Mencintaimu Dalam DIAM

Narin yang melihat adegan mesra di hadapannya, dia langsung menuju kasir untuk membayar tagihan makanan yang sudah Narin pesan, setelah itu Narin bergegas meninggalkan tempat itu dan masuk ke dalam mobilnya.

Sedangkan Eric dan Brenda pun masih mengobrol, sesekali Brenda menatap Eric penuh cinta hingga akhirnya Eric melontarkan pertanyaan pada Brenda yang membuat Brenda kaget, dan mencari alasan buat menolak secara halus permintaan Eric.

"Brenda apa kau mau melepaskan pekerjaanmu ini sebagai model, karena aku gak mau melihat tubuhmu selalu terekspos di berbagai majalah dan media lainnya," ucap Eric dengan penuh hati hati takut Brenda tersinggung.

"Apa ! Apa aku gak salah dengar kamu memintaku untuk melepaskan pekerjaanku ini sebagai model ? Kamu tahu kan kalau dari dulu aku sangat ingin jadi model, dan sekarang aku sudah mendapatkan apa yang aku mau tapi dengan mudahnya kamu menyuruhku untuk melepaskan pekerjaanku ini, Jangan bercanda Eric !" ucap Brenda dengan terkekeh mendengar ucapan Eric barusan yang hanya sebuah lelucon baginya dan tak penting buat Brenda.

Namun Eric tetap bersikekeh agar Brenda mau keluar dari pekerjaannya, tapi di sisi lain Brenda tetap bersikeras tidak mau dan sampai akhirnya mereka bertengkar. seketika Brenda sadar jika yang dia lakukan ini justru sebuah kesalahan yang akan berakhir merugikan dirinya, mengingat bahwa Eric adalah sumber tambangnya yang bisa memberikan segalanya untuk dirinya, akhirnya Brenda luluh dan berjanji untuk keluar dari pekerjaannya setelah masa kontraknya habis, dan itupun Brenda harus melakukan pemotretan di luar negeri selama 6 bulan, setelah itu Brenda akan kembali lagi ke tanah air.

Dengan berat hati Eric mengiyakan semua perkataan Brenda karena Eric begitu mencintai perempuan yang ada di hadapannya.

Selesai makan siang Eric langsung menuju ke perusahaannya sesuai janjinya tadi kepada Reno, masih ada beberapa berkas yang harus Eric pelajari lebih lanjut mengenai perusahaan yang akan Eric pimpin nantinya, sedangkan Brenda dia segera balik ke studio untuk melakukan pemotretan kembali.

Lima belas menit kemudian mobil yang di bawa Eric sudah sampai di perusahaan, di parkirkannya mobil tersebut, Eric segera turun dan bergegas masuk menuju ke ruangannya.

Saat masuk ke ruangannya, Eric segera mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya dengan menyenderkan tubuhnya ke kursi tersebut, Tanpa Eric sadari tiba-tiba ujung ekor matanya menangkap setumpuk berkas yang berada diatas meja kerjanya yang membuat Eric berdecak kesal, karena tidak mungkin baginya bisa menyelesaikan berkas sebanyak itu dalam beberapa jam, sedangkan sebentar lagi sudah waktunya jam pulang tiba.

Akhirnya mau tidak mau Eric dengan cekatan menyelesaikan semua berkas yang terdapat di mejanya, sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam lima sore yang berarti sudah waktunya bagi Eric segera pulang.

Sebelum itu Eric merapikan mejanya terlebih dahulu karena memang Eric tipe pria yang sangat disiplin, bertanggung jawab serta selalu berpenampilan rapi. meskipun Eric seorang pria tapi dia tidak suka melihat apapun di sekitarnya terlihat berantakan, jika netranya menangkap hal yang berantakan di sekitarnya tidak segan-segan emosinya meledak dan menyuruh orang untuk segera merapikan.

Beberapa menit kemudian Eric sudah selesai merapikan mejanya, dengan langkah lebar Eric segera keluar dari ruangannya dan bergegas turun ke lantai bawah.

Seketika langkahnya terhenti, ujung netranya menangkap sosok yang barusan Eric kenal sekaligus menjadi asisten pribadinya, Ya sosok tersebut adalah Reno. Tampak Reno yang sedang berdiri tegak tepat di depan mobil yang terparkir di depan lobby perusahaan. Dengan langkah lebar Eric segera bergegas berjalan mendekat ke arah Reno.

"Selamat sore Tuan Muda, mulai hari ini dan seterusnya saya akan mengantar jemput anda ke perusahaan, dan itu semua sudah tugas saya sebagai seorang asisten pribadi anda," sapa Reno menunduk, seraya menjelaskan kepada Tuannya tentang akan tugasnya selama jadi asisten pribadinya.

"Hem,"

Sungguh dingin sekali sifatmu Tuan, sangat berbeda jauh dengan Tuan Panji yang selalu ramah ke semua orang.

Dengan cekatan Reno membukakan pintu mobil untuk Tuan mudanya, dan Reno berjalan memutar ke arah pintu depan tepatnya kursi kemudi. Reno segera masuk dan mengemudikan mobil yang dia bawa.

Tak perlu waktu yang lama bagi Reno mengemudikan mobil dari perusahan menuju rumah utama karena memang pada saat itu jalanan tidak terlalu ramai, jadi Reno melajukan mobil agak kencang sehingga mobil yang dia bawa sudah sampai di depan lobby rumah utama. Reno segera turun dan membukakan pintu untuk Tuannya.

Melihat pintu mobil sudah terbuka lebar, Eric langsung turun dan berjalan lurus menghiraukan Reno yang sedang berdiri membukakan pintu mobil untuk Tuannya. Sifat Eric masih sama seperti dulu di kampus yang sangat terkenal dingin namun berbeda halnya jika dengan kekasihnya yang bernama Brenda, Eric selalu bersikap manis dan juga lembut. Namun berbeda dengan orang yang tidak Eric kenal maka dia akan bersikap dingin dan cuek pada orang tersebut.

Mungkin Eric yang masih pertama kali mengenal Reno jadi masih belum terbiasa baginya dengan sosok Reno yang ada di dekatnya. Tapi selama perjalanan dari perusahaan menuju rumah utama tadi, sama sekali tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir Eric untuk bercengkerama atau sekedar menyapa ke Reno.

Namun semua itu tidak menjadi masalah buat Reno karena dia paham betul akan posisinya yang hanya seorang asisten pribadi putra dari pemilik perusahaan Bramantyo tempat dia bekerja saat ini. Akan tetapi sifat Tuan mudanya sangat jauh berbeda dengan sifat papanya yaitu Tuan Panji.

Reno sangat bersyukur mempunyai majikan sebaik Tuan Panji karena Tuan Panji sudah banyak menolong keluarga Reno serta menjadikan Reno sebagai orang kepercayaan Tuan Panji di perusahaannya. Suatu kehormatan bagi Reno bisa mendapatkan kepercayaan penuh dari pemilik perusahaan Bramantyo. Maka dari itu Reno tidak ambil pusing mengenai sifat dingin dan arogan Tuan mudanya. Reno hanya berkomitmen untuk bisa terus menjaga amanah dari Tuan Panji untuk membantu Tuan Eric dalam mengelola perusahaan.

Reno sempat kaget dengan sifat yang dimiliki Tuan mudanya namun Reno tidak bisa memaksa Tuannya agar bersikap hangat kepadanya. Karena yang Reno dengar memang begitu rumor mengenai putra tunggal dari Tuan Panji.

Ketika Eric sudah masuk ke dalam rumah dia langsung disambut oleh mamanya yang sedang duduk di ruang tengah dan memeluk putranya yang baru saja pulang dari kantor.

☘️☘️☘️

Di tempat lain tepatnya di sebuah rumah yang sangat bagus ada seorang gadis yang sedang memandangi sebuah foto, siapa lagi kalau bukan Narin yang lagi memandangi foto Eric. Ternyata selama ini dia masih belum bisa move on dan perasaannya ke Eric pun semakin menjadi dan Narin takut jika dia masih belum bisa membuang perasaan yang tak mungkin ini karena kenyataannya dia hanya mencintai Eric dengan diam tanpa bisa memilikinya.

.

.

.