NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Klawing Mendadak Resah

Raut muka Axel seketika berubah. Mendengar ada polisi yang datang ke rumahnya, membuat hati Axel semakin berkecamuk.

Ketiga temannya juga sama herannya. Ini adalah pertama kalinya mereka mendengar ada polisi yang datang ke rumah itu dan mencari Axel, bukan orang tuanya.

"Kok kamu bisa didatangi polisi sih, Xel?" Denis tak kuasa menahan rasa penasarannya.

"Emang ada masalah apa, Xel? Sampai polisi datang mencarimu?" Marvin pun ikut bertanya. Dia dan dua teman yang lain menatap Axel dengan tatapan penuh tanya serta menyelidik.

"Aku tidak tahu," balas Axel singkat. "Aku ke depan dulu," anak muda itu segera beranjak meninggalkan ketiga temannya.

"Apa yang terjadi ya?" tanya Brian begitu Axel menghilang dari pandangan mata. "Apa jangan-jangan perbuatan kita ada yang berani melaporkan?"

Kedua temannya menggeleng.

"Sepertinya tidak mungkin deh, Bri," balas Denis. "Kalau ada yang berani melaporkan perbuatan kita, mungkin rumah kita juga bakalan didatangi polisi."

"Iya juga ya," sahut Brian. "Lagian, kita kan mainnya main rapi tanpa meninggalkan bukti. Jadi mana mungkin ada yang bisa melaporkan kita."

"Yah semoga saja begitu," ujar Marvin. "Aku sudah cukup pusing dengan teror arwahnya Friska. Kalau ditambah dengan urusan polisi, mungkin aku bakalan gila."

"Aku sendiri juga bingung," ucap Brian. "Aku nggak mau, orang yang aku tabrak, arwahnya neror aku terus. Aku harus bagaimana?"

"Tenang aja," ujar Denis. "Nanti setelah urusan Axel selesai, kita langsung pergi aja ke orang pintar yang terkenal tadi."

Marvin dan Brian mengangguk setuju, lantas mereka memilih membicarakan hal lain sambil menunggu Axel.

Dua puluh menit kemudian, Axel kembali menghampiri ketiga temannya dengan raut wajah yang sukar dijelaskan. Tanpa menunggu waktu lama, teman-temannya langsung melempar beberapa pertanyaan karena mereka sudah cukup menahan penasaran dari tadi

"Apa? Tiara ditemukan meninggal?" seru Marvin terkejut begitu dia dan teman-temannya mendengar cerita dari Axel. "Bagaimana bisa, Xel?"

"Aku nggak tahu," balas Axel dusta. "Katanya dia terjun dari lantai tujuh."

"Astaga... kapan?" teman-temannya syok. Mereka jelas tahu, siapa itu Tiara.

"Ditemukannya sih tadi pagi, kemungkinan kejadiannya semalam," balas Axel.

"Waduh, kok jadi gawat gini sih?" Marvin kembali dilanda panik. "Terus, alasan polisi mendatangi kamu karena apa, Xel? Apa mungkin, polisi tahu, kalau kalian pernah memiliki hubungan?"

"Sepertinya begitu," Axel terlihat lesu. "Tapi kan kalian tahu sendiri, kalau aku sama dia udah putus lama."

"Ya belum lama banget lah, Xel," sahut Denis. "Tapi kalau alasan Tiara bunuh diri karena ada sangkut pautnya sama kamu, kan bisa bahaya bagi kita, Xel."

"Iya, Xel," Marvin menimpali. "Apa lagi kalau arwahnya penasaran, nasib kita bakalan sama. Bisa gila nanti."

"Kamu jangan nakut-nakutin aku deh," Axel langsung kesal. "Nggak mungkin Tiara neror aku, orang aku nggak salah."

"Bukan nakut-nakutin," Marvin langsung membela diri. "Aku cuma memperingatkan. Kamu lihat aja, sekarang aku bagaimana, dua malam berturut-turut diteror arwahnya Friska, stres tahu."

Axel tercenung beberapa saat. Pada akhirnya secara perlahan dia juga merasakan takut.

"Gini aja deh, mending, kita sekarang pergi ke orang pintar, bagaimana?" usul Denis.

"Ayok," balas Brian semangat. "Ngapain kita tunggu lama-lama. Mumpung kita lagi banyam waktu senggang."

"Ya udah, Yuk, berangkat," Marvin langsung bangkit dari duduknya. Disusul yang lainnya dan mereka segera berangkat dengan penuh harapan.

####

Sementara itu di tempat lain.

"Ternyata bener, Bu, anak yang bunuh diri itu anak dari kampusku," ucap Juna yang sudah bersiap untuk pergi dan dia memilih menghampiri orang tuanya sejenak di dalam warung.

"Serius, Jun?" Ibu yang baru saja selesai melayani pembeli langsung menatap anaknya.

Juna mengangguk. "Temanku yang bilang. Ini aku malah diajak ke rumahnya."

"Ya ampun, kasihan banget," ujar Ibu. "Apa benar kalau dia hamil?"

"Katanya sih begitu," balas Juna.

"Sudah ibu duga, pasti dia frustasi karena laki-lakinya tidak mau tanggung jawab," Ibu tiba-tiba merasa kesal.

"Ya udah deh, Bu, Juna berangkat dulu," ucap Juna sambil menjabat dan mencium punggung tangan ibunya.

"Hmm... anak muda jaman sekarang, pergaulannya ngeri," gumam Ibu begitu sang anak pergi dan hilang dari pandangan matanya.

Ketika motor Juna menempuh jarak beberapa meter dari rumahnya, dari arah sebaliknya, melintas sebuah mobil mewah.

"Mobil siapa tuh? Bagus banget," tanya Juna begitu melewati mobil mewah tadi.

"Kok aku kaya kenal mobil itu ya?" Klawing seketika juga bertanya-tanya. Karena suaranya lirih, Juna bahkan tidak mendengar pertanyaan dari sosok tak kasat mata di belakangnya

Sedangkan di dalam mobil mewah, dua pria yang ada di dalamnya malah terkejut kala memasuki area yang saat ini mereka lewati.

"Bukankah ini jalan menuju rumah anaknya Tuan besar?" ucap Sarno.

"Yang benar, No?" tanya Tarmini. Wanita itu terkejut mendengar ucapan Sarno.

"Benar, Non, jalan ini, jalan yang sama, menuju rumah anaknya Tuan besar," Sarjo yang menjawabnya.

"Berarti Tuan besar, sering datang ke sini?"

"Nggak juga," balas Sarjo. "Paling nyuruh orang buat mantau keluarga anaknya. Meskipun sang anak sangat membenci Tuan besar, wanita itu tetap anak kandungnya."

Tarmini mengangguk paham. Untuk beberapa saat, mereka terdiam, karena kehabisan bahan obrolan. Sampai kedua pria kembali dibuat terkejut kala mobil mereka berada tepat di depan sekolah sesuai alamat.

"Astaga..." seru Sarno. "Jangan-jangan pemilik gerobag itu anaknya Tuan besar."

'Kayanya iya deh," sahut Sarjo. "Tuh, cuma rumah itu, yang jual batagor dan siomay."

"Kenapa lagi, No?" tanya Tarmini.

"Itu, Non, kayanya, yang nemuin cincin Tuan besar, anaknya Tuan besar sendiri. Tuh, lihat, di sekitar sini cuma ada satu warung yang jualan batagor," jawab Sarno.

"Walah, kok bisa gitu?" Tarmini pun ikutan heran. "Terus gimana dong?"

"Ya terserah, Nona. Kita mau memastikan dulu apa gimana," balas Sarjo.

"Lebih baik kita memastikan dulu," jawab Tarmini.

"Tapi, kita nggak mungkin bisa turun, Non. Anaknya Tuan besar, mengenali wajah kita," ungkap Sarjo.

"Bener, Non," Sarno menimpali. "Soalnya, kalau Tuan besar ke sini, dia kadang ngajak kita turun untuk menemaninya kesana, menemui anaknya."

"Ya udah, aku aja yang turun," ucap Tarmini dan wanita itu bersiap diri untuk turun dan menemui pemilik warung yang dituju.

Di saat yang sama, Juna masih melajukan motornya menuju ke rumah salah satu temannya. Tanpa Juna sadari, sosok tak kasat mata yang ikut di belakangnya, saat ini sedang dilanda ras penasaran yang cukup besar.

Hal itu disebabkan, karena tadi Klawing menyaksikan mobil yang sangat dia kenal pemiliknya, melintas di daerah tempat tinggal Juna.

"Bagaimana ini? Apa majikanku sudah tahu, orang yang menemukan cincinnya ada di sana?" gumamnya. "Apa aku sebaiknya kembali saja ke sana ya? Aku penasaraan, mereka akan pergi kemana? Apakah ke rumah Juna?"

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!