Rahim pengganti atau disebut sewa rahim atau dalam bahasa inggrisnya surogasi, satu kalimat yang sangat ilegal dilakukan di Indonesia tapi legal di luar negeri.
Menceritakan sebuah keluarga yang menantikan kehadiran buah hati selama hampir 5 tahun menikah.
Karena tak kunjung hamil dan sang mertua yang selalu menanyakan apakah sang menantu sudah ada tanda-tanda kehamipan apa belum.
Akhirnya dia meminta sang suami untuk mencari ibu pengganti untuk disewa rahimnya atau disebut rahim pengganti.
Ntah nanti akan dilakukan dengan cara surogasi tradisional ataupun surogasi gestasion.
Simak yuk kisahnya antara Nayra Arasyid, Devandra Ayasi, dan Maya Wardani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Saat Devan mau pergi keluar untuk mencari Maya, terlihat pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok perempuan yang Devan cari dari tadi.
"Assalamualaikum"
Devan langsung lari kearah Maya dan memeluknya erat.
" Sayang, kamu kenapa?" Maya merasa heran dengan Devan.
"Kamu darimana saja? Aku tadi cari-cari kamu, kamu nya gak ada. Kamu darimana? Kenapa keluar gak bilang-bilang sama aku?" Devan mencerca Maya dengan banyak pertanyaan.
"Ayo duduk dulu." Maya mengajak Devan duduk di sofa ruang tamu.
"Aku tadi pergi ke mini market yang ada di lantai 1 apartemen, membeli ini." Maya menunjukkan belanjaannya.
"Bukannya aku gak bilang sama kamu. Tadi aku mau telephone kamu, hp ku kehabisan baterai."
"Maaf ya... Aku keluar gak bilang sama kamu dulu."
Maya menjelaskan satu persatu kepada Devan sambil mengelus lengan Devan supaya dia sedikit tenang.
"Iya aku maafin.. Tapi kalau mau pergi jalan-jalan atau kemana aja bilang sama aku, nanti aku carikan sopir." pinta Devan dan diiyakan Maya.
"Sekarang kamu pergi ke kamar trus mandi." Maya meminta Devan untuk segera berbersih.
"Aku ke dapur dulu untuk masak buat makan malam kita." lanjutnya.
...................
"Banyak banget sayang, masaknya?" tanya Devan saat menuju meja makan tersaji begitu banyak jenis lauk.
"Iya aku sengaja. Kamu hubungi Romi ajak dia makan disini!." pinta Maya
"Kamu peduli amat sama Romi."
"Gimana gak peduli sayang, dia kan sahabat kamu, asisten kamu, dan dia selalu menyiapkan keperluan kamu di kantor. Kasihan dia, sayang. Dia kan masih jomblo. Nanti kalau makan di restoran dia pasti sendirian, padahal yang lain berpasangan." Devan tertawa mendengar ucapan Maya.
"Kamu benar sayang. Ya udah aku hubungi Romi dulu."
Devan menuju ruang TV untuk menghubungi asistennya itu.
Ting tong
Devan yang tahu siapa yang datang langsung berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk Romi.
"Masuk Rom."
"Makasih Dave."
Devan mengajak Romi menuju ruang makan.
"Tumben ngajak makan bareng. Ada apa nih? tanya Romi
"Aku kasian aja liat orang jomblo makan sendirian di restoran tak ada pasangan." jawab Devan santai.
"Sialll." umpat Romi
"Kau ngatain aku jomblo gitu maksudnya?" tanya Romi kesal akan bosnya itu.
Devan tertawa melihat Romi kesal.
"Sudah-sudah ayo makan. Keburu dingin ini nanti makanannya." ajak Maya
Akhirnya mereka makan dengan diselingi beberapa obrolan ringan.
Selesai makan, Romi langsung balik ke apartemennya yang letaknya tepat didepan apartemen Devan. Dia memilih pulang daripada menjadi obat nyamuk bagi pasangan suami istri itu.
.................
"Bukannya kemarin kamu bilang tanggal m*ns mu seminggu lagi? kok semalam sudah datang?" tanya Devan disela sarapan paginya.
"Aku juga gak tahu. Biasanya juga selalu majukan." jawab Maya.
"Ya udah, nanti kamu ikut aku ya?"
"Kemana?" tanya Maya.
"Nanti kamu juga bakal tahu".
"Main rahasia-rahasiaan ya sekarang."
Selesai urusan paginya di apartemen, Devan, Maya dan Romi menuju rumah sakit. Ya..Devan emang mengajak Maya ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya. Devan semalam yang mengetahui kalau sang istri kedatangan tamu, langsung menghubungi Romi untuk membuat janji dengan dokter Kemal.
"Sayang, kok kita ke rumah sakit?" tanya Maya ketidak mereka sampai di depan lobi rumah sakit.
"Siapa yang sakit?" lanjutnya.
"Tidak ada, aku ada janji disini."
"Ayo.." Devan menggandeng tangan istrinya menuju ruangan Dr. Kemal.
"Dengan Tuan Devan!" tanya seorang perawat ketika Devan baru sampai di meja informasi.
"Iya" jawabnya singkat.
"Anda sudah ditunggu Dr. Kemal. Anda bisa langsung ke ruangannya." jelas perawat itu
"Terimakasih."
Devan dan Maya menuju ruang Dr. Kemal.
"Masuk tuan Devan, Nyonya silahkan duduk" Dr. Kemal tanpa basa basi langsung mempersilahkan Devan dan Maya masuk.
"Tuan Romi semalam sudah menceritakan semua kepada saya. Jadi hari ini bisa segera dilakukan pemeriksaan." lanjutnya
"Apa nyonya sudah siap?" pertanyaan Dr. Kemal membuat Maya mengerutkan keningnya dalam
"Apa maksudnya Dev?" tanya Maya bingung, kenapa dengan dirinya. Kenapa harus diperiksa.
Karena Devan diam saja, akhirnya Dr. Kemal yang menjelaskan ke Maya kalau Devan ingin melakukan program bayi tabung.
"Tapi 6 bulan yang lalu kami baru melakukannya Dok."
"Gak mungkinkan dalam waktu dekat harus melakukan lagi?" Maya heran kenapa Devan diam saja. Apa Devan sudah benar-benar tidak sabar untuk memiliki keturunan. Bukankah Devan yang selalu menguatkan Maya kalau mereka selalu gagal dalam melakukan berbagai program kehamilan. Tapi kenapa sekarang justru Devan yang memaksanya.
"Mungkin saja jika Nyonya bersedia diperiksa."
"Semua tidak ada yang tidak mungkin." Terang Dr. Kemal
Devan menatap mata Maya lekat dan memberikan anggukan samar.
Maya mengambil nafas dan menutup mata sejenak untuk menenangkan pikirannya.
"Baiklah, Dokter bisa periksa saya sekarang."
Dokter dan perawat membawa Maya ke ruang Lab.
Devan menunggu di ruang tunggu bersama Romi.
Selesai pemeriksaan Lab. yang hasilnya bisa dilihat 2 hari lagi. Mereka memutuskan pulang.
"Sayang, kenapa kamu diam saja dari tadi?" tanya Devan saat mereka berjalan menuju parkiran.
"Sayang, maafkan aku." Devan memegang tangan Maya membuat Maya harus menghentikan langkahnya.
"Aku minta maaf, maaf tidak memberi tahu kamu sebelumnya. Aku..." belum sempat Devan menyelesaikan ucapannya, Maya menyentak tangan Devan yang memegang tangannya.
"Kamu gak pernah ngerti perasaan ku Devan." teriak Maya dengan lelehan air mata dipipinya.
"Kamu benar-benar jahat Devan." Maya lari mencari taxi di sebrang rumah sakit, tapi sebelum sampai di sebrang jalan, tiba-tiba.....
Tiiiiiinnnnnnnnnnn
Brukkkk
Kejadiannya begitu cepat, Devan masih diam mematung melihat tubuh istrinya melayang beberapa meter dari tempat semula.
Devan masih syok, Devan gak percaya kalau yang tertabrak itu istrinya, Mayanya, cintanya.
Hingga tarikan dari tangan Romi menyadarkannya. Devan berlari ke istrinya yang tergeletak di tengah jalan. Devan membelah kerumunan manusia yang mengelilingi istrinya.
"Sayang...Sayang bangun sayang..Maafkan aku..Aku minta maaf..amAku gak akan maksa kamu lagi..Sayang bangun." Devan memeluk tubuh istrinya yang penuh luka dan sudah tak sadarkan diri itu.
Hingga petugas medis datang untuk segera dilakukan tindakan perawatan.
Tubuh Maya dibawa ke ruang IGD
"Sepertinya kita harus segera melakukan tindakan operasi, Dok." kata salah satu perawat
"Darah dari vag*n* keluar banyak, tidak normal."
"Sepertinya terjadi benturan diperutnya." terang perawat satunya.
" Panggil dokter kandungan segera.!" perintah dokter IGD
Setelah pemeriksaan ini itu dan juga pemeriksaan yang dilakukan dokter kandungan akhirnya tindakan operasi dilakukan dengan persetujuan anggota keluarga.
Devan sempat syok saat dokter kandungan yang menangani istrinya tadi adalah Dr. Kemal.
Dr. Kemal memberitahu Devan kalau Maya harus segera melakukan tindakan operasi pengangkatan rahim akibat benturan saat kecelakaan tadi.
....