Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.
Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.
Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.
Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.
Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.
pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.
Pemuda yang tersenyum saat melihat darah.
Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.
Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.
Parang..!
pedang..!
celurit..!
sudah di acungkan ke udara.
tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.
-Original story by Penulis amatir-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCEKAM..!
Suasana di taman STM tunas bangsa yang semula ceria penuh canda dan tawa antara Bimo, Sholeh dan Boris berubah menegangkan saat Sandi anggota OSIS dan tank terkuat ke tiga di basis 69 datang dan memergoki mereka bertiga sedang pesta miras
Sandi otomatis marah dan murka melihat tiga anak baru yang tidak mengikuti MOS, sebagai senior yang merasa berkuasa sandi mencoba mengintimidasi dan lebih lanjut terjadilah perkelahian
Sholeh yang tidak terima kakak laki-lakinya di hina maju terlebih dahulu dengan penuh emosi yang membara tapi tidak berlangsung lama karena perbedaan pengalaman dan kekuatan, Sholeh terkapar tidak berdaya dihantam sandi
Suasana semakin menegangkan saat Bimo mulai bertindak dan perkelahian antara sandi vs Bimo tidak bisa di elakkan
Sandi punya pengalaman beradu nyawa begitu juga dengan Bimo yang hobinya adalah baku hantam
Sandi mengandalkan power dan daya tahan sedangkan Bimo mengandalkan nyali besar dan skill bertarung bebasnya yang sudah tidak diragukan lagi
Walau pertarungan sengit terjadi antara keduanya, Bimo dengan ketenangannya saat mengambil tindakan menyerang dan bertahan bisa mengatasi sandi dalam hitungan menit
Kemenangan sudah ada di depan mata dan sandi sudah terkapar di tanah dengan wajah berlumuran darah tidak berdaya saat Bimo menendang wajahnya
Manusia memang tidak bisa memprediksi masa depan dan kemenangan Bimo itu langsung hilang saat Boris dengan tiba-tiba menghentikannya dengan cara memeluk Bimo dari belakang
Semangat sandi yang semula patah karena luka di tubuh seperti mendapat suntikan semangat baru saat kesempatan menyerang Bimo tercipta
Adegan selanjutnya adalah Sandi yang dengan brutal menindih Bimo dengan Boris yang terlentang di bawahnya
Adegan semakin menegangkan dan dramatis saat Sholeh yang telah sadar melempar batu dengan niat menghantam sandi untuk menyelamatkan Bimo dan Boris tapi secara tidak sengaja batu yang Sholeh lempar mengenai perut boris karena sandi segera berdiri mundur serta Bimo yang berguling ke samping
Bimo tidak ingin lengah kembali dan ronde dua pertarungan nya dengan sandi dimulai dan akhirnya Sandi tidak berdaya dengan Bimo yang secara brutal dan bengis menghantam nya terus menerus
Sandi tergelatak di atas tanah dengan sudut mata, hidung dan mulutnya yang terus-menerus mengelus darah
Sandi meronta-ronta dan berteriak-teriak berharap ada orang yang akan menolongnya
Suasana yang semula ceria berubah menegangkan dan saat ini berubah kembali menjadi mencekam
Suasana mencekam tercipta saat Bimo dengan memegang celuritnya berjalan santai ke arah sandi dengan ekspresi wajahnya yang bengis
Sholeh yang duduk di tanah dengan Boris yang pingsan di pangkuannya melihat Bimo antara khawatir dan takut
Sholeh tidak punya nyali untuk berdiri dan menghentikan Bimo karena saat ini Bimo sudah seperti orang gila yang kesurupan, berjalan santai memegang dua celurit sambil bersiul ost lagu Doraemon
Ost Doraemon yang biasanya ceria dan enak di dengar tapi saat ini Sholeh merasakan hal yang berbeda dan merinding di sekujur tubuhnya, ost Doraemon yang keluar lewat siulan Bimo sangat-sangat menakutkan
Setelah kejadian ini Sholeh pasti akan trauma saat mendengar ost Doraemon lagi karena akan teringat dengan siulan dari bibir Bimo
***
Parkiran sepeda motor STM tunas bangsa
Buluk berlarian ke segala arah untuk mencari ke keberadaan Bimo dan dia tampak panik karena belum melihat batang hidung dari junior nya itu
Buluk berlari kembali menuju satria dn Zaki yang berdiri tidak jauh mengamati sekitar
"Ketua, junior saya tidak ada disini". Dengan nafas terengah-engah buluk melapor
"Ki menurut kamu dia kemana?". Satria saat ini hanya bisa mengandalkan intuisi dan perkiraan dari Zaki si genius
Zaki terdiam dan tampak berfikir dan melihat ke sekeliling
"Tidak mungkin berada di lapangan dan ikut MOS". Zaki bergumam sendiri sambil memegangi dagunya
"Apa mungkin di kantin?". Satria menebak
"Tidak ketua, junior saya tidak mungkin kesana.. Dia pernah diare saat di SMP karena makan makanan dari kantin dan dia trauma dengan itu". Buluk segera menyanggah tebakan satria
Satria langsung percaya dengan buluk walau dalam hati dia bertanya-tanya, makanan apa yang biasa dimakan sama orang itu? makan makanan kantin saja bisa diare
"Jika dia tidak di kantin hanya ada satu tempat yang mungkin dia datangi". Zaki tampak tersenyum tipis bangga dengan cara otaknya berkerja
"Dimana Ki?"
"Dimana senior?"
Tanya satria dan buluk berbarengan
"Taman". Ucap Zaki singkat dan menunjuk ke depan, arah taman STM tunas bangsa berada
"Ayo kita segera kesana!". Satria percaya sepenuhnya kepada Zaki
Buluk yang mendengar itu segera berlari terlebih dahulu tanpa menunggu Satria dan Zaki
Buluk punya firasat buruk dan ingin bergegas melihat dan menemukan Bimo
Sambil berlari buluk berdoa dalam hati, berdoa agar firasatnya salah
Satria dan Zaki tampak mengikuti buluk dari belakang
Tidak lama buluk sampai di taman terlebih dahulu dan kedua kakinya auto lemas tidak berdaya
Lemas bukan karena capek berlari melainkan lemas karena melihat pemandangan mengerikan yang dia lihat tepat tidak jauh darinya berdiri
Di depan Bimo berdiri dengan dua celurit di tangan, berdiri dengan satu kaki menginjak di atas perut seorang pemuda yang wajahnya berlumuran darah
Pemuda itu berteriak menangis dan meminta ampun belas kasian kepada Bimo
Karena wajahnya yang berlumuran darah buluk tidak bisa mengenali siapa pemuda malang itu tapi satu yang dia tau pasti pemuda yang terlentang di atas tanah itu adalah anggota OSIS karena terdapat ban biru yang melingkar di lengannya
Satria dan Zaki tiba di samping buluk dan mata keduanya langsung terbelalak kaget dan terkejut melihat apa yang terjadi di depan sana
Satria melihat Bimo dengan ngeri saat ini, padahal saat bertempur dan tawuran dia selalu menjaga ketenangan dan sangat percaya diri tapi melihat pemuda yang memegang 2 celurit di depan, Satria tiba-tiba merasa ketakutan yang pertama kali dia rasakan sejak menjabat sebagai ketua basis 69
Pemuda yang menginjak seseorang di tanah itu tampak seperti bukan manusia, dari ekspresi dan sorot matanya
"Iblis!" Gumam satria tanpa sadar
Zaki tampak tenang walau dalam hati dia juga sedikit terkejut, Zaki memandang Bimo dari bawah ke atas
"Aura yang sangat kuat dan mendominasi". Ucap Zaki
Bimo memandang sandi seperti memandang sekarung sampah
Suara sandi yang meminta pengampunan terdengar sangat merdu masuk ke dalam indra pendengaran Bimo
"Ah sensasi inilah yang gua tunggu-tunggu!". Bimo tersenyum tapi tidak ada manis-manisnya senyumnya itu lebih ke senyum merendahkan memandang sandi
"Ucapkan selamat tinggal sama lengan lu!". Bimo bicara dan tertawa pelan sambil mengangkat celuritnya yang bernama Romeo
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH....
"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK...
Sandi berteriak sejadi-jadinya penuh akan rasa takut dan ngeri
Tidak ada di dalam benak sandi jika hari ini dia akan kehilangan lengannya padahal saat berangkat tadi pagi dia masih senyum-senyum sambil godain cewe SMA
"Sudah terlambat kita". Zaki berucap pelan
Satria juga terdiam saat ini
Sementara buluk tanpa fikir panjang langsung melesat berlari ke depan saat Bimo menaikkan celurit nya ke udara
"BIMO JANGAN BIMOOOOOOOOOOOO..!!". teriak buluk.
Permintaan pertama yang mencengangkan bagi orang yang sudah tegang duluan..
ha...ha...