"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 19. Kecelakaan maut di toll.
Jingga turun dari mobil di dampingi Gani dan dia menghampri sopir mobil yang sedang berdiri di pinggiran jalan sambil memegangi ponsel nya karena sedang berkirim pesan dengan rekan nya yang satu perusahaan, tiba - tiba Jingga mendapat seperti pengelihatan akan kejadian kecelakaan yang akan terjadi pada mobil itu, Jingga pun dengan buru - buru berlari kembali ke pintu mobil dan meminta semua orang agar segera turun.
"Pak, bu semuanya turun dari mobil sekarang!" Ujar Jingga dengan panik, semua orang pun kebingungan.
"Jingga, kenapa?" Tanya Gani.
"Ni, bantuin gue suruh semua penumpang turun." Ujar Jingga dengan mata berkaca - kaca, Gani pun tertegun dan mengangguk.
"Pak, ibu, tolong semuanya turun dari mobil ini." Ujar Gani, tapi mereka semua masih tidak bergeming dan malah protes.
"Kenapa, si!? Di luar dingin." Ujar seorang ibu - ibu.
"Turun pak bu, demi keselamatan kalian." Ujar Jingga, tapi Jingga malah di marahi oleh beberap penumpang.
Sopir mobil nya masih saja sibuk mengotak - atik ponsel nya dan sibuk bertelepon dengan orang lain, sampai Jingga tiba - tiba berteriak.
"Turun atau kalian semua mati! Mobil ini bakal di tabrak!" Ujar Jingga sambil menangis, dan saat itu dari jauh sebuah mobil truk menyalakan lampu dim dan mengklakson keras berkali - kali.
Semua orang pun panik dan mereka berebutan turun dari mobil itu, Jingga menarik tangan Gani dan berlari ke tepian dan di ikuti oleh beberapa penumpang yang lain nya. Namun naas tetap saja naas, mobil truk itu terlalu cepat melaju dan menabrak mobil travel yang sedang berhenti itu beserta beberapa sisa penumpang yang masih berada di dalamnya
"AAA!!!"
"BRAK!!"
"KKKRRRYYAAAK!!"
"PRANG!!"
Semua berteriak dan menangis histeris melihat kejadian naas yang sangat mengerikan itu, sementara Jingga.. dia menangis melihat mobil travel itu hancur berguling - guling dengan beberapa orang di dalam nya yang salah satunya terpental keluar saat mobil itu berguling - guling.
''Hiks.. hiks.. hiks.." Jingga menangis karena dia tidak bisa menyelamatkan semua penumpang, dia harus melihat kematian yang mengerikan.
"Ya Allah! Ya Allah anakku.." Teriak ibu - ibu yang kehilangan anggota keluarganya.
"Pak! bapak!" seorang remaja berteriak sambil menangis memanggili ayah nya yang masih tertinggal di dalam mobil yang kini sudah hancur.
Gani juga gemetar melihat kengerian yang terjadi di depan matanya, jika saja Jingga tidak memberitahukan para penumpang sudah pasti mereka semua tewas. Gani menatap Jingga yang menangis lalu dia menarik Jingga kedalam pelukan nya.
"Jangan nangis Jingga." Ujar Gani, padahal dirinya sendiri gemetar karena terlalu terkejut dengan kejadian barusan.
Dimata Jingga saat ini adalah kesedihan dan ke ngerian. Kesedihan dari isakan tangis seseorang yang kehilangan anggota keluarga nya dan kengerian karena saat ini para mata jahat (Kaum Jin) sedang mengerumuni mobil yang hancur dan truk yang menabrak pohon itu, mereka memakan darah dari para korban kecelakaan.
"Makan."
"Makan."
Jingga bahkan bisa mendengar mereka bersorak bahagia karena mendapat banyak makanan, darah dari manusia yang menjadi korban kecelakaan itu.
"Ya Allah.. Astagfurullah.. " Jingga bergumam.
Mobil polisi, ambulance, dan derek semua nya tiba, mereka mengevakuasi mobil yang terbalik itu dan para korban yang berada di dalam mobil tidak ada yang selamat. Sopir dari truk yang menabrak pun juga tewas di tempat karena tubuh nya terjepit bagian depan depan mobil setelah menabrak pohon besar, kondisinya sangat mengenaskan dengan bagian dalam perut nya yang terburai dan kaki yang patah.
Sopir mobil travel sedang di mintai keterangan, dan penumpang lain nya juga di evakuasi dari sana dan di mintai keterangan juga, salah satu nya Jingga dan Gani yang kini duduk di pinggir jalan bersama polisi yang sedang meminta keterangan.
"Adek ini yang pertama bilang kalo mobil bakal di tabrak, kalo nggak ada adek ini kita semua pasti.. pasti mati di dalem mobil." Ujar salah satu penumpang yang berhasil Jingga selamatkan.
"Boleh tahu siapa nama kamu, dek?" Tanya Polisi pada Jingga.
"Jingga, pak." Sahut Jingga.
"Jingga, gimana kamu bisa tahu kalo mobil travel itu akan di tabrak?" Tanya polisi, Jingga tentu bingung mau menjelaskan nya bagaimana, karena dia mendapat pengelihatan secara tidak sengaja, dan juga dia tidak yakin polisi itu akan percaya jika dia mengatakan yang sebenarnya.
"Saya.. saya tidak tahu." Sahut Jingga, polisi itu pun menatap Gani.
"Pak, dia pasti lagi sangat terguncang sekarang." Ujar Gani, dan polisi itu mengangguk.
"Ya sudah, mari ikut dengan yang lain nya ke kantor polisi." Ujar polisi itu dan Gani mengangguk.
Gani lalu menyentuh pundak Jingga yang sejak tadi terus menunduk dan tak sedikitpun mengangkat wajah nya, Gani yakin Jingga sangat terguncang dengan kecelakaan itu. Akhirnya mereka yang selamat di bawa ke kantor polisi, Gani mengabari ayah Ilham bahwa mereka sedang berada di kantor polisi yang dekat dengan lokasi kecelakaan.
Jingga terus diam sampai membuat Gani kebingungan, dia tak mengucapkan sepatah katapun jika tidak di tanya. Setelah sampai di kantor polisi semuanya di mintai keterangan dan Jingga juga kembali di mintai keterangan perihal dari mana dia bisa tahu mobil itu akan di tabrak, namun Jingga tetap tak menjawab nya dengan jujur dan hanya terus berkata tidak tahu.
Sampai akhir nya beberapa jam kemudian ayah Ilham pun tiba di sana dan panik dan khawatir, ayah Ilham lega saat melihat ternyata Jingga tidak kenapa - kenapa.
"Jingga, ya Allah nak.." Ujar ayah Ilham.
Jingga yang melihat ayah Ilham pun langsung bangun dan memeluk ayah Ilham lalu stelah nya dia menangis tersedu - sedu di dalam pelukan ayah Ilham, ayah Ilham dan polisi pun kebingungan karena Jingga menangis tersedu - sedu padahal sebelumnya Jingga hanya diam saja.
"Papa, aku nggak bisa nyelametin mereka.. hiks.. hiks.. mereka.. mereka meninggal di depan mataku hiks! hiks! hiks!." Ujar Jingga dengan terisak - isak.
Ayah Ilham pun memeluk Jingga dan mengusap - usap kepalanya, dia tahu Jingga sekarang pasti sedang menyalahkan dirinya sendiri karena kecelakaan itu.
"Bukan salah kamu, nak.. bukan salah kamu. Itu sudah takdir mereka yang tidak selamat, kamu sudah melakukan yang terbaik yang kamu bisa." Ujar ayah Ilham, dia tahu betapa lemah dan lembut nya hati Jingga.
Semua yang melihat itu pun tercenung dan ikut merasakan sedih nya Jingga hanya mendengar dari tangis nya saja, karena sejak tadi Jingga hanya diam tapi setelah ayah nya datang dia langsung menumpahkan tangis nya dalam pelukan ayah nya.
"Pak, anda ayah nya?" Tanya polisi pada ayah Ilham.
"Ya pak, benar." Sahut ayah Ilham.
"Apa boleh kami bertanya pada bapak?" Tanya polisi.
"Karena Jingga adalah kunci jawaban dari semua pertanyaan, sebab yang lain berkata bahwa Jingga yang menyuruh mereka turun dengan mengatakan bahwa mobil itu akan di tabrak." Sambung polisi.
"Saya tenangkan Jingga dulu, boleh pak? Dia sedang sangat ketakutan sekarang." Ujar ayah Ilham, polisi pun mengangguk.
Jingga, ayah Ilham dan Gani di bawa masuk kedalam sebuah ruangan yang terpisah dari orang - orang yang lain, itu ayah Ilham yang meminta nya agar tidak banyak yang mendengar apa yang akan dia katkan pada polisi itu. Dan setelah beberapa saat akhirnya Jingga sudah tenang dari tangis nya dan bisa di tanyai.
"Sebelumnya.. saya tanya bapak dulu, apa bapak percaya ghoib itu ada?" Tanya ayah Ilham pada polisi dan satu rekan nya.
"Tentu kami percaya, tapi jika itu di kaitkan dengan hal ghoib rasa nya tidak mungkin." Ujar polisi itu.
"Anak saya ini spesial pak, dia bisa melihat mereka yang tidak terlihat. Tidak semua orang percaya ghoib itu ada, itulah mengapa dia diam dan tidak bisa memberikan penjelasan pada bapak. karena memang itu semua di luar nalar manusia." Ujar ayah Ilham.
"Maksud anda?" Tanya polisi.
Jingga pun akhir nya mau menjelaskan pada polisi bahwa dia mendapat bisikan, dan dia sudah memberi tahu semua penumpang tapi mereka tidak percaya padanya.
"Aku sudah bilang, tapi mereka tidak percaya, setelah terlihat lampu dim berkali kali dan klakson yang keras mereka baru panik dan rebutan turun dari mobil. Mereka yang masih di dalem mobil akhirnya malah ketabrak dan meninggal di tempat." Ujar Jingga dengan wajah sedihnya, air matanya bahkan terus menetes karena merasa bersalah.
"Mereka teriak, sangat mengerikan." Gumam Jingga..
BERSAMBUNG..
Bakar aja skalian dgn rumahnya. Jangan kasih kesempatan idup, berbahaya tuh orang
pokok Ny Makasih 😍,
Msh Ada 2 Jones Belum Ada Jodoh Ny tu