NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

“Agnes, Ayah gak mau tahu. Kamu dan Fajar harus segera menikah!”

Suara Rahmat menggelegar di dalam kamar, membuat Agnes terpaku seperti disambar petir di siang bolong. Kata-kata itu mengguncang dunianya. Menikah. Kata itu terasa seperti momok yang tak bisa ia hindari. Bukan karena ia berasal dari keluarga broken home, tapi bagi Agnes, pernikahan adalah akhir dari semua kebebasannya—sebuah kehidupan yang ia belum siap jalani.

“Ayah, aku baru mau lulus!” Agnes membalas, suaranya bergetar, setengah panik. “Aku masih mau mewujudkan cita-citaku, kerja, jalan-jalan sama teman-teman. Gak, Ayah. Aku gak mau cuma di rumah jadi ibu rumah tangga!”

Rahmat menatap putrinya dengan wajah tegang. “Kalau kamu punya keinginan seperti itu, seharusnya kamu dengarkan nasihat Ayah dari dulu. Tapi kamu malah—” Rahmat terhenti, suaranya tercekat oleh amarah yang terlalu besar untuk ia lanjutkan.

Melihat kemarahan ayahnya tak mereda, Agnes berbalik dengan putus asa. Matanya yang berkaca-kaca beralih ke ibunya, Fatwa, satu-satunya orang yang mungkin bisa menjadi penyelamatnya.

“Bu, Agnes gak mau nikah!” Agnes merengkuh lengan ibunya, suaranya berubah seperti anak kecil yang memohon perlindungan.

Rahmat yang melihat interaksi itu langsung menyergah dengan nada tajam. “Jangan membelanya lagi, Fatwa!”

Namun Fatwa tak terpengaruh. Ia mengelus rambut Agnes dengan lembut, menawarkan ketenangan di tengah badai. “Nak,” katanya dengan suara tenang namun penuh rasa sayang, “menikah tidak seperti yang kamu bayangkan. Kamu bisa kok tetap meminta kebebasanmu. Seperti Ibu. Kamu lihat sendiri, Ibu masih bisa jalan-jalan dengan teman-teman Ibu, kan? Dan yang paling penting, Ibu dan Ayah selalu saling berbagi, saling mendukung.”

Agnes menatap ibunya dengan tatapan yang ragu dan penuh kekhawatiran. “Tapi, Bu, aku gak mau terjebak. Aku takut gak bahagia...”

Fatwa mengusap pipi putrinya, seolah mencoba menyalurkan keberanian. “Menikah itu komitmen, Nak. Seperti Ibu dan Ayah, kebahagiaan itu kita yang ciptakan bersama. Kadang, apa yang terlihat seperti perangkap, justru bisa jadi jalan untuk menemukan kebahagiaan sejati.” Ia tersenyum lembut. “Siapa tahu, dalam pernikahan ini, kamu justru akan menemukan cinta sejatimu.”

Kata-kata itu menggema di kepala Agnes, tapi belum mampu sepenuhnya menenangkan hatinya. Di luar kamar, suara warga yang bercakap-cakap terdengar samar, mengingatkannya bahwa keputusan besar sedang menunggunya di luar sana.

Agnes memejamkan matanya, berusaha mengatur napas. Saat ini, ia hanya berharap waktu berhenti sejenak. Namun, Rahmat yang tak sabar terus mendesaknya agar segera memberikan keputusan.

"Tolong Nak, selamatkan wajah ayahmu yang sudah tua ini," ucap Rahmat pada akhirnya suaranya melembutkan terdengar mengiba.

Mau tidak mau Agnes mengangguk pasrah, tapi jauh dari itu semua ia menyalahkan Fajar kenapa, lelaki itu justru memberikan pilihan tersulit dihidupnya. Padahal Fajar bisa saja menolak kan?

Setelah itu Rahmat keluar dari kamar Agnes lalu memberitahu pada semua orang jika anaknya setuju untuk menikah, tentu saja hal itu membuat Fajar menarik napasnya dalam-dalam seperti mendapatkan tanggung jawab besar. memang sudah lama neneknya ingin dirinya menikah, tapi Fajar tidak menyangka akan secepat ini.

Fajar merasa semua ini seperti mimpi, tapi sayang matanya bahkan tidak terpejam sama sekali. Kini semua sudah direncanakan pernikahan antara dirinya dan Agnes akan terjadi dalam tiga hari lagi dengan pesta kecil-kecilan.

Nenek Grace pun sudah mendapatkan kabar tentang hal itu dan langsung memberikan seserahan pada keluarga Agnes. Sejujurnya Fajar ingin mendengar secara langsung dari mulut Agnes tentang persetujuan pernikahan itu, tapi sayangnya keduanya sama sekali tidak diizinkan untuk bertemu.

***

Tiga hari berlalu seperti angin, cepat namun meninggalkan jejak berat di hati Agnes. Kini dia duduk di depan cermin besar, tatapannya kosong. Tim perias sibuk mempercantik wajahnya, menyempurnakan setiap detail. Kebaya putih yang melekat di tubuhnya terasa seperti beban, seolah-olah setiap jahitannya mengikat kebebasannya.

Di belakang Agnes, Berta yang baru saja datang, menatap pantulan wajah Agnes dengan kagum. “Kamu cantik banget, Nes,” ujarnya mencoba mencairkan suasana yang begitu terasa tegang.

Agnes mendengus pelan. “Cantik buat apa? Kamu juga tahu, hari ini rasanya kayak hari pemakamanku,” balasnya ketus.

Berta menghela napas, menahan diri. Setelah tim rias menyelesaikan tugasnya Berta mendekat ke arah Agnes. “Nes, mulutmu itu jangan sembarangan, deh. Sebentar lagi kamu jadi seorang istri dan tidak menutup kemungkinan juga menjadi calon ibu. Kalau ngomong difilter dulu!”

Agnes menoleh dengan wajah memelas mengabaikan ucapan Berta, karena ia tahu akan panjang urusannya. “Ta, gimana kalau kita bikin drama penculikan pengantin? Kamu culik aku, terus kita kabur.”

Berta menatap Agnes tak percaya, lalu nyaris tertawa. “Mana ada yang kayak gitu di dunia nyata, Nes. Kecuali kamu punya pangeran yang siap menculikmu. Tapi faktanya, sampai umur dua puluh dua kamu masih jomblo akut. Jadi siapa yang mau?”

Agnes mendengus kesal. “Kan kamu sahabatku. Masa gak mau?”

Berta menggeleng sambil tersenyum kecil. “Dodol..., Pikiran cekak! Kalau aku yang nyulik juga percuma yang ada bebanku bertambah, gimana kalau Bu Rumsiah kena serangan jantung gara-gara Ayah sama Ibumu ngamuk? Untung kagak rugi iya."

“Sialan kamu, Ta! Kamu tahu kan aku ini pintar, jadi gak bakal rugi,” balas Agnes, cemberut.

Berta pura-pura mengangguk. “Iya, benar juga.” Tapi detik berikutnya dia langsung menggeleng tegas. “Tidak! Aku masih sayang sama Bu Rumsiah.”

Agnes manyun, matanya berkedip-kedip memohon seperti anak kecil.

“Tidak, Nes! Lagi pula, ya, Pak Fajar itu ganteng, pintar, mapan pula. Apalagi yang kurang? Tapi kamu masih aja kayak terpaksa. Di dunia ini lelaki seperti Pak Fajar cuma ada seribu satu loh."

Agnes mendesah keras. “Iya, kamu benar. Galaknya, datarnya, cueknya, itu memang cuma satu di antara seribu. Tapi ngomong sama kamu bukannya dapat solusi, malah nambah beban!”

Berta terkekeh pelan. “Sudah, jalanin saja yang ada di depan mata. Masalah lain pikir belakangan. Ingat, menikah itu masih bisa berujung cerai.”

Agnes melotot, tapi dalam hati merasa ada benarnya juga. Sebelum dia sempat menjawab, suara petasan terdengar dari luar. Itu artinya Fajar dan keluarganya sudah tiba.

Agnes tetap duduk di kamar, menunggu dengan perasaan campur aduk. Para tetua bilang dia tidak boleh bertemu Fajar sebelum ijab kabul selesai. Detik-detik mencekam itu pecah ketika suara mikrofon terdengar nyaring.

Dan suara itu akhirnya muncul—suara Fajar.

“Saya terima nikah dan kawinnya, Agnes Kinanti binti Rahmat dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”

Suara itu terdengar dalam, tegas, tapi sekaligus lembut, menyentuh telinganya. Jantung Agnes berdegup kencang, seolah-olah menyuarakan kegelisahan yang bercampur dengan kenyataan bahwa sekarang ia sudah resmi menyandang status Istri.

1
Hayurapuji
hallo semua, pembaca cerita fajar dan Agnes, yuks beri like dan komentarnya agar autor semakin semangat updatenya. terimakasih sebelumnya 🤗🤗
Hayurapuji
emmmmmm
Ismi Kawai
bagus banget, bikin betah bacanya!!!
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Ismi Kawai
semangat shay ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!