Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Tamu.
Semenjak Cecilia melawan Birna di kantin sel, sikap teman satu sel Cecilia berubah.
Mereka jadi ramah pada Cecilia, begitu juga dengan tahanan wanita yang lainnya.
Mereka jadi segan dan takut pada Cecilia, tidak berani lagi memandang sinis padanya.
Dan Birna mendapat hukuman khusus karena telah melakukan provokasi pada tahanan lain, dan tidak di perbolehkan bergabung dengan tahanan lainnya.
Hidup Cecilia di dalam sel sedikit tenang setelah dia memberi pelajaran pada Birna.
Tahanan lain berupaya mendekati Cecilia, dan mencari perhatian Cecilia yang dingin.
Gadis itu tidak memperdulikan siapapun yang mencoba mendekat padanya.
Cecilia selalu diam dan tenang saja kalau ada yang mencoba bicara, ataupun memberikan makanan mereka pada Cecilia.
Cecilia yang tidak banyak bicara, dan sikap datarnya yang dingin, membuat para tahanan lainnya menaruh hormat padanya.
Para tahanan itu selalu cari muka pada Cecilia, seperti misalnya, kalau Cecilia masuk ke kantin, tempat duduknya sudah di siapkan khusus untuk Cecilia.
Saat Cecilia akan masuk ke kamar mandi, yang lain dengan cepat menyingkir, agar Cecilia bisa lebih dahulu mandi.
Dan hal-hal kecil lainnya, Cecilia selalu di nomor satukan mereka.
Dengan wajah datarnya, Cecilia cuek saja apa yang di perbuat oleh tahanan wanita itu.
Semangat hidup Cecilia tidak ada lagi, hati nuraninya sudah dingin, dia sudah lupa caranya tersenyum, lupa untuk mengatakan terimakasih, lupa caranya untuk saling cerita dengan gembira pada seseorang.
Yang ada hanya rasa hampa, dan menikmati hari-harinya yang berharap cepat berlalu.
Kalau melihat tubuhnya yang tidak semulus dulu lagi, amarah di dadanya kembali naik.
Telapak tangannya yang tadinya lembut, sudah mempunyai bekas luka yang memanjang.
Sungguh tidak enak di lihat.
Dan beberapa bagian tubuhnya juga mempunyai bekas luka, akibat pukulan yang di terimanya dari seniornya.
Tulang bagian pinggulnya yang retak, mulai membaik walau ada bekas luka di sana.
Karena jarang terkena matahari, kulit Cecilia terlihat putih pucat, dan rambutnya semakin panjang.
Dan sekarang, dua tahun tidak terasa Cecilia menjadi tahanan di penjara wanita.
Cecilia seperti biasa selalu melamun di bawah gazebo, yang sengaja di buat untuk tempat istirahat dan bersantai para tahanan di tengah halaman penjara.
Kalau Cecilia sudah duduk di sana, tahanan lain tidak berani untuk mendekat.
"Cecilia! Cecilia Michael!"
Tiba-tiba terdengar suara teriakan petugas sipir memanggil nama Cecilia.
Cecilia menoleh memandang ke arah seorang sipir wanita, yang tampak melihat ke arah para tahanan yang bersantai di sekitar halaman dalam penjara mencari dirinya.
Dengan tenang Cecilia melangkah mendekati sipir tersebut, lalu berdiri di depan petugas itu.
"Siapa kamu?" tanya sipir itu menatap tajam pada Cecilia.
"Dia Cecilia, yang anda cari!" sahut seorang tahanan wanita yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Ayo! ada tamu untukmu!" sahut petugas itu, lalu berbalik.
Cecilia terkejut juga mendengar ada tamu untuknya, sesaat dia ragu untuk mengikuti petugas itu.
Dia tidak memiliki siapapun lagi di luar sana, semua teman dan kerabat, serta orang kepercayaan orang tuanya sudah mengkhianati dirinya.
Semua orang-orangnya, dan orang-orang kepercayaan Ayahnya sudah berpihak pada mantan suaminya, serta keluarga tirinya.
Siapa yang ingin bertemu dengannya, apakah musuhnya ingin memastikan dirinya sudah mati?
Petugas tadi merasa Cecilia tidak mengikutinya dari belakang, dia pun menghentikan langkahnya.
Lalu berbalik, benar saja Cecilia tidak mengikutinya.
"Cepat! ada tamu untukmu!" sahut sipir itu kencang.
Dengan langkah ragu, Cecilia melangkahkan kakinya dengan berat mengikuti petugas tersebut.
Petugas itu membawa Cecilia menuju ruang tempat menerima tamu tahanan.
Bersambung......