Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Prolog

Di sebuah malam terdapat dua insan yang sedang bersama sedang menatap langit malam yang sangat indah. Mereka adalah dua teman yang memiliki perasaan yang sama. Namun, mereka tidak mau saling mengutarakan karena diri mereka yang amat sangat berbeda. Bintang adalah seorang anak lelaki yang amat menyukai dunia seni, terutama seni gambar. Sedangkan Antariksa… entahlah, dia sudah muak dengan semua yang ada di dunia, karena hidupnya terlalu rumit untuk dijelaskan melalui kata-kata. Dia tidak punya rumah untuk berpulang, karena rumahnya tidak menginginkannya. Sehingga ia pun membuat rumahnya sendiri dengan benda mati dan ciptaan tuhan yang teramat indah, yaitu langit, buku dan segala peralatannya. kemudian, Bintang pun masuk ke dunianya dan menjadi rumah ketiganya.

Tapi suatu ketika ada peristiwa yang teramat membekas di hati Antariksa. Rumah ketiganya itu pergi. Pergi dan tak akan kembali selama lamanya. Antariksa hanya bisa menyimpan rindu yang mendalam pada rumah ketiganya itu.

lima hari telah berlalu dengan cepat setelah kepergian Bintang. hidup Antariksa berubah karena nya. tatapannya kosong, waktunya seolah berhenti berjalan, hidupnya hancur, itulah dirinya sekarang. hingga akhirnya seorang peri pun datang padanya. peri itu datang untuk mengajak Antariksa pergi ke dunia tempat dimana orang-orang mengatur waktu orang lain dengan cara menulis. penawaran pertama pun ia tolak, karena itu terlalu biasa bagi dirinya yang sekarang. penawaran yang kedua juga ia tolak, karena alasan yang sama. hingga akhirnya, ia sampai di penawaran ketiga yang berisi jika ia menerima, maka ia bisa mengubah waktu sebelumnya dan mengembalikan orang yang ia sayang. seketika Antariksa pun setuju dengan tawaran itu, lalu petualangan pun dimulai.

#######

“Penjelasanku selesai. Aku baru baca sampai situ. Jadi… selebihnya lagi, tidak tau,’’ ucap Abya melalui telpon kaleng yang dibuatnya bersama teman yang menurutnya berharga. orang itu sekarang sedang berada di jendela kamarnya yang bersebrangan dengan kamar Abya.

Temannya hanya mengangguk sambil memegangi pensil dan menuliskan sesuatu di buku novelnya yang lain. Ia adalah Naya, lebih tepatnya Upeksa Nayanika. Ia adalah seorang bocah perempuan yang teramat menyukai buku dan dunianya.

Ya, sekarang mulai membosankan. Sepertinya lagi-lagi ia harus membuat Naya menjauh dari pekerjaannya itu dan mengalihkan pandangan ke dirinya. Abya melihat ke arah langit, memejamkan mata, dan merasakan hembusan angin malam yang sejuk. Ia pun memikirkan kata kata diksi yang beberapa hari lalu ia baca di perpustakaan ibunya. ini adalah cara yang biasa ia gunakan supaya Naya melempar bukunya ke kasur dengan secepat kilat.

‘’Anehnya tara selalu muncul pada nisha dengan kondisi yang timira. Aku tau mereka memiliki roshan. Tapi apa mereka tidak sekalipun merasakan gamang atau gundah.”

Naya menghentikan pekerjaannya. pandangannya kini beralih ke Abya yang sudah membuka mata serta rambut halusnya yang terhembus oleh angin. Abya juga menatap Naya dengan tatapan licik.

“Itu tantangan buatmu Naya, gimana kalau kau menerjemahkan diksi itu. Aku beri kau waktu satu hari. Apa kau mau ?” tawar Abya sambil menyunggingkan senyum smirk. Naya pun menatap Abya dengan lekat, lalu mengambil sesuatu yang berada dekat dengannya. Ya, itu adalah sebuah buku atau lebih tepatnya kamus bahasa diksi, Kamus yang paling ia suka di seluruh dunia.

“Tidak perlu memberikan waktu yang banyak, aku bisa menyelesaikannya sekarang juga,” ucap Naya sambil membuka kamusnya dan mencari kata kata yang disebutkan Abya tadi. Pandangannya fokus kearah kamus. ia tidak mempedulikan Abya sama sekali.

“Kalau begitu jangan pakai kamus.”

Omongan Abya membuat naya berhenti dari aktivitasnya seketika. Ia melototkan matanya sambil menutup kamus tersebut dengan kasar.

“Kau gila ya! Aku belum belajar sampai situ tau,” bentak naya yang hanya abya respon dengan menutup telinganya.

“Nyenyenye, nggak peduli. Selesaikan sekarang juga seperti yang kau minta, tanpa kamus. Sebagai gantinya aku kan memberi clue.”

“Kalau begitu apa yang akan aku dapat jika berhasil,”ucap Naya sedikit bernegosiasi

“Jika kau menang aku rela menemanimu ke toko itu selama seminggu. Tapi, jika kau kalah kau harus menuruti satu permintaanku. Setuju?”

Naya terdiam, dia berpikir dengan keras. Satu minggu sepertinya kurang lama.

“Aku nggak setuju, Satu minggu itu terlalu singkat. Beri aku waktu satu bulan”

“Oke satu bulan. Deal?”

“Deal” Naya melemparkan kamus tersebut ke belakang. Ini merupakan tawaran paling gila menurutnya dan pastinya ia merasa harus menang disini.

“Jadi apa clue nya”ucap Naya mantap. Ia sudah siap dengan sesuatu yang Abya akan ucapkan.

Kali ini giliran Abya yang terdiam. Ia berfikir harus dengan cara apa memberitahunya. kalau ia bilang benda langit, malam, dan cahaya, naya pasti akan langsung memenangkan tantangan ini. satu bulan merupakan waktu yang lama untuk dirinya menghabiskan waktu di toko yang paling ia benci. pastinya naya juga akan merasa senang, karena dirinya bisa berlari dengan bebas sambil mencari buku yang dapat menarik minatnya. Sedangkan dirinya sendiri, pasti akan duduk di kursi dengan rasa bosan yang menyelimuti. Pokoknya itu nggak boleh terjadi, naya harus kalah bagaimanapun caranya.

“Ayolah, cepat katakan. Aku pengen baca buku nih.” Naya menguap. Ia menaruh tangannya di dagu. Bosan adalah hal yang sedang dialami nya karena menunggu terlalu lama. Hal ini diakibatkan oleh bocah didepannya yang tidak berbicara sejak tiga menit yang lalu.

“Sabar dikit kek. Aku bingung nyari kata-katanya ni.”

“Cih, tinggal cari dari buku apa susahnya si.”

Abya tersentak, Berkat ucapan Naya ia sedikit mendapatkan referensi. Ia pun pergi dari jendela untuk mengambil sesuatu. Beberapa detik kemudian ia pun kembali dengan sebuah buku, lalu buku tersebut ia lemparkan ke naya. Naya pun menangkap buku itu dengan cepat. Ia mengecek judul yang berada di cover buku tersebut. "Bintang antariksa" itulah judulnya. Buku ini adalah buku miliknya yang dipinjam Abya seminggu yang lalu.

“Clue nya ada di situ, cek halaman yang judulnya kebersamaan malam,” ucap Abya jelas. Naya pun membuka buku tersebut dan mencari halaman yang abya barusan bilang melalui daftar isi. Ketemu, hal 30 . Ia pun mulai mencari dengan teliti. Suasana pun kembali hening.

“dimana nya?”gumam Naya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tetapi pandangannya tetap fokus kearah buku. Abya tersenyum, melihat Naya yang berusaha untuk menang kali ini membuatnya terhibur.

...###...

Jam 21.00 wib Naya belum juga berhenti dari aktivitasnya. Abya yang juga terus menunggu Naya pun sudah menguap. Ia mengantuk saat ini, dirinya ingin sekali menyentuh kasur sekarang juga.

“Nay… udahlah, ngantuk ni,” ucap Abya yang tidak didengar oleh temannya yang sedang duduk di jendela kamar sambil membaca bukunya. Posisinya berubah, Naya tidak lagi duduk di kursi, kini dia duduk di kusen jendela nya yang luas sambil menyenderkan badannya di dinding jendela itu.

Abya pun menghembuskan nafasnya. Rasanya ingin sekali ia membakar buku itu. Tapi itu mustahil, Karena dirinya akan dikubur hidup hidup oleh Naya terlebih dahulu. Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah langit untuk yang kedua kalinya. Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini Abya menatap langit ciptaan tuhan itu agak lama sampai-sampai Naya yang sudah menemukan jawaban dari tantangan itu juga tidak berani mengusiknya. Malahan Naya melihat wajah Abya dengan detail, Dari mulai rambut hingga ke mulut. Rasanya saat ini Naya seperti di hipnotis oleh teman lelakinya itu.

Hingga pada akhirnya Abya berhasil membuatnya sadar kembali, karena ia memberitahu jawaban dari teka teki itu.

"Anehnya bintang selalu muncul pada malam dengan kondisi yang gelap. Aku tau mereka memiliki cahaya. tapi apa mereka tidak sekalipun merasakan takut atau sedih." itulah jawaban dari teka-teki Abya.

Seketika Ia pun kesal dan merasa ini semua tidak adil baginya. Ternyata jawabannya tentang benda-benda yang ada dilangit malam, berbeda sekali dengan jawaban yang ia pikirkan. Bahkan, jawabannya se-simple itu dan ia tidak bisa menjawabnya, Dasar payah. Sementara itu Abya berusaha untuk menahan tawa nya karena ekspresi Naya yang mungkin sangat lucu baginya. Naya juga sepertinya sedang bergumam, kurasa itu adalah umpatan untuk Abya.

“Udah dong… berhenti ngumpatnya “ ucap Abya yang membuat Naya memutar bola matanya malas. Satu deskripsi tentang Naya saat ini, dia sedang ngambek. Abya menggelengkan kepalanya. ia tau kalau Naya itu lebih tua setahun darinya, Tapi entah kenapa Abya merasa ia paling tua kalau sudah bersama Naya.

Membuat heran memang itulah Naya bagi Abya. Mungkin juga bisa disebut sebagai Antariksa nya Abya si.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!