Menikah di usia muda sungguh bukan keinginan ku. Namun aku terpaksa harus menikah di usia muda karena perjanjian kedua orang tuaku.
Aku dengannya sekolah di tempat yang sama setelah kami menikah dan hidup bersama namun rasa ini muali ada tapi kami tidak saling mengungkapnya hingga suatu hari terjadi sebuah kecelakaan yang membuat kami.... ayo simak lanjutan ceritanya di novel Benci jadi cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Menolak
"Aku tidak mau menikah, aku masih SMA, aku mau melanjutkan Sekolah." Tolak seorang lelaki tampan tidak mau menikah dengan gadis pilihan kedua orang tuanya.
Lelaki tampan dan dingin itu yang menjadi idola para cewek di sekolahnya, dia tidak mau di jodohkan dengan Anak gadis sahabat Papanya. Apalagi dia tidak mengenal gadis itu sama sekali.
"Tidak bisa, kamu tetap harus menikah, Papa sudah berjanji dengan almarhum sahabat Papa." Tegas Pak Andi pada Anak semata wayangnya.
"Nak, Mama harap kamu mau menerima perjodohan ini, Pak Yusran sangat sangat banyak membantu kita. Kalau tidak ada beliau kita tidak tau nasib kita gimana sekarang." timpal Mama Vina membuat remaja tampan itu luluh.
"Ma, tapi aku masih..." remaja tampan yang mempunyai nama Rangga itu tidak melanjutkan perkataannya lagi, karena Mama Vina sudah memotong pembicaraannya.
"Kamu masih bisa melanjutkan sekolah hingga sarjana, begitu juga dengan istri kamu nanti, kalian masih bisa melanjutkan sekolah hingga sarjana." Timpal Vina dengan lembut membuat hati Rangga adem.
Rangga tidak akan bisa membantah Mamanya. Remaja itu sangat menyayangi Wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu.
"Mulai sekarang kamu jauhi gadis yang tidak tau sopan santun itu!" titah Pak Andi tidak menyukai gadis yang selalu menempel pada Putranya itu.
Rangga tidak menjawab apa-apa lagi, remaja tampan itu bangkit dari duduknya, ia langsung keluar rumah dan menunggang kuda besinya pergi dari rumah.
Sebenarnya Rangga Anak yang baik dan penurut, dia tidak pernah kasar pada kedua orang tuanya. Rangga hanya ingin bebas dan menggapai cita-citanya hingga sukses.
"Pa, gimana kalau Rangga beneran tidak mau menikah dengan Rena?" tanya Vina khawatir kalau dia tidak bisa menepati janjinya pada orang yang telah menyelamatkan dan membantunya hingga menjadi seperti saat ini.
"Kita harus membuat Rangga setuju menikah dengan Rena, Papa tidak mau melanggar janji pada sahabat Papa yang telah memberi kita kekayaan, jika bukan karena Pak Yusran, mungkin kita sudah menjadi gembel dan hidup sengsara." Pak Andi tidak mau mengingkari janjinya dengan Pak Yusran untuk saling menjodohkan Putra Putri mereka .
Walaupun sekarang Pak Yusran sudah tiada, namun Pak Andi tetap memegang janjinya untuk menikahkan Putranya dengan Putri sahabatnya.
Flashback on.
"Pak tolong saya Pak, istri saya ingin melahirkan, kami butuh tumpangan ke rumah sakit." Mohan Pak Andi pada orang yang ada didalam mobil yang dia berhentikan tadi.
"Maaf, saya tidak bisa menolong, saya sedang terburu-buru." Jawab orang yang berada di mobil itu dan langsung pergi meninggalkan Pak Andi begitu saja.
Pak Andi sudah menghentikan beberapa kendaraan yang lewat, namun tidak ada satupun yang mau menolong dan mengantarkannya ke rumah sakit.
Pak Andi jadi berputus asa, dan takut kalau istrinya tidak bisa di selamatkan. "Pa, sakit Pa, Mama sudah tidak tahan lagi." Rintih Vina kesakitan menahan perutnya yang sangat teramat sakit karena mau melahirkan.
Pak Andi tidak bisa berbuat banyak, dia terpaksa menggendong istrinya berjalan kaki. Di saat ia hendak melangkahkan kakinya tanpa disangka sebuah mobil mewah berhenti di depannya.
Pak Yusran menghentikan langkahnya karena sudah terhalang oleh mobil yang tiba-tiba berhenti didepannya itu.
Seorang wanita anggun turun dari mobil tersebut dan di belakangnya juga ikut turun seorang lelaki tampan. Wanita anggun itu yang bernama Azuhra buru-buru mendekati Pak Andi yang sedang menggendong istrinya yang sedang menahan sakit.
"Bang, itu Akak nape?" tanya Azuhra yang seperti khawatir. Pak Andi hanya diam karena kurang paham pada bahasa yang digunakan oleh wanita anggun itu.
"Mas, istrinya kenapa?" timpal lelaki yang di belakang Azuhra tadi. " Mas, istri ku mau melahirkan, tapi disini tidak ada taksi, jadi terpaksa harus jalan kaki." Jawab Pak Andi sedih.
"Mari bawa masuk ke mobil, kami akan mengantar mas dan istri mas ke rumah sakit." Pak Yusran segera membuka pintu mobil mempersilahkan Pak Andi dan istrinya masuk.
Azuhra juga segera masuk ke mobilnya dan duduk di sisi Pak Yusran suaminya. Setelah semuanya siap, Pak Yusran segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Vina yang dipapah oleh Pak Andi suaminya, terus merintih kesakitan. Wanita yang berpakaian sederhana itu seperti sudah tidak tahan lagi dengan sakitnya.
Azuhra yang duduk di sebelah suaminya mengemudi menatap iba pada wanita yang menjerit sakit itu, dia memegang perutnya, karena dia juga sedang mengandung buah cintanya dengan suaminya yang baru memasuki 4 bulan.
"Abang, tolong laju sikik biar cepat sampai!" titah Azuhra pada Yusran dengan logat bahasa di Negerinya.
Yusran segera menambah kecepatan mobilnya, seperti yang di perintahkan oleh suaminya. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit.
Suster segera membantu Vina duduk di kursi roda dan langsung di dorong keruang persalinan. Azuhra dan Yusran juga mengikuti kemana Vina di dorong oleh suster.
Semua berhenti di depan pintu ruangan persalinan. sedangkan Vina segera di tangani oleh doktor.
Andi menatap kedua pasutri itu, lelaki yang terlihat lusuh itu, ingin mengucapkan terimakasih kepada kedua pasutri itu yang dianggapnya Malaikat penolong.
Saat Andi hendak berterimakasih, pintu ruangan Vina dibuka oleh dokter cantik yang bernama Olivia.
"Permisi, yang mana keluarga pasien?" tanya dokter cantik itu. "Saya dok, ada apa?" tanya Andi kembali pada dokter Olivia.
"Istri anda harus segera dioperasi karena tidak ada jalan lahir, dan air ketubannya juga sudah pecah, jadi harus segera dioperasi agar bayi selamat." Ujar dokter Olivia.
"Apa...operasi?" tanya Andi terkejut, bagai mana tidak, dia khawatir kalau biayanya mahal, dia tidak mungkin sanggup membayar karena uang simpanannya hanya 2 juta saja.
"T... Tapi dok, saya t...tidak." Ucapan Andi terhenti karena Yusran menyahutnya. " lakukan yang terbaik dok, selamatkan keduanya!" Sahut Yusran pada dokter Olivia.
"Maaf, anda siapa?" tanya dokter Olivia. " Saya Abangnya pasien." Jawab Yusran tanpa ragu.
"Kalau begitu baiklah, Pak." Jawab dokter Olivia dan segera masuk kedalam untuk melakukan persiapan operasi.
Yusran tau apa yang sedang di pikirkan oleh Andi, Yusran terpaksa mengaku sebagai Kakak pasien, walaupun mereka baru tadi saling kenal bahkan belum tau siapa nama satu sama lain.
Sedangkan Andi menatap heran pada kedua pasutri itu yang mengaku sebagai Abang dari istrinya.
Yusran yang peka dengan tatapan Andi padanya, dia langsung berkata. " Tidak usah khawatir kami akan membantumu." Ujar Yusran pada Andi agar tidak memikirkan soal biaya persalinan.
"Tapi aku tidak punya uang untuk membayar pada anda." Andi khawatir tidak sanggup membayar uang yang akan di keluarkan Yusran untuk operasi istrinya.
"Tenang aja, kami ikhlas membantu anda, Semoga operasinya lancar dan keduanya selamat." Ucap Yusran sembari melihat pada istrinya.
Azuhra yang sedikit paham, ia mengangguk setuju seperti yang dikatakan oleh suaminya.
Andi berlutut di hadapan Yusran dan Azuhra Dai mengucap syukur dan terimakasih pada Yusran dan Azuhra.
Andi tidak pernah menyangka tuhan menghadirkan dua orang yang berhati Malaikat untuk menolongnya.
Yusran langsung meraih pundak Andi, memintanya untuk bangun tidak enak dilihat orang. Andi bangun dan segera memeluk Yusran.
Flashback off.
"Andi tidak akan pernah melupakan jasa yang di berikan Yusran kepadanya.
Bersambung.