Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cari Siapa?
Flashback saat Lala masih duduk di bangku sekolah Dasar
"Lala, Emak kayanya tar pulangnya sorean deh. Bu Romlah lagi ada acara soalnya. Emak suruh bantu-bantu." Mak Dira memberitahu Lala perihal kepulangannya. "Yaaaahh, Emak! Uang jajannya lebihin dong kalau begitu," pinta Lala. "Nihh!" "Yeaaay! Asyik! Makasih Mak." Gurat kecewa di wajahnya mendadak sirna berganti dengan senyuman bahagia. "Ohh ya La, jangan jauh-jauh mainnya, apalagi ke kali," pesan Mak Dira sesaat sebelum berangkat. Lala menghabiskan sarapannya, kemudian mengunci pintu, dan menunggu kedatangan Riris serta Tika. "Riris, tar gue libur ah ngajinya," kata Lala saat pulang sekolah. Ketiganya berjalan kaki. "Lha, mang kenapa?" tanya Riris. "Libur aja! Mumpung Emak pulang sore!" "Aku juga libur ahh! Capek ngaji mulu," timpal Tika. "Yaaahh! Aku gimana dong! Takut dimarahin Mama dahh." Riris mengeluh. "Ikutan gak ngaji aja kali ya?" celetuknya kemudian. "Tapi resiko ditanggung penumpang ya! Kita gak ikutan! Ya gak La!" "Yoii!"
"Daaaahh!" Habis ini kemari ya! Gue tunggu di belakang!" Setelah ber-sayhello dengan kedua temannya, Lala pun masuk ke dalam rumah. Ia berganti pakaian, kemudian langsung makan siang. Seragam sekolahnya seperti biasa dibiarkan berserakan begitu saja. "Lala, La!" dan Tika menyambutnya. "Gue masih makan, lo pada udah makan?" "Udah dong! Kilat kita mah makannya," sahut Riris dan Tika nyaris bersamaan. "Gue main dulu ya di belakang!" Kedua gadis kecil itu berlari menuju ke belakang rumah. Tak berapa lama, Lala menyusul. "Kita main petak umpet yuk!"
Hingga kemudian ketiganya melakukan hompimpa,bergantian mereka saling jaga. Kadang Lala bersembunyi di atas dahan pohon nangka. Riris dan Tika pun sama. "Hahahaha!" Layaknya anak-anak lainnya mereka tertawa dan bergembira dalam bermain. Terlalu asyik tak sadar, jika hari mulai petang. Apalagi ketiganya udah janjian libur mengaji. "Ris, Riris!" "Hah! Mama gue deh! Gimana ini? Pasti gue di suruh pulang dan ngaji," keluh Riris. Tika mengangguk setuju. "Iya nih, males banget. Udah capek main, eh malah disuruh ngaji," tambah Tika.
"Ris! Mainnya udahan dulu. Pulang!" Bu Gita berteriak dari samping rumah Lala. Dia sudah tahu jika Riris tak ada di rumah pasti bermain di belakang rumah Lala. "Tuhh 'kan? Baru juga gue bilang!" "Iya Ma. Riris bentar lagi pulang!" "Jangan sampai Maghrib ya?" pesan Bu Gita sebelum meninggalkan tempat itu. Ketiganya melanjutkan permainan. Tanpa mereka sadari sejak tadi, sepasang mata dengan sorot kemerahan mengawasi ketiga gadis kecil itu. Biasanya setiap mendengar azan Ashar bergema, ketiga gadis kecil itu akan menyudahi permainan seasyik apapun! Lala, Tika, Riris kemudian mandi dan pergi mengaji. Namun sore itu entah kenapa telinga ketiga gadis kecil itu seperti tak mendengar suara azan Ashar yang berkumandang. Mereka terus bermain sampai lupa waktu.
"Om cari siapa?" tanya Riris saat tiba-tiba ia melihat sosok laki-laki berada di dekat mereka. Ia berdiri menyandarkan bahu kanannya pada pokok batang pohon nangka. Kaki kanannya menyilang ke kiri. Sosok pria yang dipanggil Om itu hanya tersenyum. "Cari Mak lo kali La!" ujar Tika menyentuh lengan Lala. "Om, Mak Dira belum pulang. Ada perlu apa?" Lala memberitahu sekaligus bertanya.
Pria itu menggeleng. Ia tetap tersenyum, dan sorot matanya tak lepas memandangi ketiga gadis kecil, Lala, Riris, serta Tika. "Gagu kali ya? Kok di tanya cuma senyum, menggeleng! Gak seru ahh!" gerutu Riris. Ia mengerucutkan bibirnya karena kesal. "Tauk! Sariawan kali!" "Atau bisa juga lagi puasa! Puasa ngomong!" "Om! Kita nanya sekali lagi nih?! Om cari siapa?" Kali ini Tika yang bertanya. Lagi-lagi pria itu hanya tersenyum, dengan wajahnya sedikit pucat, meski tak mengurangi aura ketampanannya. "Dih dia senyum doang! Jangan-jangan dia penculik, yang mau nyulik kita bertiga," bisik Lala sambil mengamati gerak-gerik pria itu. "Masa' sih? Tapi gak ada tampang tukang culik dehh!" ucap Tika ragu-ragu. "Emang tampang penculik gimana?" Riris yang penasaran pun bertanya. "Ya serem gitu-lah! Lagian kan kalau mau nyulik udah dari tadi kali," sahut Tika