Karena kesalahpahaman, Mavra dan Enrique berpisah cukup lama. Namun, dengan bantuan saudara kembarnya, Mavra berhasil mengatur skema untuk menjebak Enrique. Pada Akhirnya Enrique masuk dalam jebakan Mavra si putri mafia.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Simak kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Menyusul
Di L.A, Enrique Ardan Al Farez berjalan di koridor kampusnya dengan raut wajah dingin dan datar. Sejak 2 tahun yang lalu, dia semakin menjadi pria yang tidak tersentuh. Banyak gadis yang memujanya, tapi kebanyakan dari mereka takut untuk mendekatinya.
"Kau sudah mendapatkan petunjuk?" tanya Enrique pada Logan. Pria itu menggeleng lemah, sahabat Enrique itu masih merasa bersalah setelah kejadian 2 tahun silam. Bagaimana pun juga karena ucapannya, Enrique jadi kehilangan Mavra. Dia akhirnya berusaha sebisanya untuk membantu Enrique menemukan Mavra.
"Hentikan saja. Tidak perlu mencari lagi. Aku yakin saat ini Mavra dan di San Fransisco.
"Bagaimana kau bisa yakin dia ada di sana?" tanya Logan. Nada bicaranya menjadi lebih bersemangat.
"Aku akan memberitahumu nanti. Sekarang antar aku ke bandara. Aku sudah tidak tahan didiamkan oleh semua orang. Aku harus menemuinya."
"Baiklah. Aku akan mengantarmu sekarang. Ayo!"
Logan akhirnya mengirim Enrique, selama dalam perjalanan, Enrique lebih banyak diam. Dia membuang pandangannya menatap jalanan yang mereka lewati. Tak terasa sudah 2 tahun lamanya gadis itu pergi dan memporak-porandakan hatinya. Tak hanya itu saja, Enrique bahkan didiamkan oleh ibunya sampai saat ini.
Dua tahun yang lalu, Enrique dan teman-temannya sedang berkumpul di kelas seperti biasanya, hari itu seorang gadis mendekatinya dan mengutarakan perasaannya pada Enrique.
Awalnya Enrique tidak terlalu menggubris gadis itu, dia menolak para gadis seperti biasanya. Akan tetapi kali ini gadis itu begitu menggebu dan bahkan mengaitkan keberadaan Mavra. Enrique membantah ucapan gadis itu. Dia tidak mau Mavra berurusan dengan para gadis yang mengejarnya.
Merasa kesal dengan gadis ngeyel itu, Logan sahabatnya membantunya mengusir gadis itu. Mereka semua yang ada di dalam ruangan itu tidak tahu jika Mavra mendengar semua pembicaraan mereka.
"Sudahlah, Lisa. Jangan terlalu berharap pada Enrique. Dia sudah memiliki Ramona di sisinya. Tadi pagi saja Enrique menjemput Ramona di rumahnya. Jadi berhentilah berharap padanya."
Enrique tidak menyangka kalimat itu membuat Mavra akhirnya salah paham dengannya dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun atau bahkan memarahinya seperti biasa.
"Kita sudah sampai."
Enrique tersadar dari lamunannya. Logan menatapnya iba. Dia menyentuh bahu Enrique sebelum pria itu turun.
"Jika kau membutuhkanku untuk menjelaskan semuanya pada Mavra aku bersedia. Hubungi aku kapan pun itu. Aku akan menyusulmu," ujar Logan. Enrique mengangguk dan bergegas keluar. Dia langsung masuk ke gate khusus pesawat pribadi. Dia disambut oleh anak buahnya.
***
Sementara itu, di Villa tepi pantai, Jack, Lionel, Marvel dan Damian sedang berkumpul di ruangan khusus.
"Jadi bagaimana?"
"Aku sudah bilang pada Mavra untuk mendatangi psikolog, tapi dia menolak."
Lionel sejak tadi terlihat gelisan, Jack terus memperhatikan gerakan putra pertamanya itu dengan tajam.
"Ada yang ingin kau katakan pada kami, Lionel?"
"ehm, sebenarnya kemari sebelum aunty dan uncle datang kemari, Mavra baru saja membunuh 3 orang pembunuh bayaran."
"Dan hal sepenting ini kau tidak mengatakannya pada daddy, Lionel?"
"Dad, aku ...."
"Tidak perlu memarahinya. Aku tahu jika dia merahasiakan ini pasti karena permintaan Mavra," ujar Damian.
"Ini sudah 12 kali dalam sebulan Mavra melakukannya," ujar Jack, menghela napas panjang. Damian mngusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Marvel, apalagi yang tadi dokter katakan atau kakakmu katakan?"
Marvel tampak ragu untuk menyampaikan apa yang diucapkan oleh Mavra tadi sebelum pingsan.
"Katakan, Marvel."
"Kakak ingin ma_ti." Suara Marvel tercekat di tenggorokan. Damian seketika menegang.
"Apa kau serius mengatakan hal itu?"
"Sangat serius, Dad. Kakak sepertinya mulai kesulitan untuk menekan hasrat membunuhnya, dia khawatir suatu saat dia berubah menjadi monster pembunuh."
"Separah itu?"
Jack juga kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka keponakannya akan menjadi seperti ini.
"Saranku sebaiknya kita pertemukan saja kak Enrique dengan Mavra. Aku yakin nanti jika mereka bertemu, kemungkinan Mavra akan kembali seperti semula."
"Hubungi Enrique sekarang. Tidak ada salahnya mencoba. Daddy tidak mau kehilangan kakakmu."
Marvel langsung mencari kontak Enrique, tetapi sayang ponsel Enrique sudah tidak aktif karena Enrique dalam penerbangan.
"Nomornya tidak aktif."
"Bagaimana sekarang? Jika mommy sampai tahu apa yang terjadi pada Mavra, mommy pasti akan sangat terluka.
"Biar untuk sementara aku tinggal di sini menemani Mavra. Aku yakin dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Kita harus percaya padanya, Dad."
"Baiklah, tapi bagaimana dengan mommymu?"
"Daddy harus mencari alasan untuk itu. Nanti aku akan coba menghubungi Enrique lagi. Semoga saja nanti ponselnya aktif.
"Bisakah kau menghubungi dokter Rupert. Aku ingin bicara dengannya mengenai Mavra?" tanya Damian pada Jack. Meski status Damian adalah adik ipar, nyatanya usianya lebih tua dari Jackson sehingga dia tidak memakai embel-embel panggilan apapun padanya.
"Nanti dokter Rupert akan datang untuk melepas infus Mavra. Daddy bisa menemuinya," kata Marvel.
Mereka akhirnya keluar dari ruangan itu setelah membicarakan banyak hal mengenai Mavra.
...----------------...