TAP..
TAP..
...........
Suara langkah kaki seorang pria bergema dilorong sepi nan gelap, mata berwana abu kegelapannya bagaikan elang yang ingin memangsa santapannya, ia terus berjalan mendekat dan terus mendekat tatkala seorang wanita yang ia incar melihatnya dalam jarak dekat.
"Hahaha.. Sayang seharusnya kamu tidak melewati batas, Apa kau tak sabar menunggu hukuman dariku baby? " ucap laki-laki tampan itu semakin mendekat dan memojok wanitanya.
"Mm-menjauh ku mohon menjauh, jangan mendekat apa salahku kenapa kk-kau menculik ku?" ucap sang gadis bergetar dan mundur perlahan
"Menjauh? Kau pikir setelah ini bisa lepas dariku Hem? " Ucap laki-laki tersebut dengan tatapan marah semakin mendekati gadis tersebut.
"Kumohon jangan mendekat hiks, tolong jangan seperti ini aku takut, kumohon menjauhlah. Apa salahku? kenapa kau sangat kejam ha? Kumohon lepaskan aku" sang gadis tersebut terjatuh lemas dengan air mata mengalir..
penasaran? yuk baca sekarang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadina naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ITKK
Setelah selesai makan malam bersama dan sedikit berbincang, Wira sang kepala keluarga pun mengusulkan untuk duduk bersama sejenak di ruang tengah sambil menonton TV.
Mereka semua pun mengiyakan, kecuali hanya satu orang yang menolak..
Yap, Violleta lah orang nya. ia berusaha menghindar dari hirupan oksigen satu Udara yang sama diamana ada Zanendra nya disana.
dari pada duduk bersama Zanendra, Violleta lebih memilih berdiam diri di dalam kamar.
Setelah meminta izin Violleta pun berjalan menuju anak tangga dengan perasaan sedikit ragu, sebelum Violleta menaiki anak tangga ia melihat ke arah wajah Zanendra sesaat.. Ia melihat mata pria itu penuh akan intimidasi dan tatapan nya yang menajam, Membuat Violleta sedikit bergidik ngerti melihat ke arah mata Zanendra tersebut.
Hal itu bukan hanya Violleta sendiri saja yang mengamati tapi sang kakak Arkena juga merasakan hal yang sama.
Kini Arkena semakin ingin mengusut tentang hubungan adiknya dan sahabatnya itu lebih jauh lagi untuk memastikan dugaan nya memang tidak salah, apalagi setelah melihat tingkah laku mereka yang semakin lama semakin kentara di pandang Zanendra yang sedari awal sudah curiga dengan tingkah laku aneh yang mereka berdua timbulkan.
'Ini pasti ada apa-apa nya, tidak mungkin Vio se gugup itu hanya sekedar ditatap Zanen seperti itu!' Arkena membatin.
Rasa ingin menjadi detektif Conan nya pun mulai menggebu-gebu, ia memang harus selidik lebih lanjut dan mendasar, takutnya hal ini bisa sangat membahayakan bagi segi mental adeknya atau yang lainnya.
"Zanen, lu ngapain mandang adek gw sampai segitunya" hardik Arkena, bicara sudah mulai dengan nada tidak senang.
Zanendra yang mendengar ucapan tersebut hanya membalas dengan gelengan.
"Hmm yaudah ayok ke ruang tengah.." ajak Arkena yang kini telah berjalan terlebih dahulu dan Meninggal kan Zanendra di belakang.
__________oOo_________
Kini Violleta sedang duduk sambil menyilang kan kakinya di atas tempat tidur empuk miliknya, sambil memegang bantal gulingnya Violleta kini tampak keliatan bingung dan takut di saat bersamaan.
Ia masih memikirkan tatapan tajam Zanendra sebelum ia pergi menuju kamarnya, perasaan nya mengatakan akan ada sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi kepadanya.
Semakin ia berpikir keras semakin kuat juga remasan pada bant guling yang kini ia pegang.
"Kayak nya aku harus mencoba rencana Eldara deh, kalau seperti ini terus lama-lama aku bisa g*la di buntuti dan di di ancam sama pria itu." gumam Violleta.
"Heum coba aku cek di Aplikasi L*ne ku siapa tau ada laki-laki yang bisa menolong ku bersandiwara dan membuat ku jauh dari pria psy*ho itu" imbuhnya lagi dengan senyuman lebarnya.
Kini Violleta pun membuka Aplikasi yang ia sebutkan tadi, ia menyeleksi salah satu cowok yang pernah menghubungi nya, ia terus melihat dan menyelidiki informasi-infomasi dari pria pria yang akan ia pilih nanti untuk menjadi calon pacar pura-pura dirinya.
Saat memilah satu persatu, kini Violleta menemukan seseorang yang tidak asing menurut nya, yeah Andrews Kakak tingkat nya yang sangat populer dan sangat di idolakan para kaum hawa di kampus nya.
"Oh my god, What is this really? Benaran kak Andrews!! Ya ampun sejak kapan ketua BEM seperti dia ini mencoba menghubungi ku di L*ne!! "
Violleta merasa tidak menyangka bahwa Laki-laki populer seperti Andrews Williams pernah menghubungi nya.
laki-laki dengan sejuta pesona dan kepintaran di berbagai bidang tersebut memang nyatanya pernah menghubungi nya beberapa kali tapi tak pernah Violleta balas, namun hal itu tak ia sadari karena sangking monoton sekali kehidupan nya makanya dirinya tidak peka akan orang orang yang menyukai nya ataupun tidak..
"Kayaknya aku harus replay deh chatnya dia, Oh my god.. Crush sejuta umat huwaa jantung ku berdebar banget ya Tuhan!!" Pekik Violleta kegirangan. Entah perasaan seperti apa yang ia rasakan saat ini, tapi sungguh ia merasa senang.
Dulu saat melihat Andrews petama kali Violleta merasa terhipnotis dengan ketampanan dan sikap ramah pria itu saat mengisi acara beberapa acara pembukaan dan Acara lainnya di kampus yang ia tempati.
dan terkadang beberapa kali laki-laki itu juga melempar senyuman manisnya ke arah Violleta, namun gadis itu berpikir bahwa laki-laki itu hanya sekedar ramah tamah saja dengan dirinya dan anak junior lainnya, ternyata dugaan nya salah bahwa sebenarnya Andrews memang tertarik kepadanya dan sedang berusaha mendekati dirinya.
Sungguh menyenangkan sekali membayangkan saat pertama kali mereka bertemu.
__________oOo_________
Violleta POV
Flashback on
Hari pertama permulaan Ospek
Hari ini adalah hari pertama aku bergabung dan Masuk ke dalam Universitas yang aku pilih, di sini terlihat begitu banyak orang dengan pakaian hitam putih.. Hemm aku bingung sekali harus pergi kemana, aku hanya seorang diri di sini tidak memiliki teman atau kenalan yang bisa ku ajak mengobrol, Aku hanya celingak celinguk kesana kesini seperti gadis dung*.
Beberapa saat aku berdiri memperhatikan orang-orang sekitar, Tiba-tiba saja mikrofon milik kampus berbunyi dan terdengar suara seseorang yang menginstruksikan kan para maba baru untuk berbaris beraturan.
Saat aku mencoba mengikuti intruksi tersebut dan mencoba berjalan ke arah lapangan tanpa sengaja diriku menabrak sesuatu yang keras hingga membuat ku terjatuh ke tanah, entahlah awalnya ku pikir itu tiang atau tembok kampus, saat aku mencoba mendongak kan kepala ku, aku melihat laki-laki tampan menggunakan Almamater berwarna biru tua kini berada di hadapan ku, ia tampan mungkin sangat sangat tampan sampai-sampai aku terpana pada pahatan wajah pria itu.
'Ya ampun ini beneran manusia? Kok gantengnya kelewat batas ya?' Sungguh aku terkesima dengan ketampanan laki-laki yang baru saja aku tabraki itu.
Entah beberapa aku memandangnya sampai tidak sadar bahwa suara pria itu terus menerus manggil ku.
"Hey nona! Apakah kau baik-baik saja? Kenapa kau menatapku seperti itu? " tanya nya dengan suara lembut yang bisa menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarkan nya.
"Ahh iya, aku baik-baik saja" jawab ku sedikit gugup, aku merasa malu saat pria itu menegurku akan tatapan ku pada dirinya.
aku pun kini berusaha bangkit dari duduk ku namun hal itu sedikit sulit, karena aku yang menggunakan rok yang sedikit ketat.
Saat aku sedang berusaha berdiri, aku melihat laki-laki itu mengulurkan tangannya, tanpa berpikir panjang aku pun langsung saja meraih tangan laki-laki itu yang terasa lembut saat aku menggenggam jari jemari pria itu.
"T-terima kasih kak"
"Iya sama-sama, besok kalau jalan harus fokus ya jangan asal asalan melihat kiri kanan tanpa fokus ke arah depan"
Aku yang mendengar nasihat pria itu pun hanya mengangguk malu.
"Kamu anak baru ya? Namanya siapa dan Prodi apa?"
"Iya kak, Nama ku Violleta aku Prodi Hukum."
"Aku Andrews Williams prodi Hukum juga, senang berkenalan dengan mu Violleta"
ia menjabat tangan ku dan dengan senyum ramah. Membuat sesuatu di dada ku kian membuncah keras seperti ingin meledak.
Kami pun berbincang sebentar sampai mikrofon kampus kembali menginstruksi kembali agar segera berkumpul.
Kakak tingkat bernama Andrews itu pun dengan baik hati mengantarkan aku ke tempat dimana aku dan maba lain di suruh berkumpul.
Itulah awalan aku bertemu dan berkenan dengan Kak Andrews, ah rasanya sangat menyenangkan.
__________oOo__________
Bersambung...