NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 20 sumin meregang nyawa

Pukul 8 malam sumin sedang berdzikir di ruang tamu, ia benar benar bosan karena tak bisa melakukan banyak hal. Ia juga tengah berfikir keras agar ia bisa mendapatkan uang untuk dirinya sendiri.

"jualan saja lah, tapi jualan apa ya? Uang pinjaman dari mas aris itu harus aku kembangkan agar aku bisa dapat uang lagi...."

Buk...buk...buk....

Sumin langsung merinding saat pintu depannya ada yang mengetuk, namun bukan ketukan tangan manusia. Suaranya seperti bantal yang di pukul pukulkan ke pintu rumahnya, "ya allah...."

Sumin langsung buru buru masuk kamar dan bersembunyi di balik selimutnya. Ia terus memegang tasbih pemberian emaknya sambil terus berdzikir dan membaca doa doa yang ia bisa.

"ya allah.... Lindungilah aku dari gangguan demit, ya allah gerakkan lah demit itu agar menjauhi rumahku dan pulang kepada pemiliknya...."

Paginya sumin terbangun di dalam selimutnya, matahari sudah masuk dari balik jendela di atas kepalanya, "ya allah .... Kesiangan aku,"

Sumin lekas menyisir rambutnya dan keluar kamar, ia buru buru memasak air dan sedikit beras untuknya makan, "hidup sendiri gini, gak seneng banget. Andai gak di buat tumbal, aku pasti mau bersusah payah untuk anakku timbang leyeh leyeh begini. Mau pulang gak bisa, mau telfon emak gak bisa.... Punya suami gak waras! Duh duh.... Nasib jadi orang bucin tolol...."

Tok tok....

"ya ya sebentar! Paling si siti," gumam sumin, ia buru buru menuju pintu rumahnya.

"min..."

"mas aris, ada apa mas masih pagi begini,"

"kamu gak ke masjid tadi? Aku mau bicarain sesuatu sama kamu... Boleh masuk?"

"boleh saja sih mas... Silahkan,"

Aris duduk di kursi yang sudah lumayan usang, mungkin peninggalan mbah kas, "min kamu inget ranum kan?"

"inget lah mas, kemarin ketemu kok waktu aku abis pulang dari rumah Siti,"

"lihat? Kok bisa? Kontrakan dia dan desa ini kan jauh," aris nampak heran dan bingung, ia makin takut karena ranum bertingkah sangat aneh.

"pokoknya aku lihat mas, ada apa dengan ranum memangnya?"

"kemarin baunya busuk sekali min, seperti ayam tiren, aku sama santi sampai pengen muntah. Dan lagi anehnya, semenjak dia bekerja di tempatku aku jadi gak punya pelanggan. Sepi poll min, sumpah kemarin saja satu hari hanya ada satu pengunjung yang beli bensin. Dah itu tok," jelas aris dengan sedikit emosi.

Sumin menelan ludahnya dengan susah payah, entah kenapa ia rasanya tercekik sampai tak bisa bernafas dan mengatakan sesuatu, "ma-s.... to-long a-aku,"

Aris yang melihatnya langsung memapah tubuh sumin yang terguling dari kursi, leher sumin benar benar memerah seperti habis di cambuki, "sumin... Min.... Kamu kenapa hey astaghfirullah.... TOLONG....TOLONG!!!!"

Beberapa tetangga sumin yang mendengarnya langsung berdatangan dengan cepat, mereka ikut membantu aris mengangkat tubuh sumin untuk di bawa ke dalam kamar.

"mas itu kenapa?" tanya bu yanti yang baru saja ikut masuk ke dalam kamar.

"tidak tau buk tiba tiba saja begini tadi, padahal tadi baik baik saja ngobrol sama saya," aris merasa takut karena pasti orang orang akan meminta pertanggungjawaban padanya.

Sumin seperti tengah meregang nyawa di ranjangnya, ia mencengkram tangan aris dan tangan bu laeli dengan kuat. Kakinya juga terus bergerak kesana kemari karena merasakan kesakitan yang luar biasa dari dalam tubuhnya.

Bu laeli terus membacakan ayat ayat suci Alquran di telinga sumin, ia menahan rasa sakit di tangannya untuk mengobati sumin yang tengah bergelut dengan dedemit di bawah alam sadarnya.

"nduk cah ayu.... Istighfar nduk...." pinta bu laeli dengan lembut.

Namun sumin tak merespon, ia terus kesetanan dengan mata melotot menatap ke arah atas. Sumin benar benar tak bersuara, mulutnya seperti di sumpal oleh sosok tak kasat mata.

"sumin, dek.... Dengarkan bu laeli, sumin...." lirih aris, ia hampir menangis karena melihat iparnya seperti ini.

"mas sebelumnya apa sumin pernah bercerita tentang sesuatu pada sampean?" tanya beberapa warga yang ikut melihat dan membacakan doa doa untuk sumin.

"kemarin katanya sumin di datangi sosok pocong buk,"

"astaghfirullah pasti dia di incar seseorang untuk menjadi tumbal,"

"hah? Tumbal buk? Tapi..."

Siti yang mendengarnya langsung angkat suara, "halah mertuamu, istrimu dan adiknya kan penganut ilmu sesat! Sudah pasti lah, gak usah sok gak tau gitu kamu mas! Pasti sumin begini karena kamu deket deketin sumin jadi mbak Santi cemburu. Pokoknya kalau sumin sampai mati di sini, aku bakalan bakar rumah mu dan tentu saja semua tempat yang kalian miliki satu keluarga!" siti benar benar murka saat mendapati sahabatnya meregang nyawa, ia tak peduli jika aris sakit hati.

"aku tau... Aku juga tidak mengelak, tapi bukan waktu yang tepat untuk mu menghakimi aku," teriak aris kesal.

"heh sudah sudah, ris sebaiknya kamu pulang lalu tanyakan pada ketiga keluargamu. Biar di temani pak sodik," lerai bu yanti.

"ya buk,"

......................

"mak kema^luanku sakit! Mak....." teriak setyo.

Santi dan mak yem yang mendengarnya langsung berlari menghampiri setyo yang sedang terduduk lemas di sebelah kandang kambing, "kenapa?"

"sakit mak.... Tolong mak...."

"ihhh kamu tu kenapa sih tyo, jangan ngeprank lah.... Aku sibuk ini," maki Santi.

"tolong mbak sakit banget,"

Mak yem membuka sedikit celana setyo untuk melihat kema^luan anaknya, burung setyo memerah dan bengkak. Namun tak terlalu besar, "ini ada yang salah dengan pesugihanmu pasti.... San ayo kita bawa masuk sebelum ada yang melihatnya,"

"ya mak,"

Santi dan mak yem lekas memapah setyo ke gudang belakang, jika di kamar mereka takut aris tau apa yang terjadi pada setyo.

"mak sakit mak...." rengek setyo.

"kamu ganti sarung ini cepet," titah mak yem.

"mak sakit mak.... Panas mak,"

"kamu buat perjanjian apa?"

"sumin jadi tumbal mak tapi 3 bulan lagi," ucap setyo sambil berganti sarung.

"harusnya tidak papa, ini juga baru 3 minggu. Kenapa kok kamu sudah begini?" mak yem tampak berfikir keras karena ia tak pernah mengalami hal semacam ini.

"mak sakit mak, panas...."

"hih diem to... Brisik ae!" maki santi yang juga bingung, pelet ya di berikan mbah darsimah juga tak bekerja pada aris. Padahal sukma milik ranum sudah santi ambil semenjak ranum datang kemari.

"mak!!! Mak!!!! Santi!!!!" teriak aris dan pak sodik di luar rumah.

"kayaknya mas aris di depan deh, aku keluar dulu ya mak,"

"jangan bilang aku dan Setyo ada disini,"

"iya mak,"

Santi berlari ke arah halaman rumahnya untuk menghampiri aris dan pak sodik, "ada apa mas?"

Tanpa ba bi bu aris langsung menampar pipi santi dengan keras, "kalian apakan sumin?!"

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!