Naiki, seorang gadis cantik, cerdas, tegas, dan berani, namun berhati dingin. Ia dan Rhean kakaknya, menderita suatu gangguan mental akibat kekejaman ayah kandung mereka dimasa lalu. Penyiksaan fisik dan batin mereka dapatkan. Ketika penderitaan mereka berakhir, kebersamaan dengan ibu mereka pun ikut berakhir.
Dua puluh tahun kemudian Naiki kembali. Dengan status dan kemampuan bertarungnya yang luar biasa, Naiki ingin merebut kembali perusahaan ibunya yang dirampas paksa. Tidak ada kata ampun di kamusnya. Semua orang jahat, harus merasakan penderitaan yang pernah ia rasakan.
Namun, saat ia akan memulai misinya, ia dijodohkan dengan seorang pria tampan pemilik perusahaan besar yang tidak sengaja ditolongnya.
"Kau tenang saja, aku akan meminta kakek untuk menjadikanku milikmu secepatnya."
Kalimat pria itu seakan menghipnotis Naiki dan membuat hatinya meleleh. Apakah misinya akan berjalan sesuai rencana walaupun ia sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annadrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05 H-1
Besok adalah hari pertunangan Naiki dan Darel. Namun, sekali pun Naiki belum diperkenalkan secara resmi kepada sang calon suami oleh Tuan Caraka.
Naiki benar-benar bosan dengan aktifitasnya. Setelah menghadiri meeting di kantor, Naiki berniat untuk melihat-lihat G-Mall kembali, karena lokasi mall tersebut terbilang cukup dekat dari gedung Caraka Corp.
"Daripada pulang ke rumah terus liatin orang-orang ngedekor, mending pergi jalan-jalan sebentar lah." Pikir Naiki.
Naiki kemudian pergi menuju G-Mall, tempat di mana ia membantu Darel dari kejaran preman tempo hari. Naiki berjalan santai menuju halaman G-Mall yang terkenal dengan tamannya yang indah. Terdapat kolam yang cukup besar yang didesain seperti sungai yang mengalir dan melingkari gedung mall tersebut. Benar-benar lokasi yang instagramable, pikir Naiki.
Naiki kemudian berjalan menuju pintu utama G-Mall.
Bruuukkkk....
Seseorang tanpa sengaja menabrak tubuh Naiki. Naiki diam sejenak, kemudian melirik ke arah orang yang menabraknya tadi.
"Bisa-bisanya bertemu lagi dengannya. Hei Tuan, apakah mall ini milikmu? Hingga aku selalu bertemu denganmu setiap aku ke sini?" Batin Naiki.
Benar-benar Naiki ini. Andai saja yang menabraknya tadi dapat membaca pikiran Naiki, entah bagaimana malunya Naiki saat ini.
Karena terburu-buru, Darel tidak memperhatikan jalannya dan tidak sengaja menabrak Naiki di pintu masuk G-Mall. Padahal, pintu itu berukuran sangat lebar.
Darel benar-benar tidak menyangka ia akan bertemu kembali dengan Naiki lebih cepat satu hari dari dugaannya. Diam-diam ia tersenyum dan ingin menyapa Naiki. Namun, bukan Naiki namanya bila tidak bersikap dingin. Ia langsung berlalu begitu saja tanpa memberi kesempatan kepada Darel untuk bertegur sapa dengannya.
"Apakah Tuan ingin mengatur janji temu dengannya? Saya bisa mengaturnya untuk Tuan." Ucap Berry, Asisten Darel.
Ia tahu siapa wanita yang baru saja ditabrak tuannya. Namun hanya sebatas seorang wanita penolong tuan mudanya dari serangan preman suruhan orang. Ia sama sekali tidak tahu, bahwa Naiki adalah wanita yang akan bertunangan dengan tuan mudanya esok hari.
Darel mengangkat sebelah tangannya. Memberi kode "tidak" pada Berry.
"Besok kau akan terkejut melihat siapa dia sebenarnya Berry." Gumam Darel sambil tersenyum tipis.
Mereka kemudian beranjak dari G-Mall dan menuju ke lokasi pertemuan bisnis berikutnya.
*************
"Ah, jalan-jalan di tempat seperti ini memang sangat membosankan walaupun desain mall ini sangat indah." Rutuk Naiki sambil membuka pintu mobilnya.
Dibandingkan dengan mall, Naiki sebenarnya lebih menyukai berjalan di tempat-tempat terbuka, seperti tempat-tempat wisata. Bahkan alam liar sekalipun. Tiba-tiba ponsel Naiki berbunyi. Terlihat nama Elis di layar ponsel Naiki. Naiki menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
"Hhhmmm...??" Naiki malas-malasan mengangkat panggilan dari kakak iparnya itu. Sepersekian detik berikutnya ia langsung menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
"NAAAIIIIII......" Teriak Elis. Ia terdengar sangat heboh di seberang sana.
"Kamu ke mana aja sih Nai? Kamu kan harus fitting baju yang harus kamu kenakan besok. Ini sudah kesorean Nai. Cepat pulaaaaaaang....." Cerocos Elis setengah berteriak.
"Iya iyaaaaa.... Iyaaaaaa baweeeelllll...." Jawab Naiki gemas lalu mematikan sambungan telponnya.
Naiki lalu bergegas kembali ke kediaman Caraka.
***********
Di sebuah mansion, saat matahari sudah terbenam, Darel sudah kembali dari meetingnya tadi sore. Ia tampak duduk di pinggir kasur King Size di sebuah kamar yang berdesain klasik yang didominasi warna gold. Di atas ranjang itu terlihat sosok wanita yang masih terlihat cantik, namun sepertinya kesehatannya tidak begitu baik. Dia adalah Vanya, ibu kandung Darel.
"Mama masih tidak menyangka kamu akan bertunangan besok Nak." Ucap Vanya lembut. "Bahkan, mama tidak pernah bermimpi kamu akan menikah." Lanjutnya sambil tersenyum usil.
"Mama pasti akan menyukainya." Ucap Darel sambil mengusap punggung tangan Vanya.
"Atau jangan-jangan mama mau Darel langsung menikah saja besok?" Kekeh Darel menggoda Mamanya.
Vanya tertawa mendengarnya. Ada rasa lega di hatinya saat ini. Karena mendengar anak laki-lakinya akan segera bertunangan dan memutuskan untuk segera menikah.
Hingga satu bulan yang lalu, Vanya masih saja khawatir kalau-kalau anaknya itu tidak tertarik untuk menikah. Hingga akhirnya Vanya mendapat kabar baik dari Tuan besar Gerandra bahwa Darel bersedia menerima perjodohan yang telah diaturnya.
Vanya memiliki dua orang anak. Darel dan Syakilla adiknya yang saat ini sedang kuliah di luar negeri. Kondisi kesehatan Vanya memang tidak sebaik tujuh tahun yang lalu. Ia divonis lumpuh setelah mengalami sebuah kecelakaan tragis bersama Tuan Adelard Gerandra, ayah kandung Darel yang harus meregang nyawa saat itu. Karena insiden itulah, Darel yang masih berumur 21 tahun terpaksa harus menggantikan posisi mendiang papanya.
Dengan bimbingan Sang kakek, Tuan besar Gerandra, Darel akhirnya mampu memimpin Gerandra Corp dan membawanya ke kejayaan seperti saat ini.
"Mama sebaiknya istirahat, karena besok mama akan bertemu dengan calon menantu mama yang luar biasa." Ucap Darel sambil membantu mamanya untuk berbaring lalu merapikan selimutnya. Vanya mengangguk dan tersenyum.
"Semoga kalian berdua bisa saling melengkapi dan mengobati hati yang sama-sama pernah tersakiti, Nak." Batin Vanya. Entah apa maksud perkataannya.
***********
Jangan lupa dukung author terus yaa guys... 🥰
Terima kasih...