Novel ini diadaptasi dari 50% kisah nyata dan 50% fiksi.
Kaila merupakan istri dari Rangga. Dia dihianati oleh suaminya. Selingkuh di belakang Kaila dengan atasannya.
Kaila melihat dengan mata kepala sendiri ketika suaminya sedang bercumbu di dalam mobil dengan atasannya.
Bagaimana keputusan Kaila ketika mengetahui itu semua?
Ikuti kisahnya, hanya di noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Labrak Pelakor
Seseorang yang kita anggap baik, belum tentu baik. Seseorang yang kita anggap jahat, belum tentu jahat. Itulah yang aku rasakan, pelakor itu merupakan tetanggaku dan juga atasan suamiku. Bak malaikat yang selalu membantu dan memberikan makanan dan juga tumpangan kendaraan untuk suamiku. Gara-gara seorang pelakor memutuskan tali akadku dengan suamiku. Orang yang aku hormati tapi dia menginjak-injak harga diriku. Mendidih darahku ketika aku mendengar cerita perselingkuhan mereka dari teman kantor suamiku, aku menahan amarah dan emosi sudah cukup lama.
Hari ini aku datangi rumahnya, jaraknya 3 rumah dari rumahku. Aku tidak tahan lagi mendengar hubungan pelakor itu dengan suamiku.
'Tok tok tok'
aku mengetuk pintu rumah sang pelakor tapi aku tidak mengucapkan salam kepadanya. Pikirku untuk apa kuucapkan salam, toh dia juga diam-diam berselingkuh dengan suamiku.
Pelakor itu membukakan pintu, wajahnya ketika menatapku tertera rasa tidak suka.
“Hai, Bu, jangan kegatelan sama suami saya. Ibu sudah mempunyai suami di Sumedang, kalau butuh belaian telepon suami Ibu jagan minta belaian dengan suami saya,” ucapku kepada Bu Sukma. Emosiku meletup-letup.
“Apa kamu bilang, hai ngaca dong. Suamimu yang mendekati saya. Katanya sudah tidak nyaman denganmu, dia lari ke saya,” ucap Bu Sukma dengan bibir tersenyum miring.
“Jika bukan Ibu yang merayu dia, suami saya gak bakalan datang ke Ibu. Laki-laki kalau dikasih madu akan makan madu itu karena manis,” ucapku.
“Makanya siapkan madu biar suamimu betah denganmu,” Bu Sukma menantangku.
“Ibu tidak tahu diri, selama ini saya menghormati Ibu karena Ibu lebih tua dari saya. Tapi Ibu mungkin gak merasa tua kali yah… malu Bu sama umur, suami saya masih muda. Doyan yang muda-muda, ingat suami dan anak Ibu yang di Sumedang. Anak Ibu akan besar dan dia akan berpikir, jika dia tahu Ibunya jadi pelakor bagaimana hati dia Bu? gak mikirin ke sana,” ucapku dengan menyindirnya.
“Kalau saya tidak perduli itu bagaimana? memang kamu pikir saya perduli dengan mereka? salah besar. Suamimu sudah ada dipelukan saya, bisa apa kamu agar suamimu tidak lagi berhubungan dengan saya lagi. Suami kamu nyaman sama saya, jika tidak nyaman dia tidak akan berpaling dari kamu.” Bu Sukma terlihat ada kemenangan karena suamiku sudah bersujud kepadanya.
“Ibu benar-benar tidak tahu diri yah.” Aku berteriak dihadapannya, aku kalut mendengar jawaban darinya. Hatiku merasa panas, tubuhku seketika melemas. Kukepal tanganku, ingin sekali kutonjok wajah pelakor ini. Dia terang-terangan menantang aku. Aku mencaci maki dia, dia hanya tersenyum memiringkan bibirnya merasa ada hawa kemenangan bahwa dia sudah mengambil suamiku.
“Laki-laki jika tidak diikat kencang, dia akan lepas dan masuk kandang yang lain. Jangan salahkan saya, jika suamimu jatuh cinta dengan saya.” Wanita tua itu begitu lancang ucapannya, aku sudah mengikat suamiku dengan ikatan suci disaksikan kedua orang tua kami dengan membaca lafaz Allah. Jika ikatan itu longgar itu karena ada wanita yang merayunya.
Ya Rabb suamiku sudah dibuat buta oleh dia, ia tidak lagi ingat dengan istri dan anaknya. Benar-benar sudah berubah, suamiku seperti sudah tersihir oleh pelakor itu, yang bisa aku lakukan hanya menangis seorang diri. Sungguh ini berat bagiku mengingat kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh pelakor itu.
Jika aku tidak mengingat ketiga anakku, aku akan langsung minta cerai. Tapi aku punya 3 anak dan mereka anak dari suamiku yang harus bertanggung jawab sepenuhnya adalah suamiku.
Pelakor itu mengadu kepada suamiku, bahwa aku hari ini melabrak dia dan mencaci maki dia. Wajarlah aku mencaci maki pelakor itu karena dia tidak tahu diri mendekati laki-laki yang sudah beristri. Bukannya membela aku sebagai istrinya tapi suamiku malah memaki-maki aku di depan anakku.
“Apa-apaan loe pergi ke rumah bu Sukma segala, caci maki dia. Bikin malu aja loe.” Suamiku benar-benar berubah, matanya sudah gelap dengan pelakor itu. Panggilan mesrah tidak aku dapatkan lagi darinya. Panggilan aku kamu atau ayah mamah sudah tidak lagi dia ucapkan. Dia memangil aku dengan 'loe' sangat kasar.
"Apa kamu bilang? aku bikin malu? kamu yang ber'ulah dan bikin malu bukannya aku!" Aku mulai tersulut emosi yang menggebu. Suamiku membela pelakor itu daripada istri sahnya.
"Gue sudah bilang, jangan ikut campur lagi urusan gue. Loe gak ngerti emangnya hah!" Mata suamiku melotot menatapku, wajahnya bagaikan kesetanan.
"Kamu itu seorang suami, seorang ayah. Tidak mencontohkan perbuatan yang baik untuk anak-anakmu. Kamu sudah dibutakan oleh wanita tua itu." Hatiku semakin panas mendengar ucapan suamiku, suamiku seperti bukan suamiku. Dia benar-benar sangat berubah, tidak seperti yang dahulu.
Tiba-tiba aku ditampar, aku dipukul oleh suamiku. Suamiku sudah berani memakai tangan untuk memukulku di depan anak-anakku. Aku menangis sejadi-jadinya, Cia memeluk aku, ia memeluk aku dengan erat. Karena kejadian itu Caca dan Adam menjadi Syok.
“Ayah…sudah, jangan pukul Mamah lagi. Ayah jahat…Ayah jahat…” teriak Cia kepada ayahnya, Cia pun ikut menangis melihat aku terjatuh karena dipukul oleh suamiku sendiri, bibirku mengeluarkan darah karena tamparan kerasnya.
Sakit hatiku ini, suamiku menampar dan memukulku. Kedua orang tuaku saja belum pernah memukul dan menamparku. Orang tuaku yang merawat aku sampai aku mau menikah. Aku baru hidup dengan dia 8 tahun, dengan tangannya menampar dan memukul aku. Seorang suami seharusnya melindungi istri dan anaknya dengan tangan kekarnya bukan malah membuat luka.
Luka hatiku belum kering dari ulah perselingkuhan mereka, malah hari ini suamiku menambah luka kembali. Banyak luka dihati tapi kini fisikku juga ikut terluka.
Dulu waktu nikah tangan itu yang berjanji dihadapan orang tua kami dan bersumpah kepada Allah untuk menjagaku dengan kasih sayang. Menafkahi lahir dan batin. Tapi kini batinku sudah terluka, dia memukul aku hanya gara-gara pelakor itu, wanita tua itu.
Suamiku langsung keluar rumah dan pergi dengan mobilnya. Setelah suamiku pergi, aku dan ketiga buah hatiku saling berpelukan. Oh anakku maafkan Mamah yang lemah ini. Cia membelai pipiku dan menghapus darah dibibirku dengan tisu.
“Mamah, Ayah jahat memukul Mamah.” Aku memeluk Cia dengan erat. Cia menangis dalam pelukan. Melihat Cia memelukku, Caca dan Adam juga ikut memelukku.
“Kalian jangan tinggalkan Mamah yah, kalianlah penyemangat hidup Mamah,” ucapku, kepada Cia anak pertamaku.
“Mamah, jika Cia sudah besar. Cia yang akan cari uang untuk Mamah. Jangan menunggu ayah lagi. Cia sayang Mamah.” Ucapan Cia membuatku tersenyum.
“Caca juga sayang Mamah.” Caca memelukku.
“Adam juga Mamah, sayang banget sama Mamah.” Adam ikut memelukku.
Aku tidak kuat menahan tangisku, ingin sekali aku berteriak tapi aku tidak mau terlihat lemah di depan anak-anakku. Penyemangat aku bertahan adalah anak-anakku. Pelukan mereka terasa hangat untuk hatiku. Mereka masih sangat kecil akan tetapi sudah ikut merasakan pahitnya hidup, sudah melihat sebuah kekerasan yang seharusnya mereka tidak melihat kekerasan itu.
Dunia memang sangat kejam, dikejar dia malah menusuk. Tidak dikejar dia malah berlari mengejar. Muslihat dunia bagaikan panggung sandiwara. Berniat mengejar jabatan agar mempunyai uang yang banyak untuk keluarga, akan tetapi niat itu yang menjadi bumerang dalam rumah tangga Syifa dan Rangga. Niatnya terlihat baik, tapi kebaikan berubah menjadi tusukan tajam yang bertubi-tubi.
Bersambung
***
Hai para reader, gemes gak? dalam bab ini kisah nyata. Jujur dari bab 1 sampai bab 5 ini aku agak tertekan menulisnya. Karena aku mendalami pemeran Kaila seolah-olah aku berdiri melihat kejadian ini.
Terima kasih reader sudah mampir
Bantu like, komen, vote dan follow aku yah.
Baca Novel ku yang lain
5 tahun menikah tanpa cinta
Salah lamar
Berteman di sosmed sama aku yuk
fb @Farida (R)
ig @kak_farida
semoga real Kayla semakin strong 💪💪💪💪