NovelToon NovelToon
The Blood Judgement I : Zero

The Blood Judgement I : Zero

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Sci-Fi / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syarif Sang penakluk

volume 1 - Awal dari segalanya
volume 2 - kebenaran dunia
Volume 3 -

keinginan berjuang demi umat manusia penuh penderitaan dan melelahkan, tetapi masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan dunia. yuk kita simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarif Sang penakluk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Pertarungan sudah berlangsung selama beberapa jam. Aku hanya memiliki dua opsi, yang pertama kabur dan yang kedua membantu Indria bertarung.

Aku pikir ini adalah pengalaman terbodoh yang kulakukan seumur hidup, sangat jarang aku menjadi berani untuk melawan musuh secara langsung.

Gadis berambut pirang itu menggunakan sepasang belati sebagai senjatanya. Sosoknya terlihat hebat dan sulit untuk dilawan.

Gadis itu menyerang dengan ganas, namun Indria mampu menangkis dan bahkan memberikan serangan balik.

Aku menelan saliva dengan gugup. Aku bukan seorang prajurit pemberani. Bahkan mengeluarkan pedangku dari sarungnya pun butuh tekad kuat bagiku. Apalagi harus duel menghadapi lawan secara langsung.

Gaya bertarung mereka sangat lincah, cepat dan tajam. Aku merasa tidak mungkin bisa menjatuhkan gadis pirang itu. Apalagi dalam duel.

Aku bukanlah prajurit seperti yang mereka katakan. Untuk bertarungpun aku masih ragu. Jadi saat ini aku tidak tahu harus melakukan apa selain hanya melihat mereka bertarung.

Aku tahu kapan bisa memiliki keberanian melawan musuh dengan gagah berani selayaknya pria jantan.

Tidak ingin dianggap pecundang, aku menghunus pedang dan melontarkan serangan untuk membantu Indria melawan gadis pirang itu. Sayangnya seranganku dihindari dengan mudah.

Mengerahkan kecepatan terbaik, aku melakukan serangan dengan lebih serius, membuat pertarungan tidak lagi duel satu lawan satu. Meski begitu, seranganku masih bisa ditangkis oleh gadis berambut pirang itu.

"Apa yang kau lakukan? Kau tidak akan memberikan dampak apapun pada musuh." Tandas Indria.

"Tentu saja aku akan membantumu untuk melawannya." ucapku dengan ekspresi serius.

"Tidak perlu. Kau sama sekali bukan lawannya." Sahut Indria sembari tetap fokus bertarung.

Gadis berambut pirang itu terlihat biasa saja meski sekarang lawannya ada dua. Dia terlihat tetap percaya diri melakukan serangan demi serangan tajam, seolah ingin mengakhiri pertarungan dengan cepat. Tiba-tiba, serangannya meluncur deras ke arahku. Refleks aku menangkisnya, namun pipi kananku masih sempat memiliki luka gores.

Serangan gadis berambut pirang itu benar-benar berbahaya. Sedikit saja lengah maka akan berakibat fatal. Tiba-tiba aku memikirkan sebuah ide brilian.

"hey... apa tujuanmu?" tanyaku lantang.

"Heh? tujuan yang sebenarnya hanya dari tuanku." Jawabnya.

"Aku punya kesempatan bagimu, jika kita bertemu lagi."

"Kita akan melakukan duel, kali ini di tempat lain."

"Akio, apa yang kamu kamu katakan?" Tanya Indria dengan bingung nya.

Aku tahu ini agak bodoh, tapi tidak ada pilihan lain selain memanipulasinya untuk menghindari pertarungan yang berlarut-larut.

"Ketika kita bertemu lagi, kita akan melakukan duel satu lawan satu. Itu akan menentukan takdir kematian salah satu diantara kita. Duel akan dimulai bulan Mei."

Gadis berambut pirang itu terkekeh, "Kalau itu maumu, akan kuterima tantangan darimu."

Indria yang tidak mengerti maksud percakapanku hanya bisa diam mendengarkan. Sementara gadis berambut pirang itu masih tersenyum sambil memainkan belati miliknya saat bertanya, "tempat nya berada di mana?"

"Aku tidak tahu." Jawabku.

"Bagaimana jika di Far East bagian Jepang, akan aku tunggu kamu di sana." Ucapnya.

"far east? Tempat apa itu?" Tanyaku dengan bingung.

Tapi gadis berambut pirang itu tidak menjawab dan hanya berbalik pergi.

"Siapa namamu?" Tanyaku.

"Panggil saja aku Ninti." Jawab Ninti sedikit menoleh dan menyimpan senjata belati milik nya.

"Akio, namaku Akio Graham." Balasku.

Nintipun pergi meninggalkan kami berdua. Kemudian kami berdua mencoba kabur dari sini sebelum bala bantuan tiba.

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN - PELABUHAN

Setelah lama berjalan, kami menemukan ujung dari terowongan kereta bawah tanah. Kemudian kami berdua bermaksud melakukan perjalanan lagi dengan menaiki kapal.

Telah banyak warga lain yang melakukan perjalanan ke negara timur karena sisi lain tidak memiliki satupun penjaga.

Kemudian kami menaiki kapal yang berangkat dari pelabuhan China menuju jepang.

Aku menatap pemandangan laut saat malam yang indah. Riaknya berkilauan karena cahaya bulan dilangit yang begitu indah bak dewi.

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN - JEPANG

Setelah hanya melihat laut selama beberapa bulan perjalanan panjang, akhirnya aku bisa melihat daratan.

Entah karena norak atau memang karena tidak pernah datang ke jepang, aku menjadi ingin tak peduli lagi dengan ini semua saking mualnya. Hanya mencoba mengumpulkan energi agar tetap bisa fokus pada perjalanan selanjutnya. Karena melakukan perjalanan jauh benar-benar membuat mengantuk dan mabuk laut.

Daratan yang memasuki pandanganku terlihat sangat indah dengan struktur yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ini adalah pelabuhan Fukuoka, tempat dimana kapal berlabuh.

Akhirnya kami sampai ke jepang, tempat tujuan Indria. Sekarang Indria menyuruhku pergi ke akademi gakuen. Sayangnya situasi indah disini memiliki banyak kriminalitas yang menyasar pendatang baru.

Kami berdua mencoba mengabaikan area sekitar yang terlihat bobrok.

Indria bergegas memanggil kepercayaannya untuk menjemput. Tak lama kemudian mobilnya datang dan membawa kami menuju akademi gakuen.

BEBERAPA JAM KEMUDIAN.

Setelah kami berdua melakukan perjalanan menaiki mobil, kami pun sampai di Neo tokyo.

Baru saja sampai, ekspektasiku terasa berlebihan saat disuguhkan pemandangan betapa buruknya manusia dan tidak ada pemandangan futuristik yang terlihat.

Aku sangat benci melihat manusia yang melakukan kriminalitas ataupun hal tak senonoh disekitar tanpa khawatir. Situasi kacau penuh kriminalitas membuatku prihatin. Setidaknya sudah ada Ketiga negara yang menjadi kacau karena erupsi bencana yang menimpa umat manusia. Kupikir siapapun tidak akan pernah memikirkan sampai sejauh ini.

AKADEMI GAKUEN

setelah perjalanan panjang, akhirnya kami sampai juga ke tujuan.

Saat kami berdua turun, aku melihat betapa indahnya sekolah para valkries. Ada banyak fasilitas mewah seperti robot pembersih yang tersebar.

Indria menjelaskan kepadaku mengenai akademi gakuen. Sekolah ini penuh dengan para valkries belajar. Aku merasa cocok berada disini meski lebih banyak perempuan.

Aku sangat ingin bersekolah disini, hanya saja aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk mewujudkannya. Jika bersekolah disini, aku pikir aku akan memiliki teman. Tapi jarang ada murid laki-laki yang terlihat disekolah ini.

Penyebab hal itu adalah karena laki-laki sangat sedikit atau sama sekali tidak ada yang menjadi prajurit. Bisa dikatakan mereka tidak memiliki potensi untuk bisa beradaptasi terhadap sebuah energi korosi bagi orang jepang mereka menyebutkan energi bernama "Honkai" Atau "Houkai".

Aku mengitari wilayah akademi, ini benar-benar bangunan megah dan mewah seolah berada di masa depan.

LORONG KELAS

kami berdua berkeliling dan melihat-lihat sekitar area sekolah.

Sepanjang perjalanan, Indria menjelaskan padaku tentang berbagai ruang, seperti ruang aura, ruang latihan dan ruang kepala sekolah.

Indria juga menunjuk tempat istirahat, itu digunakan jika aku ingin tidur ataupun beristirahat. Lalu, dia juga menjelaskan bahwa asrama perempuan berada di timur.

terakhir Indria menjelaskan padaku mengenai potensi energi yang menyerang umat manusia dan menjadi sumber kehancuran bagi bumi.

Setelah Indria benar-benar selesai memperkenalkan area sekolah, dia bergegas menyuruhku mengikutinya lagi.

Karena terlalu penasaran, aku mencoba bertanya pada Indria. Tetapi tetap saja tidak ada respon darinya. Mungkin ini sebagai pertanda hal yang tidak menyenangkan bagiku. Dia hanya diam dan menyuruhku untuk mengikutinya.

......BERSAMBUNG......

1
Moon-Typestar
.
LyanaLyrashiaa_1805
bagus ni, semangat ya kak!!
Moon-Typestar: makasih, kak
total 1 replies
ChiArt_27
emang apa-apa masalah dari awal itu berasal dari diskriminasi. Penyakit paling umum dah🤏
ChiArt_27
Akio calon ngeharem💅
ChiArt_27
dia pasti trauma liat orang tuanya tewas di depan mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!