NovelToon NovelToon
Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Widia Ningsih, gadis berusia 21 tahun itu kerap kali mendapatkan hinaan. Lontaran caci maki dari uanya sendiri yang bernama Henti, juga sepupunya Dela . Ia geram setiap kali mendapatkan perlakuan kasar dari mereka berdua . Apalagi jika sudah menyakiti hati orang tuanya. Widi pun bertekad kuat ingin bekerja keras untuk membahagiakan orang tuanya serta membeli mulut-mulut orang yang telah mencercanya selama ini. Widi, Ia tumbuh menjadi wanita karir yang sukses di usianya yang terbilang cukup muda. Sehingga orang-orang yang sebelumnya menatapnya hanya sebelah mata pun akan merasa malu karena perlakuan kasar mereka selama ini.

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

Yuk ramaikan ....

Update setiap hari...

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Lepaskan!"

"Lepaskan aku! Jangan paksa aku ikut kalian?"

"Ayo, cepat!"

"Widi. Tolongin ua, ua akan ikutin apa mau kamu!" Henti terus memohon pada Widi.

"Benarkah, mau ikutin apa mauku?" tanya Widi.

"Iya, asalkan kami tidak di penjara. ua mohon Widi,"

Widi menganggukkan kepalanya pada kedua polisi, dengan nurutnya mematuhi perintah Widi.

"Iiih dari tadi kek, sakit tahu!" gerutu Dela

"Iya nih!" sambung Henti mengusap lengannya yang kesakitan.

"Sesuai ucapan ua tadi, akan menuruti apa mauku?"

"I-iya Widi."

"Oke, kebetulan aku punya pekerjaan untuk kalian!"

"Apa itu?" Widi pun berbisik dekat mereka berdua.

"Apa!"

"Aku nggak mau!"

"Mamah sih, apa-apaan sampe ngomong begitu!" gerutu Dela kesal pada mamahnya.

"Daripada kita di penjara! Memangnya kamu mau di penjara?"

"Ya, tapi kan kenapa harus itu sih mah?"

"Kalo aku tahu begini keinginannya, aku juga gak akan bilang seperti itu!"

Mereka pun akhirnya berdebat, karna tidak setuju dengan keputusan Widi. Mau tidak mau Henti memenuhi keinginan Widi. Agar lepas dari hukuman negara.

"Aku nggak mau! Mamah aja yang bersihkan rumahnya, uwe!" gerutu Dela yang tidak tahan dengan bau busuk yang berada di rumah orang tua Widi.

"Ayo cepat! Apa kamu gak lihat itu, kita sedang di awasi!" jawab Henti kesal melihat anaknya yang tidak ingin membantu.

"Kenapa sih mamah takut sama mereka!"

"Siapa yang takut, kamu lihat mereka itu bukan satu!"

"Cepat kalian bereskan semuanya, jangan lama-lama!" tegur bodyguard Widi seraya melemparkan semua alat kebersihan.

"Baru aja jadi bodyguard udah sombong, cih!" gumam Dela seraya mengambil alat kebersihan dengan kasar.

"Meskipun bodyguard, yang penting uang kami halal dari pada si Ono!" jawaban bodyguard simple tapi mampu menyentil hati Henti.

"Hei! Jaga ucapan kamu, apa maksudnya!" bentak Henti sembari membuang alat yang ia ambil barusan.

"Kenapa ibu yang marah? Jangan-jangan benar, selama ini kalian makan hasil uang peras."

Seketika Henti menciut dengan penuturan bodyguard, Henti memilih mundur agar tidak terjadi masalah yang panjang pada pengawal Widi.

"Sialan, kenapa harus ini sih!"

Bugh!

Tiba-tiba saja salah satu warga datang membuang sampah di rumah orang tua Widi. Sontak mereka langsung membuang wajahnya dari pandangan tetangga, karna mereka belum siap jadi bahan gosipan setelah keluarga Widi.

"Kok mirip Bu Henti sama Dela, ya?" gumamnya seraya meratapi ciri-ciri Henti dan Dela.

"Mampus dah, ada mereka! Bisa-bisa aku jadi bahan gosipan nanti," ucap Henti dengan lirih, mencoba menutupi wajahnya begitu juga dengan Dela.

"Cepetan dong pergi dari sini!" gumam Henti

Beruntung tetangganya cepat pergi dari tumpukan sampah di depan rumah, mereka pun lanjut bekerja membersihkan sampah yang sudah menumpuk tinggi.

"Huft! Lega, untung saja dia gak liat kita yang sibuk bekerja di sini,"

"Mamah sih, ngapain ngasih ide buang sampah di sini!" celetuk Dela.

"Kamu nggak usah ngomelin mamah, ya! Udah cepetan sana bantu mamah," sentak Henti tak terima di ngomelin anaknya sendiri.

Meskipun jijik Dela tetap membantu mamahnya membersihkan tumpukan sampah, ia juga tidak bisa melarikan diri karna mereka sedang di awasin oleh bodyguard Widi.

Sementara itu di tempat lain, tetangga yang melihat Henti sedang membersihkan rumah Nia pun menjadi topik pembicaraan mereka.

"Ibu-ibu, saya punya berita baru!"

"Berita baru apa?"

"Jangan aneh-aneh, Bu!"

Semua ibu-ibu pun takut jika temannya bicara hal buruk.

"liiih, siapa yang aneh-aneh sih! Ini beneran berita penting!" gerutunya kesal .

"Apa?"

"Sini, merapat!"

Mereka pun membentuk bundaran, yang baru datang ikut nimbrung dengan kegiatan mak-emak rumpi. Ia mulai menceritakan kecurigaan yang di lihatnya saat membuang sampah, mereka pun tidak percaya dengan ucapan temannya. Setahunya Henti terkenal paling bersih, begitu melihat barang sedikit berantakan ia antusias merapikannya.

"Ah masa sih, gak percaya aku!"

"Bohong aja ah kamu, mba Henti lho paling anti dengan namanya kotor."

"Iya, Bu Henti terkenal paling bersih ya."

"Aduh! Aku nggak bercanda, ini beneran. Kalo ibu-ibu gak percaya, ayo ikut aku!"

Lantas, mereka mengikuti temannya menuju pembuangan sampah.

Sementara itu, Henti dan Dela pun kelelahan.

Ibu dan anak itu memilih istirahat sebentar di rumahnya, bodyguard pun memberi waktu 15 menit untuk mereka beristirahat.

"Hei, apa kamu gak tahu capeknya gimana membersihkan semua sampah itu!" sentak Henti dengan nafas ngos-ngosan.

"Bukan urusan saya, masih untung kalian saya beri waktu istirahat. Sedangkan dari bos Widi tidak di perbolehkan kalian istirahat!" jawabnya dengan tegas sehingga membuat mereka berdua tidak bisa berkutik lagi.

"Kurang ajar!" lirih Henti seraya mengepalkan tangannya.

"Mah, ayo kita makan!" rengek Dela tak bisa menahan lapar lagi, selagi ada waktu istirahat.

Baru saja mereka duduk di kursi dan melanjutkan makan siang, tiba-tiba bodyguard Widi datang.

Brak!

"Cepat kembali bekerja, sebelum bos datang!" bentaknya dengan rahang mengeras.

"Hei! Apa lu gak punya mata, gue baru aja mau makan!" jawab Dela kembali membentak bodyguard Widi.

"Sstt!" Henti menggoyangkan tangan Dela.

"Wah! Benar-benar mau mencari masalah ini orang," ucapnya dengan lirih.

Baru saja bodyguard berbalik arah keluar dari rumah Henti. Mereka semua pun dikejutkan oleh kedatangan Widi secara tiba-tiba, sontak saja membuat Henti dan Dela diam membeku.

"Mah!" Dela menyenggol mamahnya dengan siku.

"Ada apa ini? Dan kalian kenapa di sini, bukankah kalian harus bekerja?" tanya Widi sedikit mengerutkan keningnya.

"Hei, Widi! Jangan sok ya, saya ini ua kamu kakaknya ibumu!" bentak Henti

"Aku tahu kamu itu ua aku kakak dari ibuku, tapi untuk kali ini kalian bukan siapa-siapa aku lagi!" tunjuk Widi ke arah Henti dan Dela.

"Kurang ajar, berani sekali kamu bicara seperti itu denganku!" Henti mengangkat tangannya ingin menampar Widi. Namun, ia urungkan kembali karna melihat tatapan tajam Widi.

"Kenapa, mau nampar aku? Tampar aja." Widi menunjukkan ke arah pipinya, bahkan ia sedikit menyodorkan dekat ke arah Henti. Namun, Henti menahan amarahnya.

1
Merah Mawar
Luar biasa keren
Merah Mawar
Lanjut
Isabell Serinah
up lagi
Lince Yohana
penasaran endingnya
Erchapram
luar biasa, update lagi ya Thor
Isabell Serinah
lanjut lagi plseeee 👍
Lince Yohana
tolong Widi jangan mau merendah n ngalah mulu, balas kenapa kita yg jadi gregetan
Nadine Wulans
novel yg bagus semoga di lanjut sampai and sangat menginspirasi. semangat buat author.
Sunaryati
Tingkah Dela itu didikan kamu, ny henti. Bagus dengan penyesalanmu, tapi itu belum seberapa dari tindakan kamu pada klg adikmu
dyah EkaPratiwi
gak kapok2
dyah EkaPratiwi
termakan gosip inget kerjaan kalian gengs
muthia
mampir
Annisa Rahman: Terima kasih telah mampir kesini,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!