NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Alina dan Arya sedang berjalan santai sembari menikmati udara pagi di sekitar hotel. Arya dari tadi memperhatikan gadis yang ada disampingnya sedang tersenyum bahagia. Entah mengapa Arya merasa ada yang berbeda dari senyum istri ketiganya sekarang.

Karena istri pertama maupun istri keduanya, tidak ada yang seperti Alina. Mereka semua patuh dan nurut dengan apa yang di katakan mama mertua mereka. Bahkan hidup Arya sendiri pun di setir mamanya.

"Tuan, itu ada tukang bubur, yuk kita sarapan di situ?" tunjuk Alina ke arah roda bubur ayam di pinggir jalan.

"Gak, nanti saya sarapan di hotel saja. Kalau kamu mau silahkan saya tungguin," jawab Arya menolaknya.

"Fuyuhhh…" Gadis itu membuang nafasnya.

"Ya udah aku juga nanti aja," imbuh Alina masam.

Arya cuek aja, saat melihat wajah istrinya berubah jadi masam. Dia malah terus melanjutkan langkahnya sementara Alina hanya mengikutinya saja.

Dahi gadis itu mengerut saat Arya tiba-tiba duduk di bangku tukang bubur yang tadi Alina tunjukan.

"Tuan mau sarapan?? Wah… aku juga mau kalau begitu!" ucap gadis itu tampak begitu senang. "Pak pesan dua porsi, ya," ucapnya lagi kepada tukang bubur itu.

"Kenapa pesan dua. Kan saya sudah bilang kalau saya akan sarapan nanti di hotel." protes Arya dengan tatapan horor.

"Sudah terlanjur pesan Tuan. Kasihan udah di bikinin si Bapaknya! Ayolah Tuan, tinggal makan aja apa susahnya sih!" jawab gadis itu mulai kesal kepada suaminya.

Arya tak menjawab, dia merogoh gawai dari saku celananya. Kemudian Arya menelpon seseorang begitu serius.

Alina mengernyitkan dahinya. Karena Arya menelpon begitu serius. Dengan orang di seberang sana..

Samar-sama Alina mendengar soal kasus korupsi, namun Alina tak ingin terlalu tau masalah suamiya.

"Kamu kenapa?" pria itu menatap Alina dengan menaikan alisnya.

"Gapapa, aku gak denger kok… dan gak berniat kepo juga kok Tuan," jawab gadis itu terkekeh.

Tak lama dua mangkok bubur datang, Alina langsung menyantapnya begitu lahap. Sedangkan Arya seperti biasa banyak keraguan, saat akan memakannya. Namun akhirnya Arya menikmatinya juga.

"Enak, ya??" Alina menaik turunkan alisnya.

"Biasa, aja!" Jawab Arya dengan mode datar.

"Masa…, kok itu habis?" gadis itu terkekeh seraya melirik ke mangkuk bubur suaminya yang sudah kosong.

"Mubazir kalau dianggurin!" jawab Arya mencari alasan.

Alina hanya menaikkan sudut bibirnya dan terlihat seperti sedang komat-kamit.

"Kamu ngedumel lagi?" Arya menaikan alisnya.

"Heee… siapa yang ngedumel. Ya udah ayo kita pulang. Aku mau mandi, lanjut rebahan! Nanti Tuan bayar dulu ya bubur nya!" tukas Alina. Sementara Arya hanya melongo saat dirinya merasa jadi di perintah-perintah istrinya saat ini.

"Kok Tuan malah bengong? Ayo bayar!" titah gadis itu.

Arya tampak kesal. Ingin rasanya dia membungkam mulut istrinya, namun dia hanya bisa mengusap dadanya. Lanjut Arya membayar dua mangkuk bubur yang tadi dia makan bersama sang istri.

Sekarang Arya dan Alina sedang menuju hotelnya kembali. Namun saat mereka sedang berjalan tiba-tiba ada seorang wanita sedang berteriak minta tolong.

"Wah Tuan, ada apaan tuh? Seperti wanita itu di jambret!" ucap Alina sembari menunjuk kepada seorang wanita yang sedang tarik ulur tas dengan seorang laki-laki yang di duka tukang jambret itu.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya Arya.

"Ya tolongin lah kasihan!"

"Biarin aja, kita juga masih punya urusan!"

"Tuan, bagaimana jika keadaan ini menimpaku? Ada orang yang mau jambret aku, apa Tuan Muda agak cuek aja?" Alina agak kesal karena suaminya tidak punya rasa pri kemanusiaan.

"Emang apa peduli saya kepadamu??"

"Ih… nyebelin.. tak emek-emek kamu Tuan! Ya sudah, kalau begitu biar aku aja yang bantu!"

Gadis itu, meremas jemarinya karena kesal.

Namun tak lama ada seorang pria, mendekati Arya. "Tuan, apa saya harus bantu wanita itu?"

"Ya. Biar mulut yang ngedumel pada saya diam! Sok-sokan mau bantu lagi!" jawab Arya menyindir Alina.

Dahi gadis itu mengerut, karena agak bingung. Tapi ada rasa bersalah juga kepada suaminya, karena tadi dirinya sempat suudzon kepada suaminya, menyangka orang yang tak berprikemanusiaan. "Heee, maaf ya Tuan!" ucapnya nyengir.

"Ya udah kita ke hotel. Biarkan wanita itu Gilang yang urus," jawab Arya kemudian meneruskan langkah kakinya.

"Ou jadi tadi namanya Gilang? Siapa dia? Apa dia saudara, atau adiknya tuan muda?" batin Alina penasaran.

"Ayo…, kenapa malah, melamun?" Arya kembali mengajak pulang kepada istrinya.

Alina dan Arya akhirnya pulang ke hotel. Dan begitu sampai hotel. Alina langsung mandi dan saat Alina beres mandi, dia mendapati suaminya sedang menelpon seseorang.

Pria itu langsung menutup aktivitas teleponnya melihat Alina keluar dari dalam kamar mandi. "Udah mandinya?"

"Udah, Tuan!" Alina mengangguk.

"Hari ini saya ada pekerjaan penting ke luar kota, dan tidak bisa ditunda. Besok juga saya kesini lagi, kamu mau tetap disini? Atau mau pulang ke rumah?? Tapi ingat kamu tidak diizinkan pulang ke rumah orang tuamu!"

Tanya Arya, sembari membereskan beberapa file dan laptopnya.

"Aku tidak mau pulang ke rumah, dan aku juga tidak mau diam disini!"

Jawaban Alina membuat Arya terkejut.

"What? Kamu mau ikut saya? Kamu tidak bercanda kan?"

"Tidak, memangnya kenapa? Aku gak mau disini bosan. Apalagi pulang ke rumah. Kalau aku tidak diizinkan pulang kerumah orang tuaku sambil menunggu Tuan pulang lagi. Lebih baik aku ikut Tuan!" jawab Alina lagi-lagi nyengir kuda.

Arya tak menjawab ucapan istrinya, dia langsung pergi ke kamar mandi.

"Tuan muda itu, kenapa sih? kok aku ngomong malah dianggurin?"

Gumam gadis itu Seraya geleng-geleng kepala.

Alina kemudian berganti pakaian, menggunakan baju yang kemarin dia beli di butik, dan dia juga langsung memoleskan make up ke wajahnya.

30 menit kemudian, Arya keluar dari dalam kamar mandi, dan dia langsung berganti pakaian sedangkan Alina hanya melihatnya saja.

Gadis itu hanya meremas jemarinya sendiri, karena keinginan dia untuk ikut tidak dijawab sama sekali oleh suaminya, dan malah di acuhkan.

"Tuan...," Alina berbicara dengan nada yang hati-hati sekali, seraya menaik turunkan alisnya, setelah melihat suaminya sudah siap untuk berangkat pergi.

"Fyuuuhh..." Pria itu menghembuskan nafas kasar, saat mendengar rengekan istrinya yang tetap memaksa ingin ikut.

"Ya udah, ayo kamu ikut! Tapi awas ya. Jaga sikap dan tata bicara kamu!" kata Arya terpaksa membawa istrinya untuk ikut bersamanya.

"Beneran Tuan?... Makasih ya!"

Gadis itu begitu girang, lalu dia merogoh tas dan ponselnya. Tak lupa dia memasukan buah-buahan termasuk apel dan pisang.

"Kamu ngapain, membawa mereka ikut bersamamu?" tanya Arya.

"Apa Tuan? Maksud Tuan buah-buahan?"

"Iya, niat banget, nanti beli di jalan!"

"Gapapa Tuan, sedia payung sebelum hujan," kekeh Alina.

Arya, hanya geleng-geleng kepala. Kemudian Alina pergi bersama Arya. Dan begitu mereka sampai di lantai bawah, mereka disambut sopirnya Salim. Dan seorang pria bernama Gilang yang tadi Arya suruh membantu wanita yang kena jambret tadi.

"Mari silahkan Tuan Muda, Non Alina!" Gilang mempersilahkan Arya dan Alina masuk ke dalam mobilnya.

"Gilang, tolong kamu awasi istri saya nanti. Takutnya dia berbuat ulah saat di pertemuan kita nanti!" bisik Arya.

"Baik Tuan Muda!" jawab Gilang begitu hormat.

Mobil mereka, melaju keluar dari hotel, membelah kota Jakarta di jalanan yang sudah dipadati kendaraan, berlalu lalang.

Tiga jam mereka sudah sampai di tempat yang dituju. Dan mereka keluar dari mobil menuju sebuah gedung.

"Al, kamu jangan ikut ke dalam! Kamu diam dan tunggu saja di lobi bersama Salim!" titah Arya kepada istrinya.

"Oke Tuan," jawab gadis itu tersenyum.

"Gilang, kamu ikut bersama saya. Alina aman bersama Salim, dan kamu salim. Jaga istri saya!"

"Baik Tuan, Non Alina aman bersama saya!" jawab Salim terkekeh.

Arya di ekori Gilang menuju ke lantai atas. Melalui lift, sementara Alina duduk menunggu di lobi sembari memainkan ponselnya. Namun sekilas Alina melihat suaminya naik ke lantai tiga gedung itu.

Sudah satu jam gadis itu menunggu. Dan rasa jenuh kini datang melanda.

"Pak Salim, aku mau izin ke toilet boleh??" izin Alina kepada Salim.

"Perlu saya, antar Non?"

"Tidak usah, lagian ke toilet masa diantar sih?"

"Ou, ya sudah silahkan Non, tapi jangan lama-lama, nanti Tuan muda marah sama saya!" pesan Salim kepada istri bos nya itu.

"Tenang," jawab gadis itu lalu pergi.

Namun ternyata Alina bukan pergi ke toilet, melainkan dia menyusul suaminya ke lantai tiga. Setelah dia sampai di lantai tiga, Alina celingukan mencari suaminya sedang ada di ruangan mana?

Namun saat dia sedang berjalan mengendap. Samar-samar dia mendengar orang sedang membicarakan suaminya. Di dalam ruangan.

"Tuan muda, sekarang sedang meeting bersama bos kita. Kamu harus ingat segera curi file di meja mereka. Aku akan mengalihkan fokus tuan muda dan ajudannya itu. Lalu kamu ambil file nya dan tukar dengan file ini! Ingat jika kita berhasil, bos Burhan akan memberikan bonus besar kepada kita."

"Iya kamu tenang saja, beres…!"

Alina membekap mulutnya saat mendengar percakapan kedua orang tadi.

"Hah… ternyata ada yang mau menjahati tuan muda. Aku harus apa ya??" gumam gadis itu lalu perlahan dia mengintip dua orang itu.

Alina balik lagi ke lobi, dia terus berpikir, bagaimana caranya menggagalkan kejahatan mereka.

"Pak Salim, aku punya masalah nih!" ucapnya.

"Masalah apa Non?" tanya Salim penasaran.

Alina kemudian menceritakan kejadian tadi kepada Salim. Dan Salim pun tampak kaget. Tak lama Arya dan Gilang turun ke lantai bawah. Bersama Burhan dan kedua anak buahnya yang berniat menjahati Arya.

"Nah itu dia mereka. Dan pasti file itu udah mereka tukar dengan tuan muda." bisik gadis itu kepada sopirnya. Tapi tiba-tiba Alina tersenyum.

"Pak Salim aku punya ide,," Alina kemudian berbisik kepada Salim.

"Non yakin!"

"Udah ikutin aja saran aku!" jawab Alina terkekeh.

"Tuan Muda, sekali lagi terima kasih atas kerjasama ini. Semoga perusahaan kami bisa membuat Tuan Muda bangga!" ujar Burhan seraya menjabat tangan Arya.

"Sama-sama Pak Burhan," balas Arya.

"Apa ini istri Tuan Muda??" tanya Burhan.

"Iya Pak, dia Alina istri saya!" jawab Arya mengulas senyum.

"Cantik sekali istri tuan muda ini. Tapi nanti setelah tuan muda bangkrut dan mengalami kerugian, saya akan merebutnya. Nama yang cantik Alina, secantik orang nya!" batin Burhan menyeringai.

Sementara Alina dan Salim hanya saling lirik untuk menjalankan misi mereka.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!