Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nona Jiang, Tutup Pintunya!
"Shuyi, akhirnya kamu datang juga. Aku pikir, kamu tidak akan datang." Seperti biasa, Gu Anchi menyambut kedatangan Shuyi dan menggamit lengannya sambil berjalan memasuki Blue Jade.
Tidak hanya terlambat, perbuatan mulia Zhiming menyebabkan Shuyi hampir tidak bisa berjalan dengan benar.
Zhiming tidak hanya kejam, tetapi juga buas. Dia seperti predator yang belum pernah bertemu mangsa selama ribuan tahun.
Untungnya, tidak ada yang menyadari keanehan Shuyi saat berjalan dan tidak ada juga yang mempermasalahkan keterlambatannya karena semua rekan kerjanya sibuk mempersiapkan rapat pertama mereka bersama CEO baru.
Bagi mereka, rapat dengan Zhiming sama seperti bertemu Tuhan sehingga segalanya harus sempurna dan tidak boleh membuat kesalahan.
"Mana boleh tidak datang, kita sudah menanti hari ini sejak lama," kata Shuyi dengan sungguh-sungguh.
Itu juga yang dia katakan saat Zhiming memintanya tidak pergi ke kantor dan tetap di rumah untuk beristirahat.
'Moonlight' bukan hanya tentang kerja kerasnya sendiri, tetapi juga ada pengorbanan waktu dan tenaga dari timnya.
Namun, Zhiming tetap teguh pada pendiriannya sehingga Shuyi terpaksa menjadikan tubuhnya sebagai tumbal untuk dinikmati pria ituitu nanti malam.
"Kamu kenal Tuan Lu? Kalian terlihat cukup dekat." Gu Anchi mengutarakan sebuah pikiran yang sejak kemarin bersemayam di kepalanya.
Shuyi membeku sesaat, dia tahu pertanyaan seperti ini akan datang kapan saja, terlebih setelah Zhiming menyapanya dengan hangat saat mereka pertama kali bertemu di Blue Jade.
"Hmmm, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, tapi kami tidak dekat." Shuyi tidak mungkin berbicara jujur.
Jika tahu bukan hanya kulit Zhiming dan Shuyi sudah saling bersentuhan, tetapi tubuh mereka bahkan sudah menyatu, Gu Anchi pasti pingsan di tempat.
"Tapi ...."
"Sudahlah, jangan bicarakan Tuan Lu lagi."
Gu Anchi tidak percaya Zhiming dan Shuyi tidak dekat, tetapi dia tidak punya kesempatan untuk mengutarakan keraguannya sehingga hanya bisa melangkah memasuki ruang rapat bersama Shuyi.
Di belakang, Zhiming dan Asisten Han yang sama-sama memasang wajah sedatar tembok cina menyusul masuk.
Meski suasana rapat terasa dingin, tetapi tidak begitu mencengkam karena Zhiming sedang dalam suasana hati yang baik.
Dia tidak sabar menanti Shuyi menyerahkan tubuhnya dengan sukarela.
....
Entah sudah berapa lama waktu berjalan, akhirnya pertemuan itu pun berakhir dan orang-orang segera menghilang dari pandangan Zhiming karena khawatir menyinggungnya tanpa sengaja.
Shuyi juga ingin melakukan hal yang sama, sebisa mungkin membuat dirinya tidak terlihat di hadapan Zhiming.
Namun, mana mungkin Zhiming tidak menyadari keberadaan Shuyi yang menjadi poros kehidupannya.
"Nona Jiang, temui saya di kantor. Saya memiliki beberapa hal untuk dibicarakan denganmu." Wajah Zhiming masih datar, nada suaranya juga terdengar tak bersahabat sehingga orang-orang yang tersisa di ruang rapat mengira Shuyi akan mendapatkan masalah.
Shuyi terpaku di tempat, dia juga merasa dirinya akan segera mendapatkan masalah.
Tidak tahu serius atau tidak, tergantung bagaimana Zhiming mempermasalahkannya di atas ranjang kelak.
Zhiming segera keluar, Shuyi pun ikut menyusul di bawah tatapan iba rekan kerjanya yang bahkan memberikan semangat dengan isyarat.
"Nona Jiang, tutup pintunya," kata Zhiming sambil bersandar pada meja kerjanya, menatap Shuyi yang baru saja berjalan masuk.
Patuh, Shuyi berbalik dan segera menutup pintu di belakangnya.
Tanpa diduga, Zhiming mendekat dan mengukung Shuyi di pintu yang sudah tertutup rapat.
Shuyi segera berbalik dan menatap Zhiming dengan tatapan terkejut sambil bertanya, "A-apa yang kamu lakukan?"
"Aku sudah tidak tahan," bisiknya dengan suara serak dan tatapan berkabut seolah-olah ada awan gelap yang menghiasi.
"Ma-maksudmu apa? Jangan menakutiku."
"Aku tidak bisa menahan diriku."
Detik selanjutnya, Zhiming langsung membungkam bibir Shuyi.
Wanita itu membelalakkan matanya, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain menikmati saat-saat tubuhnya disantap oleh Zhiming.
***
"Suamiku, apa menurutmu Shuyi akan membantu Jiang Corporation? Jika dia tidak berinvestasi, tidak akan ada lagi Keluarga Jiang di Kota Harapan." Dengan suara lembut mendayu-dayu, Mengxi berbicara pada Xingxu yang tengah duduk di sofa.
Sudah seminggu sejak Xingxu ditemukan oleh seseorang yang melewati Pegunungan Thai, dia dibawa ke rumah sakit dan dirawat secara insentif dengan luka serius di sekujur tubuhnya.
Jika terlambat sedikit saja, tubuh Xingxu yang sudah dilubangi dengan berbagai macam luka, mungkin sudah menjadi makanan bagi hewan-hewan di Pegunungan Thai.
Sementara itu, Mengxi juga tidak bisa dikatakan baik-baik saja, dia pun baru dikembalikan ke rumah sakit dan bangun dari koma tiga hari lalu setelah dijadikan tikus percobaan.
Hari ini, mereka sama-sama sudah dipulangkan ke rumah dengan beberapa perban di tubuh masing-masing dan tengah menunggu kedatangan Shuyi.
"Aku ayahnya!" Xingxu memiliki ekspresi muram di wajahnya seolah-olah seluruh dunia bersalah padanya. "Apa dia punya hak untuk tidak membantu?"
Xingxu sangat percaya diri, statusnya sebagai seorang ayah akan membuat Shuyi patuh padanya.
Mengxi menyentuh tangan Xingxu dengan hangat dan lembut, lalu kembali berkata, "Jika Shuyi ingin mengambil kesempatan ini untuk kembali ke Jiang Corporation, dia ...."
"Jiang Corporation bukan tempat yang bisa dia masuki hanya karena dia mau, bahkan jika dia melakukannya, aku juga tidak akan membiarkannya mengancam posisi Lysa dan Zhiyi di Jiang Corporation!"
"Mengapa Tuan Jiang memintaku kembali?" Suara Shuyi tiba-tiba terdengar, dia dengan angkuh memasuki ruangan tempat Xingxu dan Mengxi berbincang.
Jika bukan karena dipaksa dan diancam menggunakan relik ibunya, Shuyi tidak akan sudi datang lagi ke Kediaman Jiang. Terlebih, kakeknya sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Lu sehingga tidak ada alasan bagi Shuyi untuk menginjakkan kakinya ke rumah terkutuk itu.
Melihat keberadaan Shuyi, Mengxi tiba-tiba teringat adegan di mana dirinya dilecehkan oleh Tuan Xu, juga saat-saat dirinya dianiaya oleh Nyonya Samantha dan beberapa pria yang tidak dikenalinya.
Mengingat semua itu, Mengxi seakan bisa merasakan kembali rasa sakit, bahkan lukanya yang belum sembuh pun terasa semakin ngilu seolah-olah ada yang menyentuhnya dengan kejam.
Meski demikian, Mengxi hanya bisa melirik Shuyi dengan penuh kebencian sambil berusaha menahan diri untuk tidak menyerang wanita itu sesuai keinginan hati kecilnya. 'Dendam di antara kita, aku akan menghitungnya satu per satu denganmu nanti!'
"Kamu tidak akan memintaku berlutut pada istrimu, kan?" Shuyi mengangkat sebelah alisnya, dia dengan sengaja mengungkit kisah lama.
Saat di mana dirinya selalu saja dipaksa berlutut dan meminta maaf ketika istri dan anak-anak sang ayah memiliki suasana hati yang buruk.
"Shuyi, kenapa kamu bicara seperti itu pada ayahmu?" Mengxi berbicara mewakili Xingxu, dia menatap Shuyi yang duduk dengan tak acuh di hadapannya dan sang suami.
"Apa hubungannya denganmu caraku bicara pada Xingxu?"
"Shuyi, apakah ini sikapmu ketika berbicara dengan orang yang lebih tua?!" Xingxu meraung marah, sedangkan Mengxi hanya memasang wajah cemberut sambil memegang lengan sang suami dan merapatkan posisi duduk mereka.