NovelToon NovelToon
Mafia Insap Jatuh Cinta

Mafia Insap Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Sugar daddy
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chococino

Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.

Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternyata dia....?

Mobil Alphard hitam itu melaju membelah jalanan yang tidak terlalu padat. Perjalanan hanya menempuh waktu sekitar dua sampai tiga jam saja untuk sampai ke Semarang.

Pak Badhot banyak bercerita panjang lebar mengenai Alina dan keluarga nya.

sedangkan Barra lebih banyak diam menjadi seorang pendengar.

"Itu boneka beruang pink punya siapa Bar? " tanya Pak Badhot sambil menunjuk sebuah boneka beruang pink cukup besar yang ada di kursi penumpang.

"Oh. Itu boneka buat Sabrina pak." jawab Barra membuat Pak Badhot bertanya tanya dalam hati

"Siapa Sabrina?"

"Sabrina itu seorang gadis cantik yang cemburu sama Alina pak." jawab Barra sambil mengulum senyum menantikan ekspresi Pak Badhot selanjutnya.

"Wah wah wah ngga bener ini..." ujar pak Badhot menyipitkan matanya melirik pria yang tengah mengemudi itu.

"Ha ha ha. Sabrina ngambek sama saya karena kemarin saya ajak Alina ke tempatnya. Dia cemburu katanya," ujar Barra menjelaskan namun Pak Badhot masih tidak mengerti

"Sabrina pacar kamu? apa istri kamu?"

"Ha ha ha ya bukanlah pak. Jadi Sabrina itu gadis kecil berusia sekitar enam atau tujuh taun. Dia tinggal di Panti Asuhan."

"Oh... Kamu bawa Alina berkunjung ke Panti Asuhan kapan?" tanya Pak Badhot merasa heran

"Itu loh Pak, waktu saya diminta tolong Bapak buat anterin dia sekolah."

"Bolos dia?"

"Ya enggak lah pak. Saya jemput diam jam sembilan, kan masih class meeting tuh dia, jadi pulang cepet."

"Oh, ya ya jadi yang waktu itu Alina bilang habis pergi ke rumah Gita ya?"

"Waduh. Saya ngga tau tuh Pak, alasan dia pas ditanyain Pak Badhot. Kita belum sekongkol waktu itu haha haha,"

"Astaga!! Kamu ini!!"

"Jadi yang renang di rumah kamu itu juga kalian udah sekongkol ya?" tebak Pak Badhot dan Barra hanya tertawa saja.

"Maklum lah Pak, namanya juga lagi pede kate,"cicit Barra dan hanya dibalas anggukan oleh Pak Badhot

"Terus Si Sabrina itu siapa nya kamu Bar?"

"Jadi gini pak ceritanya. Dulu.. dulu banget nih saya pernah menyukai seorang wanita. Dan ternyata dia itu punya seorang bayi di luar nikah. Dia hamil sama pacarnya yang saya tidak tahu.

Dia hidup sebatang kara, saya tahu betul bagaimana dia berjuang menghidupi dirinya sendiri di Jakarta, yang dia tidak punya siapa siapa selain dirinya."

Pak Badhot tampak mendengarkan dengan seksama ucapan Barra.

"Terus? Dimana wanita itu sekarang?"tanya pak Badhot penasaran

"Dia menitipkan bayi cantik itu ke sebuah Panti Asuhan dikota kecil dan dia melanjutkan hidupnya.Diam diam dia bekerja sebagai wanita penghibur di belakang saya. Saat itu saya sudah mengajaknya untuk menikah namun kedua orang tua saya menentangnya.

Tak lama kemudian ibu saya sakit dan mengharuskan dia melakukan transplantasi ginjal. Saya hancur pak.

Saya mencari ke manapun namun tak ada ginjal yang cocok untuk ibu Saya. Andai saja ginjal saya cocok, sudah saya berikan untuk ibu. Saya mengerahkan semua anak buah saya untuk mencari seorang pendonor yang sehat dan tepat, berapapun akan saya bayar."

Barra menjeda ucapannya sebentar lalu menghela nafasnya. Pak Badhot tampak serius mendengarkan sambil menatap Barra dari samping. Pikiran Pak Badhot menerka nerka siapa sebenarnya Barra ini.

"Di luar pencarian saya, ternyata wanita itu menawarkan ginjalnya untuk ibu saya. Dengan satu syarat, saya harus menyelamatkan putrinya dan berpuluh puluh penghuni Panti yang mana Panti itu akan di gusur dan akan di bangun tempat hiburan.

Pak Badhot pasti pernah mendengar berita itu beberapa tahun yang lalu bukan?" ucap Barra menebak.

Pak Badhot tampak mengingat ingat sesuatu yang seakan berputar putar di kepalanya.

"Saya ingat. Apa yang kamu maksud itu Panti Asuhan yang di kaki gunung Slamet itu? Yang sekarang jadi Pondok Pesantren Modern?" tanya Pak Badhot sedikit terkejut

"Iya betul Pak,tepat sekali"

"Jadi....? gimana tadi lanjutkan dulu, saya kurang paham ," pinta Pak Badhot

"Yaa saya menyanggupi nya Pak. Saya berhasil memenangkan kasus itu dan mengambil alih sepenuhnya atas Panti itu. Gadis kecil itu adalah Sabrina, putri pacar saya dan saya anggap anak saya sendiri."

Dia memenuhi janjinya, dan memberikan sebelah ginjalnya pada ibu saya. Setelah itu kami hidup bersama, tanpa diketahui oleh ibu saya dan keluarga besar saya."

"Hemmm... Jadi kamu kumpul kebo?" tanya Pak Badhot dan Barra hanya terkekeh.

"Saya akui saya ini bukan orang baik. Pak Badhot masih punya kesempatan untuk mencoret saya dari kandidat calon mantu hahahaha," ujar Barra tak merasa canggung sedikitpun

Pak Badhot memukul pelan lengan Barra dan Barra hanya meringis.

"Terus dimana wanita itu sekarang?"

"Dia sudah meninggal. Tiga tahun kami hidup bersama dan saya mendapat kabar kalo dia meninggal dalam kecelakaan mobil bersama seorang pejabat papan atas negri ini. Rupanya dia sudah berselingkuh dari saya."

"Sebentar sebentar.. Apa pejabat yang kamu maksud itu yang sempat viral itu? Yang kecelakaan di Tol Cipularang dan korban di temukan tewas tanpa busana dengan seorang wanita?" tebak Pak Badhot dan lagi lagi Barra mengangguk membuat Pak Badhot semakin menganga tak percaya.

"Astaghfirullah hal adzim...." ucap Pak Badhot sambil mengusap wajahnya kasar

"Kenapa Pak?" tanya Barra kemudian

Pak Badhot menatap tajam wajah Barra yang masih sibuk mengemudi dengan terampil.

"Siapa sebenarnya kamu Barra?"

*****

1
Siti Khoyimah
😂😂😂😂😂🤭🤭
Siti Khoyimah
lnjut ,
itumah nglunjak pk olh" mita mobil
reza indrayana
😍😍😍
Siti Khoyimah
😂😂😂
Tembus Langit: hati hati salah pegang kak /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Abi Uung
lanjutkan
Abi Uung
sangat bagus ceritanya,tidak membosankan
Tembus Langit: terima kasih kak, sudah mampir novel perdana saya 🤗b

semoga harimu menyenangkan 😊😊
total 1 replies
Abi Uung
bagus ceritanya
Tembus Langit
bagus
Sol Ronconi
Alur yang mengalir lancar dan tak pernah membosankan.
Tembus Langit: terima kasih kak. Baca terus kelanjutan kisahnya ya kak... ^,^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!