Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
Callista mendengar kabar kalau orang yang sudah menabrak Charlie, ditangkap oleh pihak berwajib. Keluarga Kinsey langsung melakukan penyelidikan dan mencari pelaku. Dalam sehari pelaku sudah masuk penjara.
Karena Charlie masih dalam masa pemulihan, persiapan pesta ulang tahun sekolah dikerjakan bersama-sama. Mereka bersuka cita menyambut acara tahunan ini. Biasanya akan diadakan pesta dansa dan sering sekali mereka akan mengajak dansa orang yang disukainya.
"Semoga kamu cepat sembuh dan ikut acara pesta malam Minggu nanti," kata Callista.
"Aku tidak tahu apa bisa ikut acara itu atau tidak," balas Charlie sambil tertawa kecil.
Hubungan Callista dengan Charlie dan keluarganya semakin dekat. Setiap hari mereka bertemu di ruang rawat pemuda itu. Margareth dan Felix yang biasanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, kini punya banyak waktu untuk putranya.
***
Acara pesta ulang tahun Sekolah Alexandria digelar malam ini. Charlie belum bisa hadir karena berada di tempat berisik membuat kepalanya sakit.
Callista memakai gaun berwarna biru langit, sedangkan Zanetha menggunakan gaun berwarna pink muda. Keduanya terlihat cantik, tetapi Callista masih lebih unggul.
Suasana pesta malam ini begitu meriah. Sambutan dari kepala sekolah dan dewan sekolah sering dianggap angin lalu. Para murid ingin segera bersenang-senang.
"Baiklah sekarang waktunya berdansa!" teriak murid yang bertugas menjadi pemandu acara.
Callista yang merasa tidak memiliki partner dansa memutuskan untuk mencari makanan yang enak. Dia mengambil piring dan mengisi dengan beberapa aneka kue. Mata dia menatap lapar ke makan yang berjajar di meja.
Zanetha yang pencinta kue-kue manis mengambil banyak dan begitu lahap memakan itu semua. Gadis itu tidak kapok dan masa bodoh dengan peringatan yang sudah diberikan oleh dokter dan Callista. Kalau terlalu banyak makan yang manis-manis berakibat buruk pada tubuhnya.
"Kamu tidak berdansa?"
Callista yang sedang makan sampai tersedak karena mendengar suara seorang di belakangnya. Dia tahu suara itu milik siapa.
"Aku tidak tidak punya partner dansa," ucap Callista setelah minum.
"Bagaimana kalau berdansa denganku?" Henry mengulurkan tangannya.
Mau tidak mau Callista menyambut uluran sang ketua klub anggar. Mereka berjalan ke tengah-tengah aula di mana para murid sedang berdansa. Keduanya pun bergerak mengikuti irama.
Banyak mata yang memandang ke arah Callista dan Henry. Mereka tidak pernah melihat pemuda itu dekat dengan seorang perempuan sebelumnya. Bahkan setiap ada acara pesta di mana pun, pemuda itu lebih suka mojok atau duduk manis menikmati minumannya.
"Ternyata Henry pandai berdansa. Aku tidak menyangka," ucap salah seorang murid perempuan.
"Callista itu mempunyai wajah yang cantik dan berotak cerdas. Tidak sulit baginya untuk mendapatkan seorang pria. Contohnya Charlie Kinsey yang terkenal dingin dan jarang tertawa itu bisa dekat dengannya," balas teman perempuan itu.
Callista berdansa dengan Henry yang diiringi lagu slow sehingga membuat keduanya merapatkan tubuh. Gadis itu meletakkan kedua tangannya di dada Henry dan kedua tangan pemuda itu berada di pinggang Callista.
"Kok, lagunya jadi slow begini?" ucap Callista bergumam sangat pelan.
"Jangan melihat ke sisi kanan," bisik Henry.
Spontan Callista melihat ke arah kanan. Mata dia langsung terbelalak ketika melihat ada beberapa pasangan yang berciuman di keremangan cahaya.
"Bagaimana bisa mereka melakukan hal itu di sini? Mereka harus diberikan hukuman!" pekik Callista dan dia hendak memarahi orang-orang itu.
Henry memeluk erat tubuh Callista agar gadis itu tidak menjalankan ucapannya tadi. Kedua kening keduanya saling menempel.
"Kamu harus diam dan pura-pura tidak tahu," bisik Henry.
"Tapi—"
"Apa kamu mau aku cium juga?" ucap Henry memotong pembicaraan Callista.
Gadis itu langsung terdiam. Dia menatap tajam kepada laki-laki di depannya ini dengan kesal.
'Siapa dia berani mau mencium aku? Kita pasaran saja enggak, tapi punya keberanian untuk melakukan hal itu," batin Callista.
"Bagaimana? Ayo, kita juga lakukan yang seperti mereka lakukan!" ajak Henry dengan tatapan menggoda. Senyum nakalnya menghiasi wajah pemuda itu.
Sudah tiga lagu Callista berdansa dengan Henry. Dia pun pergi sambil mengomel-ngomel karena laki-laki itu terus saja menggodanya.
"Hai, Henry. Maukah kau berdansa denganku?"
"Maaf aku lelah dan ingin beristirahat."
Zanetha menatap tajam kepada laki-laki itu. Dia sangat kesal karena sudah ditolak olehnya.
'Akan aku buat kamu bertekuk lutut,' batin Zanetha.
Kebanyakan dari murid-murid itu menikmati acara pesta. Henry memilih kabur dari ruang aula karena tidak mau menerima ajakan berdansa dari beberapa murid perempuan. Begitu juga dengan Callista yang memilih menjadi pengawas agar acara berlangsung aman dan lancar.
***
Hannah Owen merasa terhormat karena mendapat surat undangan makan malam ke kediaman Kinsey. Tadi, dia sempat terkejut ketika menerima sebuah surat dengan stampel milik keluarga bangsawan kelas atas itu di permukaan suratnya.
"Sayang, ada undangan makan malam dari keluarga Kinsey!" teriak Hannah begitu membuka pintu kamar.
Wanita itu mencari keberadaan suaminya di kamar tidur mereka. Namun, Michael tidak ada di sana. Hannah pun mencari ke balkon kamar dan melihat sang suami sedang berada di taman bersama beberapa bawahannya.
"Ah, dia sedang berkumpul bersama mereka," ucap Hannah bermonolog.
Kabar baik ini pun diberitahukan kepada Callista dan Zanetha yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Tentu saja ini membuat keduanya senang. Mereka sangat penasaran dengan kediaman keluarga Kinsey yang tidak kalah megah dengan tempat tinggal raja dan ratu negeri ini.
"Aku akan siapkan gaun terbaik!" pekik Zanetha.
Margareth yang menjadi simbol wanita bangsawan cerdas dan dicintai banyak rakyat negeri ini adalah idola Zanetha. Gadis itu ingin sekali bisa berbincang-bincang dengan orang itu.
"Aku juga harus mempersiapkan gaun agar tidak membuat malu," ucap Callista.
"Kalian berdua beli baju bersama mama besok ke butik Helena. Di surat kabar tadi mama melihat sedang ada keluaran gaun terbaru untuk musim ini," kata Hannah dan itu membuat senang kedua gadis itu.
Michael Owen sempat menolak ajakan Hannah karena banyak pekerjaan yang harus segera dia selesai dalam seminggu ini. Namun, sang istri bersikukuh untuk datang ke rumah keluarga Kinsey karena dia sudah membalas undangan itu dan menerimanya. Mau tidak mau laki-laki itu harus datang demi harga diri dan kehormatannya.
***
Gerbang tinggi dengan pintu besi yang kokoh dan dijaga oleh beberapa penjaga, kini mobil keluarga Owen sudah sampai di depan rumah keluarga Kinsey. Mereka baru bisa masuk setelah mengkonfirmasi kedatangan itu kepada kepala pelayan.
Mata Zanetha dan Callista berbinar melihat pemandangan taman yang begitu indah walau di malam hari. Lampu-lampu taman yang berjajar memberi penerangan di taman itu menambah keindahan dekorasi di halaman kediaman keluarga Kinsey.
"Kolam air mancurnya juga sangat indah," ucap Zanetha bergumam.
Callista melihat ke arah sebuah balkon kamar yang menghadap taman. Di balkon itu terlihat sebuah kursi ayunan dari kayu.
'Sepertinya akan sangat menyenangkan jika bisa duduk di sana sambil melihat taman bunga yang indah ini,' batin Callista.
***
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...
orang ko bener2 iblis kamu zanetta
semoga segera terungkap kejhtan kluarga owen...
lanjut kak...