Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cleo ( C&N)
Cleo memandangi pantulan dirinya di cermin. Rambut kuncir dua, di kepang. Makeup yang di buat menor lalu dengan
tambahan titik-titik hitam di pipinya. Kacamata besar dan tebal, di tambah lagi behel gigi palsu yang sengaja ia kenakan. Tampilannya di sempurnakan dengan kemeja besar milik papanya yang terlihat kebesaran di tubuhnya di padu dengan rok panjang, yang sama sekali bukan selera Cleo.
"Sangat sempurna, saatnya pembalasan," gumam Cleo dengan seringai licik.
Cleo meraih tas kecil yang ada di mejanya lalu segera bergegas keluar dari kamarnya, dengan sedikit berlari Cleo menuruni tangga. Dengan bersenandung kecil Cleo berjalan menyusuri ruang tamu. Wajahnya berbinar ceria dengan segala rencana nakal yang ada di otaknya.
"Cleo?"
Cleo menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang. Ia menyengir memamerkan jajaran giginya putihnya, melihat sang mama yang sedang heran, menatapnya dengan menautkan kedua alisnya.
"Kamu kenapa, Nak?"tanya Arie dengan heran.
"Kamu kesambet ya?!"
"Ish ... Ma, anak cantik begini kok di bilang kesambet sih. Ini fashion Ma," ucap Cleo sambil memegangi pinggiran roknya lalu memutar ke kanan dan ke kiri.
"Cantik kan Ma?" ucapnya dengan senyum manis.
"Cantik gundulmu. Baju sih ok, tapi mukamu itu kenapa? abis di gebukin warga? merah, biru kayak gitu? sebenarnya kamu mau kemana sih dandan kayak gini, nggak biasanya juga kami dandan, pake rok lagi?" cerca Arie pada sang anak.
"Cleo mau pentas drama," bohongnya pada sang Mama.
"Drama? sejak kapan kau ikutan kayak gitu?"
"Sejak hari ini, udah ah Mama tanya terus aku telat nih," rengek Cleo, sebelum ia di todong pertanyaan yang lebih banyak lagi, Ia harus segera melarikan diri.
"Mau bareng Mama nggak, Mama mau nganterin makan siang buat papa?"
"Cie ... yang udah tua, masih romantis aja," sindir Cleo.
Arie dan suaminya memang selalu romantis. Mereka selalu menjaga agar hubungan yang mereka bina bisa menjadi panutan bagi anak-anaknya. Pahit dan getir yang mereka lalui menjadikan mereka berdua menyadari betapa berharganya keberadaan masing-masing untuk satu sama lain.
"Iya ... dong masa kalah sama yang muda."
"Iya deh, ya udah Ma. Cleo berangkat dulu." Cleo meraih tangan sang Mama lalu mencium punggung tangannya.
Gadis itu membalikkan badannya dan segera berlari keluar. Arie hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak semata wayangnya itu, ia pun mulai melangkahkan kakinya keluar, seorang supir kesayangannya yang masih setia sudah menunggunya dengan senyum ramah.
"Mbak Bos, ke kantor?"
"Biasanya Pul," jawab Arie.
Saipul membuka pintu belakang mobil untuk majikannya itu. Setelah Arie masuk, Ipul pun menutup pintunya dengan hati-hati.
"Cleo wes budal?"
[ "Cleo sudah berangkat?" ] tanya Arie saat Saipul sudah berada di dalam mobil dan siap untuk mengemudikan mobilnya.
"Wes Mbak Bos, gae sepeda motor. Tapi kok, non Cleo koyok ngunu ya?"
[ "Sudah Mba Bos, pake sepeda motor. Tapi kok non Cleo seperti itu ya?" ]
"Ngunu piye?"
[ "Begitu gimana?" ]
"Koyok topeng monyet!"
[ "Seperti topeng monyet!" ]
"Hus ... Fashion itu," tukas Arie membela putrinya.
"Hehehehe."
__________
Dengan mengunakan motor kesayangannya. Cleo pergi ke kampus tempat Naoki, dengan rencana licik yang tersusun rapih di otaknya. Ya saatnya bala dendam, ini saatnya membalas perbuatan naoki yang telah mempermalukannya di depan umum. Hari ini bahkan dengan sengaja ia bolos sekolah demi melancarkan aksinya.
"kamu pikir aku bisa maafin kami begitu saja setelah membuat aku malu. Tunggu saja hati ini kamu yang akan aku buat malu. Beruang kutub, tunggu kedatanganku!" seru Cleo di balik masker dan helm full face yang di pakainya.
Setelah memastikan keberadaan Naoki dan jadwal jam kuliahnya pada tante siska. Cleo pun dengan mantap memacu laju motor bebeknya lebih kencang. Setelah beberapa lama berkendara, akhirnya Cleo sampai di kampus yang cukup ternama di Surabaya itu.
Setelah memarkirkan motornya, Cleo turun dari motor dan melepaskan helm serta maskernya. Beberapa orang tampak melihat ke arah Cleo dengan pandangan aneh dan cenderung jijik. Cleo terkikik dalam hatinya.
Ia pun berjalan menuju beberapa maha siswa yang sedang duduk bergerombol. di dekat parkiran.
"Selamat siang kakak," sapa Cleo sambil melebarkan senyumnya memperlihatkan gigi berbehel di antara bibirnya yang merah merekah.
"Siang!" jawab mereka hampir serempak.
"Wah ... topeng monyet dari mana nyasar ke sini?" ejek salah seorang diantara mereka. Bukannya kesal Cleo justru tertawa dalam hati.
"Kak boleh tanya nggak?"
"Boleh, mau tanya apa?"
"Kakak tau Naoki di mana?" tanya Cleo tanpa meninggalkan senyum manisnya.
"Naoki anak MB?"
Cleo mengangguk kecil.
"Sepertinya dia lagi di kantin, tadi aku sempat liat dia di sana. Biasa lagi kerubutin Ama cewek cewek," ucap salah seorang laki-laki berbaju biru dengan wajah yang cukup tampan.
Cleo berdecak kesal, senyum di wajahnya seketika berubah jadi wajah sendu yang palsu.
"Mau aku anterin?" ujar laki-laki itu.
"Boleh kak, maaf ya ngerepotin."
"Nggak kok santai aja." Laki-laki itu pun bangkit, lalu berjalan ke arah Cleo.
"Ayo," ajaknya pada Cleo.
Cleo hanya mengangguk lalu mengikuti langkah lebar laki laki itu.
"Kamu apanya Naoki?" tanya laki-laki itu dengan spontan.
"Emh ... aku pacarnya," jawab Cleo.
"What? kamu pacarnya?"
"Iya, emang kenapa?"
Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya.
Naoki edan, banyak cewek cantik dia malah milih ondel-ondel kayak gini jadi pacarnya. gumam laki-laki itu.
Setelah beberapa saat mereka berjalan akhirnya mereka pun sampai di kantin, jam makan siang membuat kantin penuh dengan pada manusia yang kelaparan. Mata Cleo tertuju pada gerombolan cewek yang mengelilingi seorang laki-laki yang terlihat cuek dengan sekitarnya, ia hanya menikmati makanan yang ada di hadapannya. Sementara pada cewek itu tampak bergantian menawarkan makanan yang mereka bawa. Cleo tersenyum menyeringai melihat pemandangan itu.
"Tuh, Naoki," ucap laki-laki yang mengantarkan Cleo.
"Iya kak."
"Sampai sini bisa sendirikan?"
"Iya Kak, terima kasih."
"Sama-sama." pria itu pun berlalu pergi.
Sementara Cleo iya berjalan mendekat kearah meja Naoki. Pria itu sudah seperti gula yang kerubuti para semut. Cleo berusaha untuk menyela di antara para wanita yang merubung mangsanya.
"Minggir, awas." sekuat tenaga tapi kerumunan manusia itu terlalu padat, seperti emak emak yang lagi mau beli sembako murah.
Cleo berdecak kesal ia pun akhirnya mengeluarkan jurus terakhir.
"Naoki!" teriak Cleo dengan suara cempreng miliki.
Semua yang mendengar suara Cleo menutup telinga mereka, sungguh suara cempreng milik wanita itu sangat memekikkan telinga. Naoki yang mengenal suara itu pun segera mendongakkan kepalanya.
Melihat para semut itu lengah, Cleo pun segera menyusup diantara mereka. Tubuhnya yang kecil ternyata cukup menguntungkan. Naoki terbelalak melihat dandan Cleo yang ada di hadapannya, Naoki mengenali Cleo dari suaranya. Kalau dari fisik mungkin saat ini dia tidak akan pernah tau itu adalah Cleo.
Seulas senyum terbit di bibir Naoki melihat dandanan Cleo yang tidak jelas itu. Berpakaian culun dan memakai make-up menor, apa sebenarnya tujuan gadis itu, Naoki masih belum bisa menebaknya.
"Hai, calon suamiku!" sapa Cleo dengan lantang.
Seketika mata Naoki membulat begitu juga pada cewek yang ada di sana.