menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Beberapa hari berlalu, Zaifa benar-benar menepati ucapannya tentang menceraikan imam. terlanjur sakit hatinya karena sikap imam.
Sehari setelah peristiwa itu Zaifa pergi dari rumah dengan alasan hendak menenangkan diri. Imam tidak bisa menolak permintaan itu, sedang kan mama mertua nya tidak mengatakan apapun karena sebagai seorang wanita tentu nya beliau paham bagaimana rasanya saat suami sendiri yang membuat nya tidak bisa memiliki anak.
Ibu dari imam itu juga kecewa dengan keputusan sang putra. Ia juga merasa bersalah sebab selama ini sudah berlaku kasar dan berfikir yang tidak-tidak tentang Zaifa. Padahal putra nya sendiri yang menolak memiliki seorang anak.
Imam mengatakan alasan tidak ingin memiliki anak bahwa ia masih ingin mengumpulkan uang yang banyak. Padahal tentang finansial imam sudah lebih dari cukup. Namun, setiap orang memang memiliki pemikiran sendiri. Dan hal itu yang membuat Zaifa memilih pergi.
Jika harus seumur hidup bertahan dengan suami egois. Rasanya tidak akan sanggup. Disini Zaifa sudah sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Namun, suami nya justru selalu memberikan nya obat KB sehingga Zaifa belum hamil juga.
dan ketika Zaifa memeriksa kan kondisi rahim nya. Dokter berkata jika rahim nya hampir kering karena terlalu sering mengkonsumsi obat KB tanpa resep dokter meskipun obat KB itu sendiri di berikan oleh seorang dokter kandungan. Namun, ternyata imam memberikan dosis yang berlebihan dan tidak pernah berhenti meminum kan nya kepada Zaifa sehingga membuat rahim Zaifa kering. Jika di biarkan maka efek nya akan fatal, seperti sulit memiliki anak.
Saat ini Zaifa tengah meringkuk di bawah hangat nya selimut hotel bintang tiga. Cuaca pagi ini sangat dingin karena langit yang mendung dan juga gerimis yang membuat para pekerja di luar sana berlarian mencari tempat untuk berteduh karena jam terus berjalan. Mereka berusaha agar tetap tidak terlambat datang ke kantor atau pun tempat kerja lainnya meskipun cuaca sedang tidak baik-baik saja.
Pengajuan permohonan cerai Zaifa di terima oleh pengadilan agama. dengan membawa bukti pemeriksaan hasil medis tidak ada alasan bagi pihak pengadilan untuk menolak. Zaifa sudah memutuskan untuk tidak akan menghadiri proses pengadilan karena ia ingin secepatnya perceraian ini sah.
Zaifa merubah posisi nya menjadi duduk bersandar, ia menangkup kan selimut sampai leher karena AC yang di buat dingin dan juga cuaca di luar sedang gerimis. Di atas nakas terdapat sepiring nasi goreng dan segelas jus jeruk pesanannya. Namun sama sekali belum tersentuh. karena Zaifa masih belum menyangka jika akhir perjalanan rumah tangga nya adalah perceraian.
Zaifa meraih handphone nya kemudian menghidupkan data internet. Tak lama terdapat banyak sekali pesan dan panggilan tidak terjawab dari beberapa teman. Dan yang paling banyak adalah dari imam, calon mantan suami nya.
Zaifa mengabaikan itu semua dan berpindah ke aplikasi berlogo F berwarna biru. untuk sekedar membuka akun pribadi nya dan menggulir layar nya untuk mencari sesuatu yang menarik. Satu jam kemudian Zaifa mulai merasa bosan dan perut nya sedikit merasa lapar.
Zaifa beranjak meraih piring berisi nasi goreng yang sudah dingin. Melahap nya perlahan hingga tersisa separuh kemudian ia meminum jus jeruk nya hingga tandas. Zaifa berjalan ke arah balkon hotel. Memandang jalanan yang ramai pengendara dan juga banyak para pedagang yang sedang mengais rezeki. Sudah beberapa Zaifa tinggal di hotel tanpa pernah keluar. Karena beberapa hari ini ia masih asyik mengurung diri di kamar dan merenungi nasib akhir rumah tangga nya.
Sementara di sebrang sana, tanpa Zaifa ketahui bahwa dirinya sedang di perhatikan oleh lelaki gagah nan tampan. Pria itu menatap lurus ke arah Zaifa, tatapan nya teduh dan menenangkan. Ia tersenyum ketika melihat Zaifa tersenyum. Entah apa yang membuat wanita itu tersenyum. Yang jelas setelah beberapa hari di perhatikan baru pagi ini Zaifa keluar dari kamar bahkan berada di balkon.
"manis" gumam pria itu.
"apakah tuan mengatakan sesuatu?" tanya seorang sekretaris yang sedang mengutak-atik laptop di sofa yang ada di ruangan itu.
Pria berdecak sebal kemudian berkata tanpa membalik kan tubuh nya.
"kerja kan saja tugas mu. Atau kau mau lembur sendirian malam ini"
Sekretaris itu hanya mendengus sebal namun tetap melanjutkan kegiatan nya yang memang tidak tertunda.
pria itu menatap ke arah Zaifa yang ternyata sudah masuk kembali ke kamar nya. Ia mendengus kemudian duduk di kursi kebesaran nya.
"kira-kira apakah pria breng*sek itu akan menerima gugatan cerai dari Zaifa?" tanya pria dingin itu sembari memainkan bolpoin di atas meja nya.
"entah lah tuan" jawab sekretaris nya sekena nya, sebab pria yang mengenakan jas abu-abu itu tengah sangat sibuk.
"kau menyebalkan Lex. Sudah lah aku akan keluar saja." ucap pria itu kemudian beranjak.
"tuan tunggu. Bagaimana dengan saya?" tanya sekretaris itu dengan ekspresi memelas.
"kau disini saja. Kerjakan apa yang harus kau kerjakan. Nanti siang aku akan kembali untuk memeriksa hasil kerjaan mu. Jangan sampai ada kesalahan atau kau tidak akan pulang malam ini"
setalah mengatakan itu pria itu kemudian berlalu tanpa memedulikan sang sekretaris.
"huh, untung bos. Kalo bukan sudah pasti ku timpuk pake buku ini" gumam sekretaris itu sembari meraih laporan tebal yang hendak di garap nya.
Di lantai bawah perusahaan itu, seorang pria sedang memperhatikan seorang wanita yang tengah duduk manis di bangku kayu milik penjual mie ayam bakso.
"rupa nya disini" gumam pria itu.
Bibir tebal nya tersenyum ketika melihat wanita nya memakan dengan lahap bulatan bakso yang terlihat masih mengeluarkan uap.
"kesukaan nya tetap sama. Mie ayam bakso sedikit panas langsung di santap" gumam nya lagi.
Pria itu hendak berjalan menghampiri wanita tadi namun, handphone di saku nya bergetar. Dengan perasaan sebal ia mengambil handphone nya dan langsung mematikan sambungan telepon tanpa mengangkat nya terlebih dahulu. Namun, tak urung ia langsung masuk ke dalam mobil nya dan mengurungkan niat nya menghampiri sang pujaan hati.
Di sebrang jalan sana, Zaifa tengah menikmati bakso pesanannya dengan perasaan campur aduk. Entah mengapa tiba-tiba ia merindukan seseorang yang dahulu selalu menemani nya makan bakso di pinggir jalan. Berbeda dengan imam yang selalu suka makan di restoran mewah ataupun kafe modern. Namun, pria yang di ingat nya itu pria yang berbeda. Makan di pinggir jalan adalah favorit nya.
Tiba-tiba air mata Zaifa menetes
"bagai mana kabar mu mas Rai...." gumam Zaifa kemudian menyuap kan bakso yang sudah terasa hambar di mulut nya.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....