Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"maaf , aku gak biasa ngomong sama orang asing "
Annisa melewati Farhan begitu saja, tak tertarik untuk berbicara pada Farhan.
"tunggu ! kalo gitu, kita kenalan aja ,namaku Farhan aku pasien disini , jadi bukan orang asing lagi kan? "
ujar Farhan mengenal kan diri nya, Annisa menghentikan langkah nya dan berbalik menatap Farhan, Annisa sebenar nya tak mau berbicara dengan orang asing ,namun ia melihat Farhan seperti nya kesepian , Annisa yang perhatian tak ingin membuat Farhan sedih.
"aku Annisa" Farhan tersenyum karena Annisa mau berkenalan.
..
"begini lah , agak berantakan emang hehe"
Farhan mengajak Annisa ke ruangan tempat ia di rawat, ruangan yang sama kelas nya dengan tempat Andi dirawat ,hanya saja ruangan Farhan lebih terlihat seperti kamar di rumah dibanding ruang rawat rumah sakit, ruangan ini dilengkapi dengan meja belajar ,lemari pakaian , lemari buku dan beberapa koleksi komik milik Farhan.
"kamu tinggal disini ? " Annisa yang penasaran mulai menjelajahi isi ruangan .
"begitulah " jawab Farhan dengan nada yang terdengar seperti ada kesedihan di dalam nya.
"wali kamu? siapa ? aku kayak nya ga lihat siapapun dari tadi "
Annisa kembali bertanya pada Farhan, Farhan tak menjawab ia hanya tersenyum lalu duduk di ranjang nya , Annisa merasa tak enak karena sudah menanyakan hal itu.
"eh maaf yah, aku cuma penasaran , kalau kamu gak mau jawab juga gak apa "
Farhan menggeser kursi disamping ranjang nya mengisyaratkan Annisa untuk duduk disana, Annisa yang mengerti segera duduk di kursi itu.
"ayah sama ibu ku udah tenang di alam sana , aku bahkan udah lupa wajah mereka karena saat itu aku masih 4 tahun, ditambah mereka gak ninggalin foto sama sekali, yah cuman penyakit ini yang mereka tinggalin"
Farhan menceritakan kisah hidup nya yang saat ini sedang berjuang sendirian menghadapi penyakit jantung yang sudah ia derita sejak masih anak - anak, untuk berada di rumah sakit ini Farhan mendapat bantuan dari pemerintah dan beberapa saudara yang masih di miliki Farhan, namun bibi dan paman Farhan tak bisa datang setiap waktu, hanya di akhir pekan mereka datang menjenguk Farhan.
"emm terus kamu disini dari kapan ?" Annisa yang iba mendengar cerita Farhan, bertanya kembali.
"dari smp kelas satu, dan gatau sampai kapan ,bisa jadi selama nya"
"enggak lah , kamu pasti sembuh kok ! "
Annisa mencoba menyemangati Farhan yang terlihat putus asa.
"thanks Annisa "
"ah ribet ,panggil Ica aja "
Farhan mengangguk, lalu Farhan beranjak dari ranjang nya dan menunjuk kan beberapa koleksi komik nya pada Annisa.
"yaudah ,mungkin lain kali aku yang cerita ,hari ini mood ku lagi gak baik , aku juga harus pulang sekarang ,aku gak mau orang rumah khawatir " ujar Annisa setelah cukup puas melihat - lihat isi ruangan Farhan.
"lain kali aku mampir lagi Insya Allah"
"makasih yah ca"
Farhan mengantar Annisa sampai di tangga menuju lantai satu, karena ruang rawat inap ada di lantai dua, Annisa memanggil taxi dan bergegas pulang.
Sesampai nya di rumah , Annisa menuturkan kondisi Andi kepada nenek nya dan juga buk Mirah agar mereka tak khawatir lagi , karena Andi hanya perlu di rawat beberapa hari lagi untuk pemulihan.
..
"bawa yang ini ,dan jangan lupa bawa selimut tambahan juga yah"
buk Sari tengah menyiapkan barang yang akan dibawa Annisa ke rumah sakit , Annisa baru saja pulang dari sekolah , Sekarang sudah waktunya Annisa untuk menggantikan Anton menjaga papa nya.
"siap nek , aku pergi dulu yah"
Annisa buru - buru pergi ke rumah sakit di antar supir pribadi nya ,karena sedari tadi Anton terus - terusan meminta Annisa untuk segera datang karena Anton sudah benar - benar mengantuk.
"Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam"
jawab Anton sumringah melihat adik bungsu nya telah datang,sementara Andi hanya terdiam seraya membuka lembaran buku yang sedang ia baca.
"papa udah lebih baik? " tanya Annisa pada Andi , Andi hanya mengangguk, Annisa senang papa nya merasa lebih baik.
"kak Anton pulang dulu yah , udah ngantuk banget sama ada sedikit pekerjaan juga , nanti sore Aris datang ,kak Anton mungkin besok pagi baru bisa kesini lagi " Anton pamit untuk pulang, banyak yang harus Anton kerjakan di perusahaan nya di tambah Anton juga harus menggantikan pekerjaan Andi.
"hati - hati kak ,tenang aja aku bakal jaga papa dengan baik" ujar Annisa meyakin kan kakak nya.
Anton pun berlalu pergi setelah berpamitan pada Andi dan Annisa.
"kamu keluar sana,papa mau tidur, gak bakal bisa tidur papa kalo ada orang di ruangan ini"
Andi meminta Annisa yang sedang mengupas buah untuk keluar, Annisa mengangguk dan tersenyum , Annisa menyimpan buah yang sudah ia kupas di kulkas, Annisa memeriksa cairan infus memastikan nya masih penuh , Annisa juga menyelimuti Andi dengan telaten ,tak lupa Annisa juga menyalakan pelembab udara agar Andi merasa nyaman.
Annisa berjalan keluar , meninggalkan ruangan Andi tanpa berkata apapun, Annisa menutup pintu ruangan dan mengintip melalui kaca , untuk memastikan Andi tertidur.
"itu papa kamu atau siapa?"
Farhan yang sudah ada disamping Annisa bertanya.
"iya itu papa aku " jawab Annisa tanpa menoleh.
"lantas ,kenapa kamu di luar , temenin di dalam dong biar papa kamu gak kesepian"
saran Farhan pada Annisa, Annisa yang mendengar itu hanya tersenyum penuh sindiran pada diri nya sendiri.
"papa cuman mau di jaga sama anak laki - laki nya " ujar Annisa ,membuat Farhan sedikit bingung.
"kamu anak kandung nya kan?"
Farhan kembali bertanya, Annisa lagi - lagi tersenyum.
"dulu ,aku juga sering berpikir seperti itu ,apa aku anak kandung nya ? atau mungkin aku anak adopsi, jadi papa memperlakukan aku beda dengan dia memperlakukan kakak ku, namun sayang nya aku emang anak kandung nya, kata nenek ,aku anak yang paling di harap kan kehadiran nya di keluarga ini ,tapi karena dulu pas mama ngelahirin aku , mama meninggal, aku bahkan gak pernah lihat wajah mama "
jawab Annisa , menjelas kan kepada Farhan, Farhan yang sudah bisa menangkap maksud dari Annisa mulai paham.
"kamu pasti bisa hadapin ini ca" sekarang Farhan yang menguat kan dan menyemangati Annisa.
"aku baru aja di kirim alat melukis sama paman, katanya biar aku gak bosen , yuk ke ruangan aku kita melukis bareng"
Ajak Farhan pada Annisa , Annisa yang sudah memastikan Andi tertidur menyetujui ide Farhan lalu mengikuti Farhan masuk ke ruangan nya untuk melukis.
"wah , banyak banget warna cat nya"
Annisa kagum dengan alat lukis milik Farhan,yang cukup lengkap.
"kamu mau lukis apa ca?"
Tanya Farhan setelah mereka bersiap untuk melukis.
"entah lah , aku gak terlalu pandai buat melukis ,tapi aku bakal coba lukis itu "
Annisa menunjuk keluar jendela, menunjukkan pemandangan gedung - gedung pencakar langit di kota ini.
"kalo kamu , mau lukis apa Farhan?"
Annisa juga bertanya kepada Farhan tentang apa yang akan di lukis nya.
"aku mau lukis kamu ca" jawab Farhan.