NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:458.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Sofia menghentakkan kakinya kesal. Dia menatap pintu apartemen Gevan yang tertutup rapat dengan wajah tertekuk. Ingin masuk pun rasanya percuma karena Gevan pasti akan mengusirnya lagi nanti.

Sofia tau password apartemen Gevan dari Mom Bella. Wanita paruh baya itu sendiri yang menyuruhnya datang ke sana. Dan sekarang malah dia yang kena batunya.

Lantaran kesal dengan Gevan, Sofia pun menelpon Mom Bella sambil berjalan menjauh.

"Halo, sayang?"

"Mommy..." Sofia merengek.

"Ada apa, Sofia?"

"Gevan ngusir aku. Ternyata di dalam ada cewek ingusan itu, Mom!" rengek Sofia. Dia mencari perhatian Mom Bella.

"Astaga, anak itu benar-benar! Oke, biar Mommy aja yang marahin Gevan nanti. Kamu tenang, ya? Sekarang kamu pulang, istirahat."

Sofia tersenyum puas mendengarnya.

"Iya, Mom. Bye..."

"Bye, sayang..."

Senyum Sofia semakin lebar. Puas sekali dengan respon Mom Bella.

****

Gevan kembali duduk di sebelah Ara. Sedangkan Ara hanya diam memakan makanannya dengan sedikit tidak selera.

"Gak usah dengerin apa kata dia tadi," ucap Gevan.

Ara mengangguk saja. Lagi pula dia sudah biasa. Namun, ucapan Sofia tentang restu Mom Bella membuatnya sedikit terusik. Tapi, Ara kembali mengingatkan karena yang menjalani semua adalah dia dan Gevan. Lagi pula, ini masih permulaan, siapa tau seiring berjalannya waktu Mom Bella akan membuka hati untuknya.

"Ara..."

"Iya?"

"Jangan dipikirkan," ucap Gevan. Tentu dia selalu tau apa yang ada dipikiran Ara. Bukan cenayang, tapi dari ekspresi Ara, Gevan sudah bisa menebak.

"Iyaaaa...," jawab Ara bernada panjang.

Gevan menepuk-nepuk puncak kepala Ara. Setelah itu mereka lanjut makan tanpa terusik.

"Kok dia tau password apartemen Kakak? Aku aja gak tau," ucap Ara sedikit iri pada Sofia.

"Pasti Mommy yang kasih tau. Nanti saya ganti," ucap Gevan.

"Aku boleh tau?" tanya Ara menatap Gevan dengan kedua alis terangkat.

"Boleh," jawab Gevan. Memang rencananya dia akan memberitahu password apartemennya nanti pada Ara.

Tak lama kemudian mereka sudah selesai makan. Semuanya sudah habis. Dan itu semua 80% Ara yang menghabiskan, sedangkan Gevan hanya makan sedikit karena memang dia tidak terlalu lapar.

"Karena Kak Gevan udah masak, sekarang giliran aku yang cuci piring," ucap Ara seraya menumpuk piring kotor dan juga gelas kotor.

Tak melarang, Gevan pun mengiyakan saja. Dia tetap duduk di sana sambil memperhatikan Ara yang sedang mencuci piring.

"Kalung yang saya kasih waktu itu, gak kamu pakai?" tanya Gevan.

"Nggak. Kalau sekolah gak aku pakai karena takut hilang," jawab Ara.

Gevan mengangguk paham.

Ara mengelap kedua tangannya dengan tisu yang tersedia di sana, lalu menghampiri Gevan sambil menjinjing celananya. Celana Gevan sangat besar untuk Ara, sampai kena lantai. Jadi, Ara cukup kesulitan berjalan. Gevan yang melihat itu pun terkekeh kecil.

"Nanti saya beli baju untuk kamu. Supaya bisa ganti di sini kapan aja," ucap Gevan.

"Boleh, deh," sahut Ara.

Gevan beranjak dari duduknya dan berjongkok di depan Ara.

"Naik. Saya gendong supaya cepat sampai," ucap pria itu.

Ara tersenyum girang. Dia langsung melompat ke punggung Gevan, menempel seperti cicak. Untungnya Gevan bisa menyeimbangkan tubuhnya, kalau tidak, mereka bisa jatuh berdua.

"Dari dulu pengen banget digendong kayak gini. Tapi, Ayah sama Kakak gak mau," keluh Ara.

"Kalau kamu mau digendong kayak gini, bilang sama saya," sahut Gevan.

"Kak Gevan mau gendong aku?"

"Iya."

Ara memekik girang.

Sederhana, namun menyenangkan bagi Ara.

Gevan sampai merasa miris mendengar keluhan gadisnya.

****

Ara menatap datar layar ponselnya. Di sana menampilkan room chat kontak Bagas yang tak Ara simpan. Cowok itu meminta maaf atas kejadian tadi.

Ara hanya membaca, tak membalasnya karena dia sudah kesal dengan Bagas.

Gadis itu keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat kopi.

Setelah diantar pulang oleh Gevan tadi, hujan langsung turun dengan deras. Ara sampai memakai celana training dan hoodie tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Tak lupa dia juga memakai kaos kaki.

Kopi sudah seperti teman Ara. Hampir setiap malam Ara minum kopi. Gadis itu seolah tak peduli pada lambungnya dan suka mencari penyakit.

Kata Ara; Setidaknya minumlah kopi meskipun hidupmu terasa tak berguna.

Ara membuka laptopnya bersiap untuk begadang nonton drama favoritnya.

Hidup Ara memang begitu-begitu saja. Tidak ada yang menarik. Pulang sekolah, makan, tidur, malamnya begadang nonton drama.

Ingin kerja pun percuma rasanya, karena sekarang Ara memiliki ATM berjalan. Gevan sendiri yang berkata bahwa dia cukup menjadi tunangan pria itu, dan nantinya akan digaji. Jadi, Ara menganggap Gevan adalah ATM nya. Dengan begitu, dia bisa rajin menabung. Uang dari Ayah dan kakaknya yang dia tabung, sementara uang dari Gevan dia buat foya-foya. Foya-foya beli jajan maksudnya.

****

"Gevan!"

Kedatangan Mom Bella mengejutkan Gevan. Ah, dia lupa mengganti password, pantas saja mommynya bisa masuk.

"Mom? Ada apa?" Gevan yang tadinya sibuk dengan laptop, kini memfokuskan dirinya pada Mommy yang sudah siap mengamuk.

"Sofia kamu apakan tadi?!"

Gevan mendengus. "Jadi bener, Mommy yang kirim dia ke sini?"

"Itu karena Mommy peduli sama kamu, Gevan. Mommy ingin yang terbaik buat kamu!" balas Mom Bella tak mau kalah. Padahal sudah jelas dia salah, tapi tetap ngeyel.

Gevan memijat pangkal hidungnya. Jujur, dia pusing menghadapi sifat mommynya ini.

"Aku sudah punya Ara. Jangan panggil wanita manapun untuk datang ke sini ataupun merayu aku!" tegas Gevan.

"Kalau Mommy masih kayak gini, aku gak segan-segan bersikap kasar sama mereka," lanjut Gevan.

"Kamu ngancam Mommy?!" Mata Mom Bella melotot tak suka. Anaknya ini makin hari makin keras. "Sudah berani kamu, ya!"

Gevan menghela nafas kasar. "Terserah! Pokoknya aku minta Mommy jangan ikut campur sama kehidupan aku! Aku berhak menentukan masa depan ku sendiri, Mom!"

Padahal Kakek sudah melarang Mom Bella agar berhenti memilih-milih wanita untuk Gevan. Mom Bella memang berhenti memilih-milih wanita itu, tapi, dia mencari cara lain. Yaitu dengan cara mengikutsertakan Sofia, wanita yang gagal dijodohkan oleh Gevan, padahal waktu itu keluarga sudah mengatur tanggal.

Mom Bella merasa tak ada salahnya melakukan hal itu. Lagi pula ada suaminya yang memiliki kekuasaan untuk melindunginya dari amukan Kakek. Begitulah cara berpikir Mom Bella.

"Kamu memang anak yang gak menghargai ibunya sendiri!"

"Ingat, Gevan. Mommy gak akan biarin gadis ingusan itu menjadi menantu di keluarga kita. Dan Mommy pastikan hubungan kalian gak akan bertahan lama!"

Setelah mengatakan hal itu, Mom Bella pergi dari sana. Menyisakan Gevan yang menahan amarahnya. Bahkan matanya memerah saking marahnya. Sayangnya dia tidak bisa melampiaskan ada Mommy.

***

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

1
Rose 19
suka suka kamu aja Van, kamu yang punya uang kamu yang berkuasa. aku mah apa atuh cuma bubuk kripik dalam toples
Rose 19
skakmat, melongo langsung tuh mulutnya
Rose 19
kamu egois mom, tak kenal maka tak sayang. kenali dulu Ara baru kamu kasih pendapat.
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
💗AR Althafunisa💗
wkwkwkw... lucu 😂
💗AR Althafunisa💗
Happy ending ❤️❤️❤️
💗AR Althafunisa💗
Happy ending dong...
3sna
lha hebat bener udh sadar lngsung mo duduk,,
3sna
bukannya perasannya dia masih ambigu,tp disini udah mantep
💗AR Althafunisa💗
Aamiin...
💗AR Althafunisa💗
oh... ini yang Gevan bilang soal mengingat. Anak kecil itu...
💗AR Althafunisa💗
Ada juga yg lupa di inget mereka bertiga aka author, jangan malah Gavin yang udah ada buat Ara. Kasihan kan Gavin 😌😌😌
💗AR Althafunisa💗
Berdarah dulu baru niat memperbaiki keadaan? iya klo selamat si Ara, kalau mati. 2 penyesalan tiada akhir 😡😡😡
💗AR Althafunisa💗
Jahattttt bangettt kalian 😭😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
Jahattttt 😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
😭😭😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
Mantapppp
💗AR Althafunisa💗
Ara pingin cepat nikah masak keasinan 🤣🤣🤣
💗AR Althafunisa💗
😌😌😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!