Pewaris Asli
"Ayolah Nai... Kau harus lanjutkan pengobatannya. Aku yakin kau akan segera sembuh." Bujuk Elis ditelpon.
"Ok baiklah, besok aku pulang." Jawab Naiki akhirnya dan langsung memutuskan panggilan dari seberang sana.
Elis sahabatnya Naiki, sekaligus kakak iparnya sudah sangat paham dengan sifat Naiki yang cenderung dingin itu.
Naiki Rhea Caraka, gadis berusia 25 tahun. Wajahnya dingin, namun memancarkan ketegasan dan kecantikan khas wanita Indonesia. Ketegasan itu diterjemahkan Naiki lewat kesehariannya. Di balik sifatnya yang dingin dan berani, dia juga memiliki ketenangan dan kecerdasan.
Tidak heran, diusianya yang baru menginjak 25 tahun, ia telah berhasil meningkatkan kejayaan perusahaan pemberian kakeknya.
Saat ini Naiki berada di Seoul, Korea Selatan. Sudah tiga bulan Naiki di sana. Tidak, dia tidak akan tinggal dan menetap lama di sana. Seperti negara-negara lain yang biasanya ia singgahi. Ia hanya sekedar berlibur dan mengunjungi guru beladirinya di sana.
Beladiri? Ya, Naiki adalah gadis pemberani dengan kemampuan beladiri yang sangat baik. Namun ia tidak tertarik untuk ikut dalam kejuaraan. Ia hanya ingin mengasah kemampuannya sebagai pendukung untuk menyukseskan rencananya ke depan.
Tidak hanya beladiri tangan kosong yang ia pelajari, ia juga mahir dalam menggunakan senjata api dan senjata tajam. Ini adalah salah satu bekal yang dipersiapkan kakeknya agar Naiki siap menjadi pemimpin baru yang tahan banting dan tidak mudah disingkirkan orang-orang jahat di luar sana.
Naiki mengemasi barang-barangnya lalu menelpon asistennya agar segera menyiapkan tiket kepulangannya ke Indonesia besok.
"Hei Panjul, siapkan tiket. Saya mau pulang besok." tuuuuttt...tuuuutttt....
Belum sempat Ivan menjawab, Naiki sudah memutuskan sambungan teleponnya.
"Nama saya Ivan Nona." Lirih Ivan di seberang sana.
*********
Tap... Tap... Tap...
Naiki melangkah dengan elegan di Bandara Internasional di Kota J. Dandanannya sangat kasual dengan sepatu kets putih di kakinya. Ia mengenakan kaos hitam dan coat panjang sebagai luarannya. Kaki rampingnya terlihat jenjang dengan celana jeans yang ia kenakan. Rambut panjangnya ia ikat tinggi ke atas. Naiki tidak didampingi siapa pun di sisinya. Karena Naiki lebih nyaman bergerak ke mana pun seorang diri. Tidak ingin terikat dengan staff keamanan yang biasanya selalu mendampingi CEO ke mana pun ia pergi. Hal ini juga yang menyebabkan ia enggan mempublikasikan wajahnya sebagai CEO dari Caraka Corp.
"Selamat datang kembali Nona Rhea." Ucap Ivan sambil sedikit menunduk.
Naiki tidak menjawab kemudian mengulurkan tangannya dan memberi kode meminta kunci mobil pada Ivan. Ivan langsung memberikan kunci mobil yang dibawanya ke bandara untuk menjemput atasannya tersebut.
Namun apa yang dilakukan Naiki? Dengan cepat ia masuk ke mobil, dan meninggalkan Ivan yang berdiri terpaku dengan satu buah koper milik Naiki di sana.
Wuuuuuusssh..... Mobil pun digas dan meninggalkan bandara.
"Kalau anda seperti ini dengan pria lain, kapan anda bisa menikah Nona." Ucapnya dengan wajah hampa.
Ivander adalah asisten yang sangat sabar dan setia. Dia tahu apa saja yang sudah dialami Nonanya hingga memiliki sifat dan sikap seperti sekarang. Ivan adalah cucu dari mendiang asisten kakeknya Naiki dahulu. Oleh sebab itu ia telah mengenal Naiki sudah sejak lama.
Ivan adalah salah satu lulusan terbaik di Universitas tempat ia kuliah. Usianya sekarang 29 tahun dan belum menikah. Padahal ia adalah pria yang tampan dan banyak digemari oleh karyawan wanita di Caraka Corp. Namun kesibukan menjadi tangan kanan Naiki di perusahaan cukup banyak menyita waktunya hingga ia tidak terpikir lagi untuk mencari jodoh di waktu senggangnya.
*******
Mobil mewah bewarna hitam yang dikendarai Naiki memasuki parkiran sebuah Mall di Kota J. Salah satu pusat perbelanjaan kelas atas yang dimiliki Gerandra Corp. Satu dari sepuluh perusahaan terbesar di Indonesia.
Masih dengan pakaian yang sama, Naiki jalan memasuki mall. Namun, coat yang ia pakai tadi telah ia lepas dan ia tinggalkan di mobil. Naiki lalu menuju ke beberapa toko yang menjual produk-produk bermerk dan terbilang mahal. Setelah keliling dan melihat-lihat beberapa toko, ia lalu masuk ke sebuah toko pakaian.
"Selamat datang." Ucap seorang pramuniaga.
Naiki hanya mengangguk sedikit kemudian berlalu masuk ke dalam toko dan melihat-lihat apakah ada yang cocok untuk ia kenakan.
"Songong banget, seperti mampu saja membeli pakaian di sini. Paling juga cuci mata." Gerutu pramuniaga tadi.
Seperti itulah orang-orang biasa menilai Naiki. Hanya karena tampilan biasa dan sederhana, membuat ia dianggap tidak cukup mampu untuk berbelanja barang-barang bermerk terkenal. Tapi, Naiki tidak pernah menghiraukannya. Menurutnya, diremehkan orang lain itu sangat menyenangkan.
Saat ini, Naiki sedang mencari-cari setelan pakaian formal untuk ia gunakan beberapa hari ke depan. Tentunya yang terlihat paling sederhana agar tidak terlalu mencurigakan.
"Sepertinya ini cocok." Batin Naiki.
Naiki lalu memanggil seorang pramuniaga dan meminta beberapa setel pakaian dengan model yang sama seperti yang dia pilih, namun berbeda warna.
Setelah membayar belanjaannya, Naiki keluar dari toko tadi kemudian berkeliling sebentar untuk melihat-lihat desain Mall mewah itu. Ia penasaran, sebagus apa mall itu hingga menjadi salah satu mall termewah di Asia. Terlebih lagi, Mall itu merupakan milik Garendra Corp. Sebuah perusahaan yang menjadi incarannya maupun incaran perusahaan lainnya. Termasuk perusahaan di mana ia akan bekerja pekan depan.
Kepulangan Naiki ke Indonesia sebenarnya juga untuk merealisasikan rencana besarnya. Yaitu merebut kembali perusahaan milik ibunya yang diambil paksa oleh ayahnya. Kemudian memberi perhitungan kepada pria tersebut karena telah menyiksanya, ibu, dan kakaknya beberapa tahun silam. Hingga sang ibu harus meregang nyawa setelah menderita lebih dari 10 tahun karena hidup dengan Brata, ayah kandung Naiki.
Maka dari itu, Naiki berencana untuk berpura-pura menjadi karyawan di Brata Corp. Perusahaan milik ibunya yang sudah berganti nama menjadi nama ayahnya.
Beberapa waktu lalu Naiki sudah berhasil diterima menjadi karyawan di Brata Corp. Ia mengikuti rekruitment karyawan yang dilaksanakan secara online. Karena kecerdasannya, ia lalu terpilih menjadi salah satu karyawan yang direkrut oleh Brata Corp.
Setelah puas melihat mall tersebut, Naiki kembali ke basement, lalu menuju mobilnya. Tiba-tiba ia mendengar suara keributan. Terlihat jelas seseorang berlari dengan sebuah luka tusukan di lengannya. Tidak jauh dari orang yang terluka itu terlihat 5 orang sedang mengejarnya dengan muka yang sudah bengkak dan berdarah. Mereka terlihat seperti preman atau pembunuh bayaran.
"Ah sial..." Umpat Naiki sambil menjatuhkan barang-barang belanjaannya.
Naiki lalu berlari ke arah pria yang terluka tadi lalu menarik tangan pria itu menuju mobilnya. Namun sialnya, 2 orang langsung menghadangnya.
"Hai cantik, mau bermain-main dengan kami?" Goda salah satu dari 5 preman tersebut dengan muka mesumnya.
"Cih..."
Naiki memasang muka dingin dengan tatapan jijik ke arah preman-preman tersebut.
"Terima kasih nona. Tapi ini berbahaya. Lebih baik kau pergi." Ucap pria yang terluka tadi. Yang sekarang berdiri di belakang Naiki.
Naiki tidak menghiraukan perkataan pria itu. Ia fokus dengan kelima penjahat di depannya. Salah satu preman mengulurkan tangan ke arah Naiki dan ingin membelai wajah Naiki.
Grep...
Dengan cepat tangan preman itu ditangkapnya dan dipelintirnya ke belakang. Ia lalu memukul kepala dan bahu preman tadi dengan sikunya dengan kuat.
Brukkk... Satu orang preman telah tumbang dalam hitungan detik dan membuat empat orang lainnya semakin geram dan ingin menyerang Naiki.
Dengan cepat Naiki menendang ke arah dada preman yang ingin menyerangnya dari samping. Kemudian memutar badannya dan menendang preman berikutnya dengan tendangan ganda. Ia lalu menarik kepala satu orang yang tersisa dan buuuukkk.... Dihentakkannya lututnya ke wajah preman tersebut hingga menyemburkan darah. Merasa sudah cukup, Naiki lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan preman-preman yang sudah tidak berdaya tadi.
Tiba-tiba satu orang preman keluar dari persembunyiannya dan ingin menyerang Naiki diam-diam dari belakang.
"Brengsek kau..." Teriak preman itu.
Tapi nahas, Naiki sadar lalu dengan cepat menangkap tangan preman tersebut dan membantingnya ke lantai.
"Arrrggghhh...." Pekik preman itu.
"Kau salah cari lawan bajingan." Gertak Naiki sambil menginjak dada preman itu lalu beranjak pergi.
Dengan santai ia berjalan kembali ke mobilnya, memungut belanjaannya yang ia jatuhkan tadi dan memasukkannya ke dalam mobil.
"Masuklah." Ucap Naiki sambil memberi kode ke pria yang terluka tadi untuk masuk ke mobilnya.
Namun tidak ada pergerakan dari pria tersebut. Dia diam, tidak percaya dengan apa yang sudah dilihatnya. Bahkan ia pun dengan sangat susah payah melawan kelima preman tadi hingga harus mengalami sebuah luka tusukan di lengannya. Tetapi Naiki....
"Hei...apa yang kau lakukan? Cepat masuk." Teriak Naiki lagi.
Pria itu lalu mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Hmmm...menarik." Batinnya.
Ia lalu melangkah masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Naiki.
"Terima kasih." Ucap pria itu.
Darahnya semakin banyak yang keluar. Lengan kemejanya yang bewarna abu-abu telah tercampur dengan merahnya darah. Pria itu lalu meringis kesakitan.
"Sepertinya lukamu cukup dalam. Aku akan mengantarmu ke rumah sakit terdekat." Ucap Naiki datar tanpa menoleh ke pria di sampingnya.
Sepuluh menit berlalu tanpa ada percakapan sedikitpun. Mobil Naiki akhirnya tiba di depan pintu instalasi gawat darurat sebuah rumah sakit besar milik Caraka Corp. Dengan kata lain, itu adalah rumah sakit milik Naiki. Pria yang terluka itu kemudian turun. Ia tahu, dengan kepribadian dingin Naiki, sangat tidak mungkin wanita itu ingin ikut mengantarnya masuk ke IGD.
Mobil Naiki langsung beranjak pergi sesaat setelah pria tersebut turun dari mobilnya.
"Kita akan bertemu kembali secepatnya." Gumam pria itu dengan senyuman tipis di wajahnya.
Ia lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menelpon seseorang.
"Ya Tuan muda." Sahut orang itu.
"Selidiki siapa dalang di balik penyerangan saya di basement G Mall hari ini. Segera bersihkan TKP, dan amankan bandit-bandit itu sebelum mereka melarikan diri."
"Baik Tuan muda." Jawab orang itu singkat.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Elfriana Nasa Anarwan
baru baca dan aq tertarik😘
2022-06-05
1
Anlovena Anlovena
aq lgi baca pertama eh, jadi candu🤭😁😁😁
2022-02-01
1
Eka Riski
baru baca eps 1, eeehhh...kayaknya menarik nih. jadi lanjuuuuttt...
2022-01-24
1