NovelToon NovelToon
Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ajab_alit

Aku adalah anak perempuan yang memiliki nama “Upeksa Nayanika”. Aku suka buku dan hal-hal yang menakjubkan. Tapi tanpa ku sadari… aku juga salah satu dari bagian hal yang menakjubkan. Hidupku aneh setelah kejadian itu muncul. Tapi, Apakah aku akan bertahan dengan hal menakjubkan itu? Maukah kamu mengenal ku lebih dalam wahai para bintang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ajab_alit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 4

Pagi hari ini anak-anak sd bunga teratai bergembira karena ada bazar disekolah mereka. Hari ini juga ada atraksi yang membuat anak-anak bersemangat untuk mengikuti acara tersebut, yaitu ulang tahun sekolah. Namun, berbeda dengan Naya. Ia sama sekali tak bersemangat untuk mengikuti acara hari ini. Ia hanya duduk di bangku yang ada dilapangan sekolahnya sambil mencerna apa yang terjadi padanya kemarin. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan, sehingga dirinya hanya ia gunakan untuk berfikir, berfikir dan terus berfikir. Bahkan, seorang guru matematika yang duduk disebelahnya saja, tidak dapat ia rasakan kehadirannya.

“Naya lagi mikirin apa nak?” tanya guru itu yang membuat Naya tersentak dan berhenti berfikir. Ia langsung menoleh ke guru matematikanya itu dengan cepat. Mihika Aneisha, itulah nama guru matematika tersebut. Bu Ane secantik sang pendosa. Namu, rambut bu Ane selalu dikuncir kuda, berbeda sekali dengan pendosa yang selalu menggerai rambutnya.

“Eh ibu, nggak apa-apa kok. Cuman, mikirin masalah yang kecil aja,” jawab Naya yang di respon singkat oleh bu Ane.

“Tapi, kenapa mukanya sampai mengkerut.” bu Ane tersenyum. Ia memegang kening Naya dengan jari telunjuknya. “ Keliatan banget loh”.

“Haha, saya mah kalo mikir suka begini bu,” ucap Naya yang setelahnya berakhir hening. Setelah menjawab singkat, bu Ane hanya melihat para staf sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hingga, sebuah suara menghentikan keheningan ini.

“Bu, ibu dipanggil keruang guru sama mem Gea,” ucap Abya sambil memegang sebotol aqua. Mendengar hal tersebut, bu Ane pun langsung cepat-cepat pergi ke ruang guru. Tapi, sebelum itu ia berpamitan dulu dengan Naya. Naya pun meresponnya dengan anggukan sambil tersenyum. Lalu, posisi bu ane kini digantikan oleh Abya. sekarang malah bocah itu yang duduk disamping Naya.

Abya menaikkan satu alisnya. Ia bingung karena anak perempuan disebelahnya itu menatapnya. “Kenapa?” tanyanya. Setelah itu, dirinya pun meminum air yang tadi ia pegang. “Masi mikirin yang kemarin?”

Naya menganggukkan kepalanya. teman lelakinya ini memang peka sekali dengan dirinya. “iya, sebenarnya kenapa pendosa dipanggil pendosa?”tanyanya.

“Karena dia melakukan dosa,” jawab abya santai.

“Lalu, apa dosa yang ia lakukan sampai kau memanggilnya seperti itu?”

“Kalau itu aku nggak tau. pendosa yang menyuruhku untuk memanggilnya seperti itu,”jawab abya yang kembali mendatangkan keheningan. Mereka sama-sama terdiam sambil menatap staf bazar yang bekerja mencari nafkah. Melihat ini, tiba-tiba saja perut Naya meraung minta untuk diisi. Bahkan, suaranya saja sampai terdengar oleh bocah yang ada di sampingnya, sehingga membuat Abya berhasil mengeluarkan tawa. Naya yang mendengar tawa itu pun menolehkan wajahnya ke pohon yang ada di sebelah kanannya. Dirinya malu dan tentu saja telinganya juga ikut memerah.

“Dari pada banyak mikir, mending kita berdua makan dulu. Nayaku sekarang mau makan apa, hmm?”

Usul Abya setelah berhenti tertawa, dirinya juga sedikit menggoda Naya dengan panggilan yang mereka setujui saat usia keduanya berumur enam tahun. Namun, tak ada respon dari Naya. sebenarnya, bocah perempuan itu ingin sekali merespon perkataan temannya itu dengan pukulan, tapi karena wajahnya berubah menjadi warna merah tomat, jadinya ia harus menetralkannya terlebih dahulu.

“Naya?” panggil Abya lagi ke bocah yang ada di sebelahnya. Abya pun tanpa sengaja melihat ke arah telinga naya yang sudah memerah. Dari sini ia sudah paham, mengapa temannya itu terus mengabaikannya. Ia pun bangkit dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Naya yang masih di posisinya. Ia sangat yakin, Naya pasti akan mengikutinya.

Naya pun mencuri pandang ke arah Abya. Melihat bocah itu yang pergi tiba-tiba membuatnya sedikit bingung. Hal ini juga membuatnya bangkit dari kursi, lalu menyusul abya yang belum jauh dari pandangannya. Benar, pemikiran Abya sangat tepat.

...###...

“Ni pegang,” ucap Siska hendak memberikan makanan yang namanya takoyaki ke Dharma. Dharma mengambil takoyaki itu dengan kasar sambil berusaha menjaga barang bawaan Siska yang lain agar tidak terjatuh di tangannya. Situasi ini sungguh membuat Dharma kelelahan, karena barang yang ada ditangannya sudah berjumlah empat belas dan semua isinya adalah makanan. Ia tampak seperti gantungan baju sekarang. Ya, siapa suruh ia menantang siska yang jago dalam permainan uno untuk duel bersamanya, alhasil ia pun kalah telak dan harus menjadi babu siska untuk hari ini.

“Ini segini aja kan barangnya?” tanya Dharma sambil berjalan mengikuti Siska yang entah ingin kemana lagi.

“Ya belum lah, masih ada lima barang lagi yang kita belum beli tau,”ucap Siska tanpa melihat ke belakang. Dharma yang mendengar ini pun terkejut bukan main. Bagaimana bisa seorang bule yang tidak gendut ini membeli makanan sebanyak ini, pikirnya. Sementara itu, Siska yang masih melihat kedepan sambil mencari makanan lain tiba-tiba menemukan sesuatu yang mengejutkan, yaitu Naya dan Abya yang sedang akur di salah satu bazar. Hal ini pun membuatnya jadi berlari ke arah mereka dan meninggalkan dharma yang sibuk melihat bazar-bazar yang ada disekitarnya. Saat Dharma menyadari orang yang didepannya itu sudah menghilang, darahnya seketika naik ke kepalanya. wajah bocah ini memerah seakan-akan memberi tanda bahwa ia akan segera menggulingkan bumi dengan tangannya. Dharma memutar arah untuk melewati jalan yang sama seperti sebelumnya. Ia juga menggunakan matanya dengan penglihatan yang pastinya maksimal 100 persen supaya rivalnya itu dapat ditemukan.

Disisi lain, Siska sekarang sedang berada di stan minuman boba bersama Abya dan Naya yang sibuk mendebatkan antara rasa thai tea dan green tea.

“Pokoknya thai tea itu lebih enak, jadi kamu harus pesan thai tea!” ucap naya sambil menunjuk gambar minuman yang airnya berwarna orange kemerahan.

“Dari pada beli itu mending aku beli green tea. itu kan hanya teh tarik yang memiliki nama berbeda,” balas Abya yang juga menunjuk gambar minuman berwarna hijau yang berada di samping thai tea. Mereka pun saling mengibarkan bendera kemarahan, tanpa memedulikan Siska yang dari tadi asik menonton mereka berdua.

“Kenapa kalian nggak membeli rasa yang berbeda sa-”

“DIAM KAU!!” bentak Abya dan Naya secara bersamaan, membuat siska ciut seketika. Siska menghela nafasnya saat melihat adegan ini untuk yang kesekian kalinya, padahal sebelum ia datang tadi Naya asik memegang tangan Abya dengan mesra, sehingga ia jadi ingin menjahili mereka. Bocah cantik keturunan indo belanda itu pun membeli minuman boba itu mendahului Abya dan Naya. Dirinya juga meminta satu gelas kosong kepada penjual minuman itu. Siska memesan minuman yang dua temannya itu perdebatkan, mencampurnya, lalu memberikannnya kepada mereka berdua.

“Nih cobain,” ucap Siska hendak memberikan minuman yang baru saja ia campur. Naya dan Abya yang berhenti dari perang mereka pun kebingungan dengan minuman yang ditawarkan oleh Siska. Minuman itu memiliki warna campuran antara hijau dan coklat, minuman yang sangat aneh bagi mereka berdua.

“Ini apa?” Abya mengambil minuman yang ada ditangan Siska, lalu meneguknya. Setelah itu, matanya langsung berbinar karena minuman yang ia minum memiliki rasa yang sangat fantastis. Rasa manis yang mengimbangi rasa pahit, menciptakan rasa yang menarik. Naya yang melihat temannya antusias dengan minumannya sendiri, akhirnya meminum minuman itu dengan sedikit keraguan. Saat ia mencoba minuman itu, ia merasakan apa yang dirasakan oleh Abya sehingga membuatnya juga menikmati minuman yang ia minum. Siska yang melihat respon keduanya tentu merasa sangat senang.

“Omong-omong, kenapa kalian bertengkar gara-gara minuman yang sepertinya harus sama?” tanya siska mengubah topik diantara mereka bertiga. Mereka berdua berhenti dari aktivitasnya setelah mendengar pertanyaan siska.

“Itu gara-gara pendapat kami yang konyol si. Sebenarnya, kami itu... menantang diri kami untuk membeli barang yang sama agar bisa tau selera masing-masing. Namun, akhirnya malah jadi begini,” jelas Naya sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

“Buat apa cob- aduh,” ucap Siska yang belum terselesaikan karena ada sebuah benda yang mengenai kepala belakangnya. barang itu pun jatuh ke tanah, membuat bocah-bocah itu melihat seperti apa benda itu. sebuah sepatu dengan motif yang mereka kenali, itulah barang yang membuat Siska mengeluh kesakitan. sepatu ini tidak memiliki tali, mirip seperti sepatu....

“Dharma. ini sepatu Dharma,” ucap Abya yang setelahnya mendapatkan kesialan yang sama seperti Siska, dengan pelaku yang mungkin juga sama. “sakit...” keluh Abya sambil memegang bagian yang terkena lemparan.

“Dyvette aeraa fransiska....”

Sebuah tamparan tepat mengenai pipi kiri Dharma. Ia pun mengeluh kesakitan sambil memegang pipinya. Sementara siska, ia masih syok karena suara yang ditimbulkan oleh babunya hari ini membuatnya reflek menamparnya. apalagi suara dharma tepat terdengar dekat di telinga kanannya, sehingga ia mengira bahwa itu adalah hantu. Naya dan Abya yang melihat ini pun seketika memproses ingatan mereka sangking terkejutnya dengan tamparan Siska. dua detik kemudian, mereka pun tertawa karena muka Dharma yang seperti orang bodoh.

“Wee, si babu ternyata. Lo tau nggak si, lo tuh ngagetin Dharma!” ucap Siska sambil memegang dadanya. Namun, wajah dharma masih tidak tenang karena tamparan barusan. Bocah lelaki itu terbengong karena ia juga memproses dengan apa yang sebenarnya terjadi.

“Dhar.... Dharma!” panggil siska ke Dharma dengan suara yang sedikit ditinggikan. Namun, tak ada respon dari sang pemilik nama. Beberapa detik kemudian, dharma pun akhirnya tersadar dari lamunannya.

“Ah... iya kenapa?” tanya Dharma yang mendapatkan respon tamparan lagi dari Siska. tamparan ini tidak sesakit yang sebelumnya. Hingga pada akhirnya, mereka pun jadi saling adu mulut ditempat ini menggantikan Abya dan Naya. Naya pun hanya bisa tersenyum melihat hal ini. Namun, ada sesuatu yang janggal juga bagi Naya disini. Saat dirinya tak sengaja melihat ke tanah, sepatu yang awalnya ada disana menghilang. bahkan, dharma pun masih mengenakan sepatunya sekarang.

‘aneh...’ pikir Naya untuk yang kedua kalinya.

1
Yusup Muzaki
terasa kdunia pantasi ...walw ceritanya masih blom dpahami
ajab_alit: nanti lama-lama juga ngerti kok, kak.
total 1 replies
Shinn Asuka
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
ajab_alit: terimakasih
total 1 replies
XVIDEOS2212
Gak sabar lanjut baca!
Debby Liem: tuiiooooo
ajab_alit: untuk kelanjutan akan saya up besok. di tunggu saja ya/Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!