Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aktivitas yang tertunda
Pesawat sudah mendarat dengan sempurna di landasan yang sudah tersedia. Sudah tiba di sebuah negara X yang di tuju.
Hanafi datang ke negara X ini hanya untuk menghadiri undangan resepsi pernikahan teman masa kecilnya.
Namanya Reyhan mereka teman sekolah sekaligus tetangga dekat Hanafi saat di rumah lamanya. Tetapi ketika Hanafi memutuskan untuk pindah rumah pun komunikasi dengan Reyhan tetap berjalan dengan baik.
Sebenarnya Reyhan dan sang istri menetap dan tinggal di satu kota yang sama dengan Hanafi. Pernikahannya pun sudah di gelar 1 minggu yang lalu. Tapi dia memilih untuk mengadakan resepsi pernikahan di negara X tersebut. Negara yang terkenal akan keindahannya, banyak orang yang bilang bahwa negara X adalah negaranya orang yang di mabuk cinta.
Ketika Hanafi menerima undangan nya pun ia bergumam dalam hati.
hmm...kenapa harus resepsi di tempat yang jauh sekali siih...seperti tidak ada gedung saja di negara ini...mungkin mereka sekalian akan bulan madu disana...
aku malas sekali...Kriss yang akan menghadirinya...
Di lemparkannya undangan itu di meja kerja Hanafi. Matanya kini terpejam dan bersandar di kursi kerjanya, tapi sesaat kemudian dia sudah meraih undangan itu lagi memandangnya dan sekarang bibirnya sudah menunjukkan seringai tipis.
eehh bulan madu ya...hehe aku akan pergi kesana bersama istriku Insha...
Dan itulah awal mula Hanafi dan Insha bisa sampai ke negara X tersebut. Resepsi pernikahan di gelar di sore hari tetapi di jam 07.30 pagi mereka sudah tiba disana.
Sesuai dengan perintah sang tuan muda kini Kriss sudah turun di kawal khusus oleh beberapa bodyguard yang sudah standby di bandara, juga kawalan para polisi negara X tersebut mengiringi sampai pada sebuah villa yang sudah di siapkan oleh Reyhan untuk Hanafi.
Mengetahui temannya yang satu ini adalah orang penting dan berpengaruh, Reyhan secara khusus menyiapkan villa mewah dan juga kawalan ketat dari para bodyguard suruhannya. Dia sangat menanti-nanti kan kehadiran Hanafi yang tentu akan menjadi pusat perhatian di resepsinya. Tentu karna pesta pernikahannya tak luput dari para awak media yang hadir yang akan meliput secara khusus berjalannya acara, resepsinya akan menjadi berita yang fenomenal jika di hadiri juga oleh sang tuan muda Wijaya group itu.
"Hmmm syukurlah kau benar-benar hadir untuk resepsiku...kau memang teman terbaikku...di sela-sela kesibukanmu pun kau menyempatkan hadir di negara X ini untukku.."
gumam Reyhan pelan sesaat setelah dia menerima telpon dari para anak buahnya yang menyiapkan villa khusus untuk Hanafi, mereka memberikan laporan saat Hanafi tiba disana.
Tanpa mereka sadari yang mendapat perlakuan khusus dari Reyhan adalah Kriss bukan Hanafi.
*
Sementara Hanafi sang tuan muda kini tengah menggeliat di bawah selimut, masih di kamar dalam pesawat pribadi miliknya.
sudah satu jam lamanya setelah pesawat mendarat dengan sempurna, dua sejoli ini masih tertidur pulas dalam kamar mewahnya.
Pesawat sudah terparkir rapi di tempat khusus sebuah bandara yang sudah di sewa Hanafi, mesin pesawat pun masih setia di nyalakan.
Para awak pesawat juga masih lengkap berada di dalamnya, siap sedia jika sang tuan membutuhkan sesuatu dan menunggu perintah selanjutnya dari tuan muda.
Kriss pun sebelum keluar pesawat berpesan untuk jangan membangunkan tuan muda, dan berpesan pula agar tak ada satu awak pesawat pun yang beranjak dari tugas nya sebelum tuan muda benar-benar keluar dari pesawat.
Hanafi menatap jam di dinding kamar.
astaga..sudah lama rupanya aku tertidur...pesawat pasti sudah mendarat sekarang...Kriss pasti juga sudah pergi..
Perlahan Hanafi turun dari tempat tidur berusaha tak menghasilkan suara apa pun, karna yang di bawah selimut sana masih tertidur pulas.
Hanafi membetulkan selimut Insha yang sudah separuh menutupi wajahnya, di turunkan selimut itu sampai bawah lehernya, lalu di kecup lembut kening istrinya itu.
Hanafi pun keluar dari kamarnya terlihat ada dua orang lelaki duduk di depan pintu kamarnya yang seketika langsung terkaget melihat Hanafi sudah berdiri di sampingnya tanpa menimbulkan suara sedikit pun.
Kedua lelaki itu pun langsung terbangun dan menunduk dalam pada Hanafi.
"Maafkan kami tuan..."
"Tak apa..terimakasih kalian pasti lelah..."
"Tidak tuan maafkan kami.."
"Baiklah...bawakan aku dua sandwich dengan isian daging panggang dan buah segar...perutku lapar sekali.."
"Baik tuan ...kami akan segera siapkan.."
jawab mereka berdua bersamaan.
"Apakah ada lagi yang tuan butuhkan.."
"Tidak ada...bawakan nanti ke kamar ya.."
kedua lekaki itu menundukkan kepala lalu beranjak dengan langkah mundur, tetapi baru beberapa langkah Hanafi berkata lagi.
"Oh ya..tunggu.."
"Iya tuan.."
seketika berhenti dan menatap Hanafi sekilas.
"Apa Kriss sudah meninggalkan bandara..?"
"Iya tuan...tuan Kriss sudah meninggalkan bandara 1 jam yang lalu.."
"Dengan siapa dia pergi.."
menjawab dengan datar, padahal di fikiran Hanafi ia cukup kaget karna sudah 1 jam yang lalu pesawat mendarat tapi dia baru terbangun dari tidurnya.
sudah 1 jam ya ..pesawat tiba lebih cepat dari yang aku kira...
"Tuan Kriss di jemput oleh beberapa orang mereka bilang utusan dari tuan reyhan.."
menjawab sambil memberikan Intruksi pada temannya untuk segera meninggalkannya dan menyiapkan makanan untuk Hanafi.
"Lalu..."
"Tuan Kriss di bawa dengan sebuah mobil berwarna putih..juga ada beberapa mobil iring-iringan dari polisi setempat yang mengawal tuan Kriss.."
"Apa Reyhan juga datang.."
"Tidak tuan..kami tak bertemu dengan beliau sama sekali.."
"Hahahah...."
Tiba-tiba tawanya pecah sambil memasuki kamarnya lagi.
Lelaki tersebut mengangguk pelan saat Hanafi memasuki lagi kamarnya, lalu bergeleng-geleng heran dan berdiri lagi di depan pintu kamar.
aku tidak mengerti dengan tingkah laku orang kaya seperti tuan muda...tingkahnya kadang aneh...apa yang lucu dari perkataanku sampai-sampai tuan muda terpingkal seperti tadi...
suara hati si lelaki sambil mengusap-usap keringat di keningnya yang mengucur sedari Hanafi mengagetkan nya tadi.
Hanafi menutup pintu kamar dan berusaha meredam suara tawanya menyisakan senyuman lebar di bibirnya sambil menutupinya dengan kedua tangannya.
Rey....rey...kau sampai mempersiapkan semua itu untuk menyambut pengawalku...sungguh geli sekali mendengarnya...
lagi pula kau yang memberiku ide untuk membawa istriku bulan madu lewat undanganmu itu...
Masih dengan senyum yang merekah kini Hanafi mendekati Insha yang masih tertidur pulas di bawah selimutnya. Mengusap-usap rambutnya yang sedikit basah dengan lembut.
Insha pun perlahan membuka matanya dan tersenyum kepada Hanafi yang ada di sampingnya mengusap-usap rambutnya.
Hanafi yang fikirannya masih fokus dengan kata-kata bulan madu, tanpa sadar langsung ******* habis bibir Insha yang baru saja terbangun, ntah kenapa fikirannya melayang terbang kemana-mana membayangkan makna bulan madu versi seorang lelaki.
Insha pun gelagapan menerima perlakuan tiba-tiba Hanafi, tapi ia tak menolaknya dan membiarkan Hanafi yang kini malah berada di atas tubuhnya memeluknya erat.
Tokk..tokk..tokk..
suara ketukan pintu.
Keduanya terlonjak kaget mendengar ketukan pintu itu dan menghentikan aktivitas yang mulai memanas itu.
"Huuuh..."
Hanafi turun dari tubuh Insha dan mendengus kesal.
"Siapa mas han.."
"Aku pesan sandwich tadi karna aku merasa lapar...tapi mereka malah mengganggu acaraku.."
menyesal karna tadi sudah memesan makanan yang bahkan sudah siap lebih cepat dari perkiraannya.
Insha hanya terdiam dan tertawa pelan menutupi wajahnya dengan bantal.
"Masuk..."
Seorang pramugari pun masuk dan membawakan nampan berisi 2 buah sandwich dan beberapa potongan buah segar.
Hanafi memberikan isyarat agar pramugari itu segera pergi, dia pun mengerti dan segera meninggalkan kamar dengan anggukan pelan.
"Aku tidak jadi lapar..."
"Loh kenapa mas han...bukannya tadi bilang lapar ya..."
sudah memindahkan bantal dari wajahnya.
"Aku sudah tidak berselera.."
"Kenapa memangnya mas.."
sudah memandang Hanafi dengan wajah penasaran.
"Karna aku lebih berselera dengan tubuhmu sekarang..."
sudah menyeringai memandang Insha, beberapa detik kemudian menyergap dan meneruskan lagi aktivitas yang tertunda tadi.
ya ampun...kenapa memulai lagi..bisa-bisa aku tak kuat berdiri nanti...Insha
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.