Just A Momen _Istri Tangguh

Antonio kembali di buat kecewa, sang menantu masih belum tiba di rumah putranya. Entah di mana gadis malang itu berada, ponsel Ayank pun tak bisa di hubungi.

Antonio mengusap wajah kasar, bukan begini perjalanan rumah tangga sang anak yang dia impikan. Namun kenyataan begitu memukul telak hati nya, hingga meninggal kan memar yang menyakitkan.

"Apa yang sedang kau lakukan nak, kau membuat papa sangat kecewa padamu. Inikah ajaran kami? Mengajari mu untuk melukai hati seorang wanita baik-baik dengan cara yang begitu biadab." Gumam Antonio lirih. Pria paruh baya itu menyandarkan kepalanya di punggung sofa, sembari memejamkan kedua matanya.

Bi Siti hanya bisa menatap sendu wajah sang majikan yang penuh gurat kekecewaan terhadap sang anak.

Wanita itu berlalu pergi menuju dapur setelah mengantar teh herbal kesukaan tuan besar nya. Andai ponsel sang nona bisa di hubungi, maka tak akan sulit untuk mencari keberadaan wanita itu. Namun tak ada yang akan menemukan nya, wanita itu telah membuang ponsel nya ke entah berantah.

Alex baru saja selesai menemani sang kekasih cuci darah, terlihat wajah lelah Miska setelah melakukan proses tersebut. Sungguh hati Alex tak tega melihat nya.

"Tak akan lama lagi sayang, kita akan mendapatkan apa yang kau ingin kan. Aku berjanji pada mu, kau akan terbebas dari rasa sakit ini." Gumam Alex menatap netra tertutup sang kekasih dengan banyak harapan, ingin segera mengakhiri rasa sakit yang di alami oleh Miska.

"Maafkan aku Ay, aku terpaksa melakukan ini. Miska butuh ginjal mu, aku terpaksa menikahi mu agar bisa dengan mudah mengambil apa yang harus aku ambil untuk orang yang aku cintai. Meski harus mengorbankan mu, aku terpaksa. Sungguh." Alex kembali bergumam sebelum akhirnya meninggal kan sang kekasih di dalam kamar rawat nya.

Alex akan ke perusahaan nya sebentar, untuk memeriksa segala hal yang bersangkutan dengan rencana kepindahan ke luar negeri. Dia akan memboyong Ayank agar mudah mengendalikan wanita itu dalam cengkeraman nya. Tak akan ada lagi sandiwara, dia akan bersikap yang seharusnya. Tak peduli Ayank menerima nya atau tidak, Miska akan tinggal di rumah yang telah dia beli atas nama wanita itu di Swiss.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Ayank menatap pantulan tubuh nya di dalam cermin, senyum getir menyambut pagi adalah hal yang dia lakukan mulai sekarang.

"Mari kita mulai permainan ini Lex, aku ingin lihat, seberapa siap kau dalam memerankan peran ganda mu. Aku akan mengikuti alur mu, lalu setelah itu, giliran mu yang akan aku seret paksa mengikuti alur yang telah aku persiapkan dengan sempurna. Aku hanya aku, wanita sederhana yang memiliki jutaan pesona dan kuasa tanpa kau ketahui. Jadi mari kita bermain drama seperti keinginan mu." Gumam Ayank tersenyum penuh arti.

Wanita itu keluar dari kamar nya dengan wajah dingin, Jordy sudah bersiap di dalam mobil. Tak ada kalimat tanya yang terlontar, Jordy seperti sudah memahami kemana mereka akan pergi. Sepanjang jalan Ayank hanya menatap kosong sisi jalan yang mulai terlihat padat saat mereka mulai memasuki jalanan kota.

Itu menjelaskan jika rumah yang ayank tempati jauh dari perkotaan.

"Sudah sampai nona." Ujar Jordy membuyarkan lamunan sang nona.

Ayank menoleh kemudian keluar tanpa mengucapkan apapun. Wanita itu hanya menatap sekilas sebagai ungkapan rasa terimakasih nya pada Jordy. Jordy mengangguk paham tanpa kata.

Ayank menatap pagar rumah minimalis yang terlihat sangat sederhana di hadapan nya. Sungguh misteri baginya, seorang Alex yang selalu hidup dalam kemewahan, mau tinggal di area perumahan kelas menengah ke bawah.

"Apa rencana mu Lex? Aku harap bukan sesuatu yang akan kau sesali kelak. Karena aku tak akan pernah memaafkan nya. Pengkhianat mu ku anggap sebagai noda hitam di atas kertas putih hidup ku, itu saja sudah tak bisa ku maafkan. Apal agi jika kau berani merencanakan hal buruk padaku, maka akan ku kirim rohmu ke akhirat tanpa berpikir panjang." Ucap Ayank bersedekap dada menghadap ke arah pagar yang terlihat terbuka sedikit.

Tak lama pagar mulai terbuka lebar, dan terlihat sebuah mobil hitam yang plat nya sangat dia kenali. Mobil sang ayah mertua.

Antonio bagai melihat mata air di tengah gurun pasir yang gersang. Bergegas pria itu turun dari mobil nya, kemudian berjalan cepat menuju ke arah Ayank berdiri.

Dengan hati senang sekaligus sedih, Antonio memeluk sang menantu begitu erat. Layak nya seorang ayah yang baru bertemu dengan putri tercinta nya yang telah lama pergi.

"Maafkan putra papa nak, sungguh papa mengutuk perbuatan Alex. Maafkan atas didikan yang gagal papa tanamkan dalam diri Alex, hingga tega menjadi pria bajingan di kemudian hari." Ucap Antonio dengan hati perih.

Ayank bergeming, kini dia sadar sang ayah mertua sudah mengetahui sesuatu yang tidak dia ketahui. Namun sebagai wanita cerdas dan penuh santun, Ayank tak ingin mencecar pria itu dengan pertanyaan beruntun.

"Papa tidak salah, ajaran orang tua tak pernah salah. Yang salah saat ajaran itu menjadi kalah oleh ego seseorang. Jadi jangan menyalahkan diri papa seperti ini, aku akan merasa sangat berdosa." Balas Ayank berusaha tetap tenang meski hati nya kembali di buat sakit oleh kenyataan.

"Ayo masuk, papa baru saja akan pergi. Apa kau sudah sarapan? Ayo temani papa sarapan, bi Siti membuat kan nasi goreng yang enak. Sayang jika tidak ada yang mencicipi nya. Gundar, tolong mobil saya parkir kan kembali. Saya mau sarapan bersama menantu cantik ku ini." Seru Antonio dengan wajah ceria, pada Gundar yang sejak tadi hanya menatap daei balik pos jaga nya.

"Baik tuan besar, aman. Selamat sarapan kalau begitu." Balas pria itu mengangkat jempol nya ke atas seraya tersenyum lebar pada sang tuan.

Ayank berusaha menerima perlakuan penuh kasih sang mertua, dia tak ingin melibatkan siapapun dalam perkara rumah tangga nya yang toxic.

"Makan yang banyak, papa tak sabar ingin menimang cucu. Semoga gen kembar di keluarga kalian menurun padamu. Papa, terutama mama pasti akan sangat bahagia." Celoteh Antonio dengan wajah sumringah, Ayank hanya tersenyum samar. Ada kesedihan tak bertuan di dalam hati nya. Entah siapa yang akan dia salahkan atas nasib cintanya yang tak seberuntung ayah dan ibu nya.

Ayahnya yang merupakan pria paling setia yang pernah Ayank kenal dalam hidup nya. Pria yang menjadi cinta pertama nya. Sungguh dia tak sanggup menorehkan luka di hati kedua orang kesayangan nya itu.

"Sayang?" Tegur Antonio karena melihat Ayank masih bergeming dengan memainkan ujung sendok nya.

"Hah? Maaf pa, aku sedikit berpikir keluar jalur. Apapun yang papa ucap kan, merupakan doa bagiku. Jadi berucap lah banyak kebaikan untuk hidup ku, dengan begitu tak akan putus segala doa yang akan mengalir dalam kehidupan kami." Ucap Ayank menanggapi dengan kalimat umum yang bijak. Dia tak menyimak apa yang Antonio katakan, namun dia yakin sang mertua pasti mengucapkan segala hal baik pada nya.

Antonio menatap dalam netra sang menantu yang tengah menyimpan banyak beban hati.

"Kau akan membayar mahal atas luka yang kau torehkan dalam hati istri mu, Lex. Dan saat itu tiba, papa akan menutup mata dan telinga. Terkadang seseorang yang kau banding kan sempurna dengan apa yang kau anggap sesuai dengan pilihan mu. Tak akan selalu berakhir indah." Monolog Antonio dengan hati teramat sangat sedih.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

...Maaf ya readers, cerita Ayank sedikit slowly. Cerita nya masih di set agar tidak terlalu melebar kaya badan othor yang semakin subur dan makmur ini 🤭🤭...

...Tinggalkan jejak cinta kalian jangan bosan-bosan, ikuti alurnya nikmati kisahnya dan beri sedikit apresiasi jika berkenan 🙏🥰😚...

...Luv yuu kalian yang baik hati dan rajin menebar kebaikan 🤗🤗🥰🥰...