NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:572
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

023 - Neraka Hardcore (8)

Suasana tegang di gua tiba-tiba sirna. Jazul, yang selama ini diam mengamati, tiba-tiba berdiri. Di tanah, sebuah lingkaran rumit dari simbol-simbol yang sebelumnya tak terlihat, kini berpendar dengan cahaya biru terang. Gray terbelalak. Ia tidak pernah menyangka Jazul memiliki kemampuan teleportasi. Sebelum Gray sempat bertanya, Jazul mengucapkan beberapa kata pelan, dan lingkaran itu berputar semakin cepat, membentuk sebuah pusaran cahaya biru yang menyilaukan.

Dalam sekejap, Gray, Taro, Ren, Serlina, Anya, Rabu, Liong, dan kesebelas anak yang diselamatkan merasakan sensasi aneh, seperti tersedot dan terlempar secara bersamaan. Saat cahaya mereda, mereka menemukan diri mereka berada di dalam kastil yang telah mereka amankan sebelumnya. Kehangatan, keamanan, dan aroma makanan yang baru dimasak menyambut mereka. Perubahan yang begitu tiba-tiba membuat mereka semua terdiam sesaat, mencerna pengalaman teleportasi yang baru saja terjadi. Jazul terhuyung, wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya. Lingkaran teleportasi telah menguras seluruh energinya.

Ia terduduk lemas, napasnya tersengal-sengal. Liong, yang telah memperhatikan Jazul, segera menghampiri. Dengan gerakan cepat dan hati-hati, ia membantu Jazul untuk duduk dengan nyaman.

"Terima kasih,"

Ucap Liong, suaranya penuh rasa hormat dan syukur. Ia menundukkan kepalanya sedikit,

"Namaku Liong, dan aku mewakili semua orang, aku berterima kasih atas bantuan kalian semua. Aku tak tahu bagaimana cara membalas kebaikan kalian."

Ia menatap ke arah Gray, Taro, Ren, dan yang lainnya, matanya berkilauan dengan rasa terima kasih yang tulus.

Suasana di dalam kastil berubah menjadi hangat dan penuh kekeluargaan. Perasaan lega dan syukur mengalahkan rasa lelah yang mereka rasakan. Namun, di balik rasa syukur itu, kesedihan masih menyelimuti mereka. Jenazah empat anak yang ditemukan di dalam gua telah diurus dengan penghormatan, diletakkan di tempat yang layak di dekat kastil. Suasana sunyi menyelimuti kastil, hanya diiringi oleh suara bisikan angin dan sesekali isak tangis pelan. Gray merasakan beban berat di pundaknya; ia merasa bertanggung jawab atas keselamatan anak-anak ini, atas kematian yang terjadi.

Liong, yang duduk di dekat perapian, memecah kesunyian. Suara beratnya terdengar lembut namun penuh kesedihan.

"Makhluk itu... gurita raksasa itu... ia bukan hanya menjaga kami, tetapi juga… memakan kami."

Ia menatap api yang berkobar, matanya redup.

"Ia menyerap kekuatan hidup kami. Kekuatan sihir, kekuatan fisik… semuanya. Semakin banyak ia menyerap, semakin kuat ia menjadi. Inilah sebabnya mengapa ia mengurung kami di gua itu – sebagai sumber makanan."

Penjelasan Liong membuat suasana semakin berat. Rabu, yang biasanya lincah, duduk diam, wajahnya pucat. Anya, sang penyembuh, mencoba menghibur anak-anak yang lebih muda, namun matanya juga menunjukkan kekhawatiran. Ren memeluk Serlina erat-erat, seolah takut melepaskannya. Hanya Taro yang terlihat lebih tenang, namun tatapannya menunjukkan bahwa ia sedang memikirkan strategi selanjutnya.

Penjelasan Liong membuat suasana semakin berat. Rabu, yang biasanya lincah, duduk diam, wajahnya pucat. Anya, sang penyembuh, mencoba menghibur anak-anak yang lebih muda, namun matanya juga menunjukkan kekhawatiran. Ren memeluk Serlina erat-erat, seolah takut melepaskannya. Hanya Taro yang terlihat lebih tenang, namun tatapannya menunjukkan bahwa ia sedang memikirkan strategi selanjutnya.

Gray, tertekan oleh beban informasi baru ini, mencengkeram Batu Inti Gaia di sakunya. Batu itu terasa hangat, memberikan sedikit ketenangan di tengah keputusasaannya. Ia merasa perlu melakukan sesuatu, perlu menemukan cara untuk menghentikan ancaman gurita raksasa itu, sebelum monster lain yang lebih kuat muncul.

Setelah beberapa saat hening, Jazul, yang kini sudah pulih sedikit, bersuara lirih,

"Kita perlu mempelajari lebih lanjut tentang makhluk itu. Mungkin kita bisa menemukan kelemahannya."

Ia terbatuk kecil,

“Kita juga perlu memikirkan bagaimana cara melindungi anak-anak ini. Kastil ini...tidak aman selamanya.”

Pernyataan Jazul membuat semua orang menyadari betapa rapuhnya situasi mereka. Mereka telah mengalahkan satu ancaman, namun ancaman lain yang jauh lebih besar mungkin mengintai di balik bayang-bayang. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Keputusan penting harus segera diambil. Mata Gray tertuju pada peta kuno yang terbentang di atas meja; peta itu mungkin memegang kunci untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang membayangi mereka. Sebuah suara memecahkan keheningan,

"Aku tahu kelemahan makhluk gurita itu dan aku akan membuat rencana kedepannya"

Semua orang tertegun atas pernyataan Gray, semua mata tertuju padanya.

"Kelemahan makhluk itu adalah kecepatan, saat kalian berhadapan dengan makhluk yang seperti itu lagi, gunakan kemampuan maksimal kalian untuk segera mengalahkan nya sebelum makhluk itu bisa mengeluarkan jurusnya, jika bisa, halangi pergerakan nya juga"

semua orang memperhatikan dengan serius, Taro dan Ren mengangguk setuju, Liong dan anak lainnya terkejut.

"Sekarang sudah banyak orang disini, aku mohon kerja-sama nya. Perkelahian antar sesama tidak di perbolehkan, jika ada yang terlibat dalam selisih, mohon untuk seseorang menghentikan mereka. Kerja sama adalah hal terpenting disini, agar kesempatan bertahan hidup lebih tinggi, jadi sangat diharapkan untuk saling menolong satu-sama lain."

"Untuk rencana kedepannya, hal terpenting adalah kekuatan, perkuatlah kekuatan kalian dengan berlatih disini. Lalu aku ingin kita berbagi tugas, dengan kartu milik jazul, kita bisa melacak anak-anak tes subjek lainnya, kita harus memperkuat kekuatan kita dan bertahan hidup bersama. Jika kalian memiliki informasi apapun, silahkan berbagi jika itu bisa meningkatkan kemungkinan kita bertahan hidup, itu akan lebih baik."

Jazul dan Liong bersemangat mendengarnya, semua orang menyetujui usulan Gray yang sangat luar biasa, setelah itu mereka semua tidur karena terlalu lelah, beberapa ada yang berjaga.

Matahari terbit, menerangi kastil yang tampak lebih suram dari biasanya. Setelah sarapan sederhana, mereka membagi tugas. Anya dan Jazul, meskipun kelelahan, fokus untuk memeriksa kembali kondisi fisik anak-anak yang diselamatkan, memastikan mereka mendapatkan istirahat yang cukup dan nutrisi yang dibutuhkan. Liong, dengan kekuatan fisiknya, bertugas memperkuat pertahanan kastil, sementara Taro, dengan pengetahuan mendalamnya tentang alam, mencari bahan-bahan herbal untuk membantu Anya.

Gray, Rabu, Ren, dan Serlina, telah memutuskan untuk mengikuti petunjuk peta kuno. Sebelum berangkat, Gray memberikan Batu Inti Gaia kepada Taro. "Jagalah ini dengan baik, Taro. Aku merasa kita mungkin membutuhkan kekuatannya nanti," kata Gray, suaranya terdengar lebih dewasa dari biasanya. Taro mengangguk, matanya menunjukkan kepercayaan penuh kepada Gray.

Perpisahan singkat diiringi dengan tatapan penuh harapan dan kekhawatiran. Rabu, dengan tongkat sihir sederhana yang ia buat dari cabang pohon dan batu, memimpin jalan. Ia tampak lebih percaya diri dibandingkan sebelumnya, pengalaman melawan golem telah meningkatkan kemampuan sihir dasarnya. Ren, meskipun masih berduka atas kehilangan saudara-saudaranya, menunjukkan keberanian yang mengagumkan. Serlina, di sisi lain, tampak tenang dan fokus, seperti seorang prajurit kecil yang siap menghadapi apa pun. Gray, dengan sepotong kayu yang masih ia genggam erat—sebuah simbol dari perjalanan panjangnya—memimpin mereka, mengikuti jalur yang digambarkan dalam peta kuno.

Hutan yang mereka masuki jauh berbeda dari Hutan Bayangan yang telah mereka lewati sebelumnya. Pohon-pohon di sini lebih tinggi, lebih lebat, dan memancarkan aura yang dingin dan mencekam. Udara terasa lebih berat, dipenuhi dengan aroma tanah lembab dan sesuatu yang samar-samar menyerupai… darah. Perjalanan mereka belum dimulai, tetapi firasat buruk mulai menghampiri. Langkah mereka berhati-hati, setiap dedaunan yang berdesir, setiap burung yang berkicau, terasa mengancam. Peta kuno di tangan Rabu menunjukkan tanda-tanda yang sulit diartikan, jalan yang bercabang dan simbol-simbol yang belum mereka pahami artinya. Perjalanan panjang dan berbahaya menanti mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!