalan lancar sampai kakak kembali ke Jakarta".

"Li... aku hanya memiliki kurang lebih 1 bulan lagi saja untuk dapat melihatmu berada disekitarku", kata Leo.

Aku agak kaget membaca WA nya. Selama ini Leo selalu berusaha bersikap sebagai teman, meski aku tau dia menganggapku lebih dari sekedar teman, jadi tidak ada kata-kata seputar perasaannya padaku, Ia hanya suka menunjukkan nya pada hal-hal kecil beberapa kali saja.

Aku bingung harus membalas WA seperti apa. Mungkin Leo menyadarinya karena aku belum membalasnya juga.

Ia kemudian mengalihkan pembicaraan ke hal lain.

"Sudah malam Li, apa kamu sudah mau tidur?".

"Ya sebentar lagi kak".

"Baiklah, selamat beristirahat Li, sampai ketemu besok ya".

"Ya kak".

Selama 1 bulan Leo juga masih bersikap sama, tidak ada yang berubah seakan akan ia masih akan bekerja disana.

Di hari terakhir Leo bekerja, ia mentraktir divisi nya makan dan minum, aku hanya melihat rombongan mereka keluar kantor bersama.

"Li apa kamu sudah tidur? apa kamu bisa keluar sebentar menemuiku di depan asrama?", tanya Leo melalui WA.

"Belum tidur kak, tunggu aku akan keluar sebentar".

Kulihat Leo menunggu di depan gerbang asramaku, lalu kami berjalan duduk di kursi taman samping asrama.

"Kakak baru selesai acara perpisahannya ya?".

"Ya Li", katanya sambil menunduk.

"Lusa aku akan pulang kembali ke Jakarta".

"Ya kak", aku sudah tau mengenai hal ini karena Mayra menceritakannya padaku dan beberapa barangnya berada di asramaku karena ia menitipkannya pada Mayra.

"Apa kamu akan merasa kehilanganku Li?".

Aku diam bingung harus menjawabnya bagaimana.

"Aku sangat menyukaimu Li, ini pertama kali setelah mantanku, aku menyukai dan menunggu seseorang selama ini".

"Kenapa kakak menyukaiku?", jujur aku bingung kenapa dia bersedia menungguku selama ini.

"Entahlah Li aku juga bertanya pada diriku sendiri kenapa hanya kamu selama ini yang ada di pikiranku".

"Kamu cantik, mandiri, setia, entahlah aku menyukai segalanya tentangmu. Aku suka melihatmu tersenyum, aku suka melihatmu menikmati lagu, aku suka melihatmu saat serius mengerjakan sesuatu, bahkan aku menyukai wajahmu saat menangis, meski alasan tangisanmu membuatku patah hati".

Kuingat-ingat kapan aku menangis depan Leo, lalu kuteringat saat bertemu dengan Reiner di pesta resepsi.

Aku menunduk tidak berani memandang Leo saat ia mengatakan hal itu padaku.

Lalu Leo memegang tanganku,

"Li aku akan menunggumu, meskipun aku jauh, tapi aku akan menepati janjiku. Aku akan menunggu sampai kamu membuka hatimu, jika ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia, baru aku akan mundur".

Anehnya saat Leo memegang tanganku aku tidak menggeser tanganku, aku membiarkannya memegang tanganku, aku hanya menunduk melihat tangannya memegang tanganku.

"Li, apa kamu tidak akan berkata apapun padaku?", tanya Leo.

Saat Leo menanyakan hal itu, aku baru melepaskan pegangan tangannya.

"Maaf kak, aku bingung harus berkata apa", aku mengucapkannya sambil melihat wajahnya.

Lalu kulihat Leo tersenyum mendengar ucapanku.

"Hei Li, setidaknya kupikir aku naik 1 peringkat, dulu kamu akan menolakku mentah-mentah, sekarang setidaknya kamu bingung bagaimana menolakku", canda Leo kepadaku.

Kami sama sama tersenyum kemudian Leo mengantarku kembali ke asrama.

Saat ini aku sedang berada di bandara bersama Mayra dan Michael, untuk mengantarkan kepergian Leo.

Leo dan Mayra berpelukan mengucapkan selamat tinggal. Leo juga menjabat tangan Michael menitipkan Mayra padanya.

Lalu berbalik kepadaku, Leo kemudian mengacak acak rambutku sambil bercanda mengucapkan perpisahan.

Semenjak Leo pindah ke Jakarta, setiap hari ia akan menanyakan kabarku, tetapi itu hanya obrolan ringan saja.

Kadang aku juga memikirkan Leo, dan mulai menyadari bahwa selama ini ada banyak hal yang Leo lakukan untukku.

Setiap aku lembur, ia akan bekerja lembur juga, agar bisa mengantarku pulang atau memastikan aku pulang dengan aman ke asrama. Ia suka memberikan aku cemilan jika melihatku terlalu sibuk dan telat makan. Ia membelikanku kopi jika aku terlihat lelah. Ia selalu memastikan aku memiliki payung jika turun hujan. Ia juga suka menanyakan kabarku pada Mayra apa aku sudah sampai asrama atau belum jika aku sedang dinas diluar kantor. Kadang, ia juga suka mengirimkan link lagu untuk menyemangatiku bekerja.

Menyadari detail detail kecil yang Leo lakukan untukku, aku mulai merasa kehilangan Leo, aku mulai menantikan WA darinya setiap hari.

Aku telah menyelesaikan tesisku, sedangkan Mayra masih dalam tahap penyelesaian.

Saat ujian tesisku berakhir Leo meneleponku dan mengucapkan selamat.

Kini aku hanya akan menunggu wisuda saja dan menjalani hari-hariku bekerja seperti biasa di kantor.

Mayra akhirnya bisa mengejarku, kami bisa merasakan wisuda bersama.

Leo dan orangtuanya akan datang ke Sydney menghadiri wisuda Mayra.

Sedangkan keluargaku hanya akan mengadakan syukuran kecil saat aku kembali ke kampung halaman nanti.

Selesai wisuda aku makan siang bersama keluarga Mayra, ini pertama kalinya aku dikenalkan dengan orang tuanya.

Diluar keluarga Mayra, selain aku ada Michael juga ikut bergabung bersama kami. Karena agak telat saat pengajuan ujian tesis, Michael akan mengikuti wisuda berikutnya.

Orangtua Mayra menyapaku dengan ramah, aku berjabat tangan dengan papanya, mamanya memelukku saat berkenalan, membuatku merasa tidak canggung berhadapan dengan mereka.

Sampai mamanya berkata padaku,

"Akhirnya tante berkenalan denganmu Lily, orang yang sering tante dengar namanya, baik melalui Mayra ataupun Leo".

Aku tersenyum menanggapi ucapannya.

Aduhhh... Leo berkata apa tentangku pada mamanya, kataku dalam hati.

...----------------...

POV Leonard.

Selesai makan siang dan mengobrol bersama keluargaku, aku memaksa Lily untuk pergi bersamaku, tentu saja aku memakai alasan klasik mengantarkannya pulang.

Kali ini aku harus memastikan bagaimana perasaan Lily kepadaku saat ini.

Semenjak kepindahanku, aku merasa Lily mulai membuka diri terhadapku. Dulu aku tidak berani mengirimkan pesan kepadanya setiap hari, aku takut tindakan itu akan terlalu agresif untuk Lily. Tapi sekarang Lily selalu merespon semua pesanku dengan obrolan panjang. Aku juga teringat terakhir aku mengutarakan perasaanku, aku memegang tangannya, ia tidak menghindarinya, bodohnya aku saat itu aku tidak menyadarinya.

Aku membawanya ke mall dengan alasan aku harus membeli beberapa barang untuk dibawa ke Indonesia.

Lalu aku mengajaknya makan malam dengan live music, aku sudah mencari tau sebelumnya cafe mana yang cocok untuk menjalankan rencanaku.

Sengaja aku memesan tempat di meja yang berbentuk setengah lingkaran, dengan sofa yang menghadap panggung live music, aku ingin duduk disampingnya, mencoba memegang tangannya lagi.

Kami menikmati makan malam sambil mendengarkan musik.

"Li apa rencanamu sekarang?".

"Aku ingin pulang ke Indonesia kak, aku lebih suka tinggal disana dekat keluarga besarku".

"Apa kamu akan mencari pekerjaan di Jakarta?", tanyaku pada Lily.

"Sebenarnya aku sudah mencoba mengirimkan beberapa CV, tapi belum jodoh kayanya kak", ia menjawabnya sambil tersenyum. Aku rindu senyumannya.

"Li aku merindukanmu", kukatakan sambil memegang tangan kirinya.

Aku menanti Lily menggeser tanganku, tapi ternyata ia membiarkannya. Aku berteriak kegirangan dalam hati. Kuberanikan diri bertanya lagi padanya,

"Li perasaanku mengatakan kamu mulai membuka hatimu untukku, apa aku salah Li?".

Kubiarkan ia terdiam untuk berpikir menjawabnya, bisa kurasakan detak jantungku berdetak lebih cepat.

"Ga kak", kata Lily pelan sambil menunduk.

Maksudnya apa, aku tidak salah dengar atau salah mengartikannya kan, pikirku dalam hati.

"Li, aku mencintaimu, apa sekarang kamu bersedia menjadi pacarku?"

"Ya kak", kata Lily menatapku.

Aku memeluknya erat dan berkata,

"Terima kasih Li, aku mencintaimu".

"Terima kasih kakak mau menungguku".

Kami berpelukan cukup lama, ingin rasanya aku mencium bibirnya tapi aku urungkan karena takut terlalu agresif, dan membuat Lily takut.

Samar samar kudengar penyanyi di panggung menyanyikan lagu Stand by Me.

Kukatakan pada Lily,

"Bahkan lagunya mendukung perasaanku Li".

"Tetaplah berada disampingku terus Li", kataku sambil memegang kedua tangannya lalu mencium tangannya.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!