NovelToon NovelToon
Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Asmaralda, seorang gadis buta yang penuh harapan menikah dengan seorang dokter. Suaminya berjanji kembali setelah bertemu dengan orang tua, tapi tidak kunjung datang. Penantian panjang membuat Asmaralda menghadapi kesulitan hidup, kekecewaan dan keraguan akan cinta sejati. Akankah Asmaralda menemukan kebahagiaan atau terjebak dalam kesepian ???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.30

Dengan dada berdebar kencang, Abrisam mengemas pakaian yang akan dibawa dalam petualangan yang penuh harapan dan kecemasan. Malam ini, setelah berbincang panjang dan penuh emosi dengan ibunya, mereka telah memutuskan untuk membawa David, sang ayah, ke luar negeri mencari kesembuhan. Setiap lipatan baju bukan sekedar kain, melainkan simbol dari doa dan harapan yang mereka titipkan pada perjalanan ini. Abrisam merasakan beban berat dalam hatinya, namun ia tahu, ini adalah langkah yang harus diambil demi kesembuhan ayahanda tercinta.

" Semuanya sudah siap, Nak?" tanya Rani saat melihat putranya berdiri di ambang pintu.

"Iya, Ma. Tinggal berangkat saja," jawabnya.

" "Sebaiknya kamu tidak pergi, biarkan mama yang menemani Ayah di sana. Besok kamu menikah dengan Hana, mama tidak ingin wanita itu kecewa seperti sebelumnya," ujar Mama dengan nada yang lembut namun tegas. Abrisam tercengang mendengar penuturan sang Mama, bagaimana mungkin di saat genting seperti ini, Mama masih mengkhawatirkan pernikahan sementara Ayah sedang berjuang dengan penyakitnya? Haruskah pernikahan menjadi prioritas utama di saat ini? Dalam hati, Abrisam merasa kebingungan dan amarah yang bercampur. "Kenapa Mama seperti ini? Ayah sedang berjuang dengan penyakitnya, apa tidak seharusnya kita fokus dengan kesembuhan Ayah? Kenapa harus memikirkan pernikahan terlebih dahulu?" ucap Abrisam tak mampu menahan emosi.

" Ta..tapi Nak, Hana..!

Tanpa disadari, Abrisam pun memotong dengan nada yang lebih tinggi, "Mama, gimana sih? Ayah sekarang sedang berjuang dengan penyakitnya, kenapa harus memikirkan pernikahan." imbuhnya lagi.

Ia berusaha menahan emosi yang meluap, namun kesulitan mencerna pandangan Mama dalam situasi seperti ini. Di satu sisi, Abrisam tahu bahwa Mama kecewa atas sikapnya barusan. Tetapi di sisi lain, apa yang terjadi dengan Ayah seharusnya menjadi perhatian utama saat ini, bukan pernikahannya dengan Hana.

" Nak, Ayah Hana menelpon, katanya pernikahan kalian tetap dilangsungkan walau acara kecil-kecil," ucap Rani dengan penuh keraguan menatap wajah putranya dengan penuh harap.

Abrisam terhenyak, ia mencoba mencerna yang dikatakan sang mama, namun dia tahu, yang paling penting saat ini adalah kesehatan ayahnya.

"Sudahlah, Ma, hentikan semuanya. Kita harus fokus pada Ayah, pernikahan bisa ditunda. Abi tidak ingin mengambil risiko lebih jauh." 

Dia menghela napas sejenak, lalu bangkit dan meninggalkan ibunya yang tampak terkejut, sekaligus sedih dan mengerti akan keputusan Abrisam.

"Mungkin memang ini yang terbaik," batin Abrisam sambil melangkah pergi.

Hatinya lebih gusar dibanding yang lain, perasaan bersalah semakin tak menentu. Pernikahan yang seharusnya berlangsung, kini kembali dibatalkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

" Bagaimana, Dok. Apakah tuan David jadi diberangkatkan malam ini ?" tanya salah satu petugas menghampiri Abrisam.

" Ya, saat ini juga." jawabnya.

Tibalah saatnya keberangkatan David, Abrisam, dan mama Rani menuju Singapura. Suasana keheningan dan muram, kontras dengan keceriaan yang biasanya mengiringi perjalanan mereka. Beberapa pengawal mengiringi dengan ekspresi serius, memastikan semuanya berjalan lancar. Di dalam hati yang remuk, Abrisam hanya bisa berdoa, mengharapkan kesembuhan segera bagi sang ayah yang terbaring lemah, agar tangan-tangan terampil di rumah sakit dapat memulihkannya. Kepedihan dan kekhawatiran tergambar jelas di wajah mereka, menyelimuti perjalanan dengan rasa pilu yang mendalam.

***

Di kediaman Bagaskara, seorang wanita anggun duduk terpaku dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Keputusannya sudah bulat, pernikahan harus segera terlaksana, apapun risikonya. Bayangan kelam menghantui pikirannya, firasat buruk berkelebat bahwa bila ia tidak segera bersanding dengan dokter Abrisam, sesuatu yang mengerikan akan merenggut kesempatan itu darinya. Takut akan kehilangan cinta sejatinya membuat jantungnya berdebar tak terkendali, namun tekadnya semakin membaja, ia harus bertindak sekarang juga atau mungkin akan kehilangan segalanya.

" Hana harus ke rumah sakit, Ayah, malam ini juga!" kata Hana dengan nada mendesak, air mata berkumpul di tepi matanya.

 "Hana perlu tahu seberapa genting keadaan Tuan David yang membuat pernikahanku dengan putranya harus tertunda lagi." Wajahnya pucat, tangan gemetar, seolah berat hati untuk mendengar kabar yang mungkin akan mengubah nasibnya selamanya. 

"Ini penting, Ayah. Hana harus pergi sekarang. Harus pastikan apakah benar-benar ada sesuatu yang serius atau hanya dalih belaka untuk menunda pernikahan kami." 

Dalam hati Hana, kecemasan bercampur dengan ketakutan dan sedikit harap, bahwa semuanya hanya salah paham dan pernikahannya bisa berjalan sesuai rencana. Namun langkah kakinya yang menuju pintu terasa seperti berjalan di atas lapisan es tipis, rentan dan bisa pecah setiap saat.

Tak ada pilihan lain bagi Bagaskara selain mengabulkan keinginan putri tercintanya. Dengan suara yang bergetar, Maya berdiri di samping suaminya. 

"Mama ingin ikut," katanya dengan suara yang pelan namun mengandung kekuatan. 

Hana menoleh dan berharap penuh pada orang tuanya.

"Tolong bantu Hana, Ma, agar pernikahan saya dengan Mas Abrisam tetap berlanjut," ucapnya dengan nada memohon yang mendalam.

Dengan langkah tergesa-gesa yang mencerminkan rasa khawatir, mereka bergegas menuju rumah sakit yang sebelumnya disebutkan oleh Rani. Tak lama, mereka tiba dan langsung menyusuri koridor rumah sakit yang sepi. Jantung Hana berdegup kencang, ketakutan dan cemas bercampur menjadi satu saat ia mempercepat langkahnya, berharap bisa segera menemui kekasihnya.

" Permisi pak, bisa tolong tunjukkan ruangan rawat Tuan David?" kata Bagas pada petugas dengan nada mendesak. 

Petugas itu termangu, seolah menyusuri jejak kenangan dalam benaknya. 

"Tuan David, ayah Dokter Abrisam?" ia bertanya untuk memastikan, suaranya rendah namun jelas.

Bagas merasakan denyut jantung yang memburu. "Iya, itu dia. Cepat, dimana dia sekarang?" desakan dalam suaranya kian terasa, seakan setiap detik begitu berharga.

" Mereka telah berangkat ke Singapura, Tuan. Kondisi Tuan David kian memburuk, sehingga Dr. Abrisam merekomendasikan perawatan medis di sana," jelas petugas dengan nada serius. 

Di belakang sang ayah, Hana menahan napas, dada terasa hendak meledak. Rasa cinta dan pengkhianatan bercampur menjadi satu. "Bagaimana ini, Ayah? Pria yang sangat saya cintai telah pergi tanpa sepatah kata pun kepada saya. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" 

Air mata Hana mulai meleleh, bagai sungai yang tak terbendung, membanjiri pipinya yang pucat pasi.

"Dokter Abrisam, tindakanmu ini sungguh tak termaafkan! Bagaimana mungkin kamu memilih untuk keluar negeri saat pernikahan kalian baru saja terjalin? Hana, putriku, harus menanggung aib ini untuk kedua kalinya!" Suara Bagas bergetar penuh kemarahan, tangannya mengepal begitu kuat hingga urat-uratnya terlihat menonjol, wajahnya memerah menahan amarah yang memuncak. Emosi yang membara menggelora dalam dada, tak terbendung lagi.

"Ayah, tetaplah tenang. Mama akan bicara dengan Rani. Kekhawatiran atas kondisi kritis David telah memaksa mereka mengambil tindakan drastis ini. Tetapi percayalah, begitu David pulih, pernikahan Hana dan Abrisam akan segera kita rayakan." Maya berusaha menenangkan Bagaskara yang sedang marah. Ia tak ingin suaminya itu melakukan tindakan konyol yang bisa berakhir memalukan.

1
Tata Hayuningtyas
emang ga jodoh Hana SM Abi...wong Abi masih punya istri makanya ada aja halangan nya...egois bgt Hana mikirin diri sendiri
Tata Hayuningtyas
cerita nya bagus tapi up nya kelamaan
Rayta Nya Firman
double up thor
Meindah88: Sama2😊
Nikma: makasih banyak ya kak, uda ngebolehin numpang promosii. semoga karya kakak juga makin banyak pembacanya🤗✌️
total 4 replies
Desi Ragiel Nst
br eps ¹ . uda lgsung nusuk jatung thor..
Meindah88: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!