"saya mohon lepaskan saya pak!,,,tidakk,,arhgg sakit" Mutia yang sedang meronta dibawah Kungkungan pria dewasa yang sialnya adalah guru di sekolahnya.
"diamlah,,,ini yang kamu mau kan sayang!"
hancur!! itu yang dirasakan Mutia, saat sang guru yang sangat dihormatinya mengambil kehormatannya dengan sangat tidak manusiawi.
bagaimana kelanjutan kisah tentang Mutia dan gurunya. apakah akan ada kebahagiaan yang menanti atau malah sebaliknya?
yuk baca!! "Hamil anak Guruku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elyrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 diantar pulang
sebulan pun berlalu dan mutia sudah mulai disibukkan dengan pendaftaran kuliah nya bulan depan, karena ada progam beasiswa di suatu kampus favoritnya dikota itu dan disitulah temannya vio juga melanjutkan kuliahnya.
Saat ini mutia masih dirumah bu maya karena dia menunggu jemputan taksi online nya namun dia mendapat kabar kalau taksi online yang dipesannya mendapat halangan untuk datang jadilah dicancel.
Bu maya yang melihat mutia yang masih berada didepan rumahnya kemudian menuju kearah mutia.
"loh mutia, kamu belum pulang?" tanya bu maya.
"belum bu saya sedang menunggu taksi online, tapi drivernya mengatakan kalau mobilnya mogok dijalan" ucap mutia.
belum sempat bu maya menangapi jawaban mutia adnan datang dari arah dalam hendak keluar tapi dihentikan bu maya.
"kamu mau kemana adnan?" tanya bu maya
"aku mau keluar sebentar mah, mau beli sesuatu soalnya dari pagi tadi adnan mual terus mah" jawab adnan.
"kamu sakit?" tanya bu maya balik
"ngak ma, cuma masuk angin aja" jawab adnan.
memang adnan beberapa hari ini merasa mual yang tidak menentu kadang di pagi hari bahkan malam hari pun dia juga akan merasa mual.
"sekalian kamu antar mutia ya!" suruh bu maya kepada adnan.
Adnan menoleh kearah mutia yang juga sedang menatap kearahnya.
"tidak usah bu, saya akan memesan taksi online saja" tolaknya
"memang nya kamu ngak bawa motor?" tanya adnan kepada mutia.
Mutia menggelengkan kepala nya adnan kemudian menghela nafasnya sejenak dan kemudian mengangguk untuk mengantarkan mutia.
"baiklah mah, ayo saya antar!" ucap adnan
sebenarnya mutia ingin menolak tapi jika harus memesan taksi lagi mungkin akan lama.
Adnan sudah lebih dulu berjalan kearah mobil nya yang terparkir.
"saya permisi bu" pamitnya kepada bu maya dan dibalas dengan anggukan kepala dari bu maya seraya tersenyum.
mutia kemudian menyusul langkah adnan menuju mobilnya, sesampainya disamping mobil adnan mutia tampak ragu untuk ikut, terakhir dirinya berada di mobil itu saat dia dan adnan membicarakan tentang malam itu.
"cepatlah!" ujar adnan dengan nada dinginnya.
kemudian mutia membuka pintu depan mobil untuk dan duduk dengan anteng.
Adnan melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya menuju kearah rumah mutia suasana didalam mobil sangat hening tak ada yang bersuara mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
"terima kasih pak, saya permisi" ucap mutia kepada adnan dan keluar dari mobil adnan.
"hm" jawab adnan
Adnan hanya berdehem saja menjawab ucapan mutia setelah menurunkan memastikan mutia masuk ke dalam rumah, adnan mulai melajukan mobilnya lagi kearah tempat bakso dekat kantornya.
Entah apa yang membawanya kesana tapi saat ini adnan sangat ingin makan bakso,dia mendengar dari karyawan nya jika bakso depan kantor sangat enak jadi adnan penasaran dengan rasanya apakah seenak yang dibicarakan para karyawannya.
"bakso nya pak, satu dibungkus!" ucap adnan pada penjual
"iya mas, pedas atau tidak?" tanya si penjual bakso itu.
"dipisah aja pak!" jawabnya
"baik silahkan duduk!"
kemudian adnan duduk disalah satu kursi yang ada disana, ada banyak pasang mata yang menatapnya kagum kearahnya, adnan hanya acuh dengan tatapan para pengunjung disana, Tak lama pesanannya pun jadi
"berapa pak?" tanya adnan
"10 ribu mas" jawab si penjual
kemudian adnan mengeluarkan uang pecahan 50 ribu dari dompetnya dan memberikannya kepada si penjual.
"ambil saja kembaliannya pak!" ucap adnan saat penjual bakso itu mau mengambilkan kembalian untuk adnan.
"te,terima kasih mas" ucap si penjual
kemudian adnan melajukan mobilnya untuk pulang, dia tidak sabar ingin memakan bakso yang baunya sudah tercium sangat menggugah selera itu.
Tak butuh waktu lama adnan sampai dirumah dan langsung menuju meja makan untuk makan bakso yang tadi dibelinya.
Air liurnya sudah seperti ingin menetes saat baksonya dituang ke mangkok, dengan bau khas daging giling berbentuk bulat itu dengan kuah beningnya lalu adnan memakannya,
"ternyata rasanya tak seburuk itu" gumam nya menikmati baksonya
bu maya yang baru saja mengecek anin di kamarnya merasa haus dan akan menuju dapur tak sengaja melihat adnan yang berada dimeja makan sedang duduk.
"kamu lagi ngapain nan?" tanya bu maya
"aku lagi makan bakso ma" jawab adnan
Adnan melihatkan mangkok yang berisi beberapa butir bakso dengan kuah yang sudah tercampur sambel.
Bu maya melihat itu menjadi heran.
"sejak kapan kamu doyan bakso?" tanya bu maya merasa heran dengan adnan
"ngak tau tiba tiba aja pengen, ternyata rasanya tidak seburuk itu" ucap adnan.
"ada ada aja kamu adnan, udah kayak orang ngidam aja" ucap bu maya menggelengkan kepalanya
Deg
"ngidam?"