Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5.Kejutan disekolah
Lita terbangun saat mendengar suara alarm dari jam wekernya.
Dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 5 subuh, masih dalam keadaan mengantuk, Lita masuk ke kamar
mandi.Acara mandinya pun sangat singkat karena takut kehabisan waktu untuk melaksanakan sholat subuh.
Setelah selesai sholat Lita melipat mukenah dan sajadah lalu diletakan di atas tempat tidur.Arlita mengambil seragam sekolah lalu memakainya.
Setelah rapi Lita keluar kamar sambil membawa Tas sekolahnya.Lalu menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan Ibu dan kedua adiknya yang sudah dulu berada di sana.
"Pagi".sapa Lita lalu duduk di kursi samping Mutia.
" Pagi kak".jawab mereka serempak.
"Mau sarapan apa kak,nasi goreng atau roti?"tanya Ibunya.
" Nasi goreng aja!"jawab Lita.
Ibunya langsung menyendok nasi goreng dan menaruhnya kedalam piring lalu menyerahkannya ke Lita.
"Terima kasih Bu." ucap Lita.
"Sama-sama Kak."balasnya.
Keluarga kecil itu pun menikmati sarapan pagi dengan nikmat walaupun ada yang kurang yaitu tanpa kehadiran yang Ayah.
" Lita berangkat ya Bu. Assalamualaikum,"pamit Lita sambil mencium tangan Ibunya dengan takzim.
"Bareng kak."ucap Mutia
" Aku juga,tungguin kak.
"Assalamualaikum."ucap faiz sambil berlari mengejar kakaknya di ikuti Mutia yang juga berlari di belakangnya mengejar sang kakak yang sudah berada didepan pintu.
"Wa'alaikumsalam ,hati-hati." ucapnya.
Lita melangkah memasuki gedung sekolah setelah berpisah dengan ke dua adiknya. Faiz sekarang kelas 2 SMP sedangkan Mutia kelas 2 SD.
Sampai disekolah sudah banyak murid-murid yang datang.
Lita langsung menuju kelas lalu duduk di kursinya.Pada saat Lita meletakkan Tasnya tanpa sengaja dirinya menyentuh sebuah kotak segi empat yang dipegang oleh seseorang.Lita melihatnya.
Laki-laki -laki itu tersenyum.
"Ambillah". ucapnya.
Karena penasaran Lita mengambil nya."Kotak apa ini?" tanyaku.
"Bukalah nanti juga kamu tahu." ujarnya dengan tersenyum.
Arlita membukanya lalu melihat isinya ternyata berisi fotonya. Di ambilah salah satu foto itu seakan tidak percaya.
"Ini kan".ucapnya terhenti di tenggorokan.
"Iya, yang ada di dalam foto itu adalah kamu." jawabnya.
"Tapi aku heran dari mana kamu dapat foto ini,setahu aku tidak di pernah foto dengan gaya seperti ini?"
"Ini juga." ucapnya sambil memberikan satu foto.
Lita melihatnya didalamnya terdapat foto seorang anak laki-laki berseragam SD.Dalam foto itu tubuh anak itu masih sedikit gendut dan culun.
Lita mencoba mengingatnya.
Setelah beberapa lama berpikir
barulah dia mengingatnya.
"Sekarang aku ingat anak ini adalah anak yang pernah aku tolong saat dirinya dibully sama Bagas Cs kan".ucapnya.
"Ya,Kamu benar." ucap nya.
"Tapi aku tidak sempat mendengar namanya karena waktu itu aku dipanggil sama guru".
"Kamu mau tahu siapa namanya?"
"Kamu tahu?tapi aku sangsi ..memangnya kamu tahu namanya?" tanyaku kepo.
"Tahulah". ucapnya bangga.
"Siapa?"
"Jangan kaget kalau udah tahu".
"Iya ".
"Yakin".
"Yakinlah".
"Oke.namanya anak itu adalah Pramudya Gilang Perdana". ucapnya.
"Oh....Namanya Pramudya". ucapnya.
Kenapa tiba-tiba aku teringat dengan nama itu lalu aku menatap nya."Pramudya?
"Iya,Nama anak laki-laki itu Pramudya."
Lita bangun dari duduknya dan menatap Pram.Kini mereka berdua berdiri saling berhadapan.
"Pramudya Gilang Perdana itu bukanya nama kamu ya?
"Iya, itu namaku". ucapnya senang.
"Oh..jadi anak yang ku tolong itu Kamu?" tanyaku tidak percaya sambil menutup mulut ku dengan kedua tangan ku.
"Itu benar,akulah anak culun itu."
"Dunia sempit sekali ya,dulu kita satu sekolah lalu sekarang satu sekolah lagi." ucap Lita sambil kembali duduk di kursinya.
Pramudya pun melangkah mengambil kursi dan meletakkan di samping Lita lalu dia duduk
memperhatikan Lita yang sedang memegang sebuah foto.
"Kamu dapat dari mana foto ini?
" Maaf".ucapnya.
"Kenapa minta maaf,memang nya kamu salah apa?"tanyaku heran.
" Karena Aku mengambil fotomu diam-diam dan tanpa ijin lagi ".ucapnya.
Arlita tersenyum,
"Tidak apa-apa,aku senang kok,terima kasih.Apa Aku boleh menyimpan nya?"
"Tentu saja boleh,aku senang hasil karyaku dihargai."
Mereka berdua saling bercerita sampai terdengar seseorang.
" Hem..hem.".
"Asyik bener ngobrolnya sampai tidak tahu kalo ada kita."ucap Tea dan Gea.
Lita hanya tersenyum kecut dan tertunduk malu karena sudah menjadi tontonan temen-temen sekelasnya.
Pramudya berdiri dari duduknya lalu membawa kursinya kembali ke tempat nya.Teo dan Gio yang melihatnya ikut tersenyum melihatnya.
"Wah kayanya sudah pedekate nih." goda mereka.
Pram hanya diam namun hatinya sangat senang sekali.
Lita pun mendapat serangan dari kedua sahabatnya.
"Elo punya hutang penjelasan sama kita berdua." cecar Tia
Ucapan mereka berhenti karena
bel sekolah berbunyi tanda pelajaran segera dimulai.
bersambung