TERLEMPAR KE ZAMAN KUNO

Pangeran mahkota membalas pelukan Xia Lin, dia mengusap rambut gadis itu dengan penuh kasih sayang, kemudian mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanannya.

"Untukmu!"

"Yang mulia... Tapi bagaimana denganmu?" tanya Xia Lin, pemuda itu tersenyum tipis.

"Kau lebih membutuhkannya, Lin'er! Aku mendapatkan benda ini saat menjelajah makam kuno, namun hingga saat ini masih belum bisa mempergunakannya. Aku harap ini akan berguna untukmu di masa depan." ucap putra mahkota.

Xia Lin menganggukkan kepala, gadis itu juga mengeluarkan beberapa kitab bela diri tingkat tinggi dan lima botol porselen yang berisi pil yang diambilnya dari dunia kecil.

"Kau juga harus meningkatkan kemampuanmu, yang mulia. Jangan biarkan pangeran kedua dan pangeran ketiga memiliki kesempatan untuk menyerang, kurasa mereka tidak akan merasa puas jika belum menjatuhkanmu.''

Putra mahkota menganggukkan kepala, "Kau benar, mulai saat ini kita berdua harus lebih kuat lagi, masalah akan semakin besar."

Putra mahkota membuka kitab yang di berikan oleh Xia Lin, dahinya berkali-kali berkerut sambil terus membuka lembar demi lembar dari kitab tersebut. Tak lama kemudian, dia segera bertanya dengan penuh rasa penasaran.

"Lin'er, dari mana kau mendapatkan kitab ini? Ini bukanlah kitab bela diri tingkat tinggi, namun jurus-jurus yang diajarkannya merupakan tingkat surga, bahkan di seluruh wilayah kekaisaran, belum ada yang memiliki jurus seperti itu."

Xia Lin menganggukkan kepala, "Aku mendapatkannya dari seorang guru, dia melatihku selama satu tahun terakhir ketika berada di dalam goa dan meninggalkan banyak pil tingkat tinggi dan juga kitab kelas surga. Aku ingin kau mempelajarinya yang mulia,"

Putra mahkota menganggukkan kepala, "Bagaimana denganmu?"

"Aku telah mempelajari jurus kaisar pedang, namun hingga saat ini baru menguasai satu teknik, itu juga dengan pemahaman yang masih 30%. Aku benar-benar belum bisa mengeksekusi seluruhnya, rasanya benar-benar sangat sulit." jawab Xia Lin.

"Bersabarlah, setelah ranah kultivasi mu naik, pemahamanmu akan pedang pasti semakin terbuka, yang terpenting saat ini, kau harus segera melatih dirimu dengan sangat baik," ucap putra mahkota. Xia Lin langsung menganggukkan kepala.

"Aku mungkin akan melakukan pelatihan tertutup, sekaligus berusaha untuk memaksimalkan potensiku, dengan jurus-jurus dari kitab yang kau berikan. Apakah kau keberatan, Lin'er?" tanya putra mahkota, Xia Lin menggelengkan kepala.

"Aku juga akan pergi menuju hutan iblis untuk bertemu dengan ayah kandungku, sekaligus mencari tempat yang sesuai untuk berkultivasi."

"Kau harus berhati-hati! Dan ingatlah bahwa kau telah memiliki calon suami, jadi jangan sampai tergoda dengan pria lain!" ucap putra mahkota, Xia Lin memelototkan matanya.

"Bukankah kata-kata itu seharusnya diucapkan olehku?" ucapnya sambil mengerucutkan bibir, putra mahkota tersenyum sambil mengusap rambut gadis itu perlahan.

"Tidak akan, aku telah memilihmu, jadi tidak ada tempat lagi untuk gadis lain." jawabnya dengan penuh keyakinan.

"Umm... Aku percaya padamu yang mulia, tolong jangan kecewakan aku!" ucap Xia Lin, matanya menyiratkan harapan besar. Putra mahkota mengangguk, keduanya kembali berpelukan sebelum berpisah.

"Jaga dirimu baik-baik, Lin'er. Aku pasti akan sangat merindukanmu!" ucap putra mahkota, dia mendaratkan sebuah kecupan di dahi gadis itu. Xia Lin mengangguk sambil tersenyum.

Setelah putra mahkota menghilang, wajah Xia Lin berubah muram, aura membunuh menguar dari tubuhnya, dia segera mendaratkan tubuhnya di atas kursi dengan tangan yang terkepal.

"Sekte pedang abadi! Aku akan mengutukmu sampai mati, kakek tua!" gumam gadis itu, dia segera melangkah keluar dan menemui orang-orangnya.

"Aku akan meninggalkan tempat ini dan belum tahu sampai kapan, kuharap kalian bisa menjaga semuanya dengan baik sampai aku kembali." ucap Xia Lin.

"Nona, kemana kau akan pergi?" tanya Huang Yan Yan, kecemasan terlihat dari wajahnya.

"Sepertinya aku akan menemui ayah kandungku terlebih dahulu di hutan iblis, saat ini aku memiliki musuh yang sangat besar, tidak bisa tetap diam. Aku harus kembali menempa tubuhku, agar kelak ketika orang itu muncul, aku memiliki persiapan untuk melawannya," jawab Xia Lin.

Gadis itu segera memanggil pasukan elitnya, kemudian memberikan perintah dengan sangat tegas. "Aku akan pergi ke hutan iblis, salah seorang diantara kalian akan ikut, 9 orang lainnya tetap di sini untuk membantu orang-orangku. Setelah kejadian di istana kekaisaran hari ini, aku yakin berita itu akan segera sampai ke telinga kakek tua Lu, kemungkinan besar dia akan mengirimkan orang-orangnya untuk mencari aku,"

Ke-10 elite tingkat bunga mekar langsung menganggukkan kepala. "Baik nona, sesuai pengaturan anda."

Xia Lin mengangguk, kemudian segera meninggalkan tempat itu menuju kamarnya. Dia harus beristirahat, agar besok pagi bisa kembali fresh.

.

.

Xia Lin berangkat menggunakan kuda ditemani oleh salah seorang elit tingkat bunga mekar, keduanya bergerak dengan sangat cepat menuju hutan iblis.

"Nona muda, apakah anda akan mendatangi yang mulia raja hantu?" tanya pria itu. Xia Lin menganggukkan kepala.

"Aku harus berbicara dengan ayah,"

"Hamba akan mengantar anda agar bisa lebih cepat menuju istana," ucap pria itu kembali, dia segera menggerakan tangannya, membentuk pola yang sangat rumit. Seketika terlihat sebuah gerbang yang sangat megah di depan Xia Lin.

"Ini?" Xia Lin tidak bisa meneruskan ucapannya, gadis itu terlihat sangat kagum dengan gerbang yang tiba-tiba saja muncul.

"Pintu gerbang menuju istana kerajaan iblis," ucap pria itu, Xia Lin hanya menganggukkan kepala, kemudian keduanya berjalan dengan sangat cepat melewati gerbang tersebut.

Raja hantu baru saja mendengar laporan dari salah seorang bawahannya, dia segera berdiri dari kursi singgasana kemudian keluar untuk menyambut kedatangan Xia Lin. Wajahnya terlihat berseri-seri dan dipenuhi dengan senyuman. Begitu juga dengan Qing Xiang, pemuda itu segera mengikuti langkah raja hantu untuk meninggalkan aula.

"Lin'er...!" panggil Qing Xiang, pemuda itu segera berlari dan memeluk tubuh adiknya. Xia Lin membalas pelukan kakaknya dengan lembut, kemudian melirik ke arah raja hantu.

"Salam yang mulia," ucap Xia Lin sambil membungkuk.

"Panggil aku ayah," ucap raja hantu.

Xia Lin langsung menganggukkan kepalanya, "Ayah..!"

Raja hantu segera merentangkan kedua tangannya, Xia Lin berlari dan memeluk tubuh pria itu dengan penuh kegembiraan.

"Maaf, ayah terlambat menemukanmu." ucap raja hantu.

Xia Lin menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa, kita telah berkumpul sekarang."

"Ayo masuk!" ajak raja hantu, Xia Lin segera mengikuti langkah pria itu menuju ke aula, dia diperkenalkan dengan para pejabat dan petinggi istana, kemudian mengganti namanya menjadi Qing Lin.

Setelah berbasa-basi dengan para pejabat istana, akhirnya Qing Lin diantarkan menuju kamarnya, dia mengundang raja hantu dan Qing Xiang untuk datang, karena ada beberapa hal yang harus di diskusikannya.

Setelah mereka berada di satu ruangan, Qing Lin mengeluarkan beberapa kitab beladiri yang diberikan oleh gurunya di hadapan raja hantu dan juga kakaknya, dia sengaja memberikan hal itu sebagai hadiah pertemuan kembali.

Raja hantu hampir tak percaya, putri kecilnya memiliki pemikiran yang sangat dewasa. Dia benar-benar sangat berterima kasih, kitab yang saat ini berada di tangannya sangat berguna, walau bagaimanapun dia tidak memiliki banyak jurus, sehingga penatua Lu pasti akan dengan mudah mengalahkannya.

"Lin'er, dari mana kau mendapatkan kitab yang begitu banyak?" tanya Qing Xiang.

Qing Lin segera menjawab dengan sangat tenang, "Kitab-kitab ini diberikan oleh guruku, namun aku hanya menggunakan satu jurus saja, hingga saat ini pemahamanku akan pedang masih sedikit, sehingga tidak memerlukan lebih banyak jurus lagi."

"Siapa nama gurumu?" tanya raja hantu.

"Guru Ma, meskipun hanya serpihan ingatan, namun dia telah menurunkan jurus kaisar pedang terkuat padaku," jawab Qing Lin.

Raja hantu hampir menangis setelah mengetahuinya, dia memeluk gadis itu dengan sangat erat. "Berjuanglah nak, dia adalah seorang kaisar pedang terkuat, dia memilihmu sebagai muridnya dan kau harus mampu untuk membanggakan gurumu!"

Qing Lin menganggukkan kepala, kemudian melirik ke arah ayahnya, "Ayah, apa kau tahu benda ini?"

Raja hantu segera melepaskan pelukannya dan melihat benda yang dikeluarkan oleh Qing Lin dari cincin penyimpanannya, wajah pria itu tiba-tiba saja menegang.

"Lin'er, dari mana kau mendapatkan benda ini?" tanya raja hantu.

"Putra mahkota yang memberikannya padaku, namun aku tidak mengetahui, benda apa ini sebenarnya ayah?" jawab Qing Lin.

"Battle armor tingkat 10, benda ini berasal dari benua atas dan merupakan perisai bagi para dewa." jawab raja hantu.