Area Dewasa
Lanjutan dari kisah Kimy dan Satria dengan berbagai kekocakannya.
Diharapkan baca seasons pertama yang menguras air mata karena cekikikan sebelum mampir ke sini.
Kelanjutan tentang cerita Satria-Kimy, tapi didominasi kisah cinta Thomas yang berupaya meraih cinta dari seorang janda cantik bernama Amora.
Akankah Thomas mampu menaklukkan hati Janda Cantik sekelas Amora??
Ataukah dia akan berpindah haluan meraih hati diriku?? 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang Yang Menjawab Semuanya
Tak ada lagi wajah semringah Sekar seperti beberapa saat lalu sebelum kedua orang tua Andre datang. Ada gurat kecemasan di raut wajah cantiknya kini. Meski Sekar terus berkata tidak apa-apa dengan status Amora yang adalah seorang janda, tapi tetap saja atmosfer ruangan itu tiba-tiba saja berubah kaku.
Ini yang Amora takutkan, sebuah penolakan seperti yang Sekar lakukan sekarang ini.
"Aku permisi pulang aja, Mas." Amora yang tak lagi berselera makan memilih undur diri, daripada harus menghabiskan sisa potongan steak yang beberapa saat lalu begitu menggugah selera.
"Pulang? Kenapa? Habiskan dulu makanan kamu, baru kita pulang." Thomas tak begitu saja mengizinkan.
Sekar pun tak ada bedanya dengan Amora, dia terlihat makan dengan pikiran yang entah kemana, kadang sesekali mencuri pandang ke arah Thomas dan Amora bergantian.
"Aku udah kenyang, Mas." Amora menyilangkan peralatan makannya di atas piring.
"Ra!" Thomas menggenggam erat tangan Amora yang kala itu begitu terasa dingin. Dia terus tersenyum penuh arti, seolah berkata, "jangan khawatir, aku akan selalu ada buat kamu!"
Sedangkan Sekar seperti tak mempedulikan apa yang sedang terjadi di hadapan mata karena dia tetap fokus pada makanannya dengan pikiran yang berkelana entah kemana.
Makan malam yang begitu mencekam bagi Amora itu akhirnya usai. Dalam mobil yang Thomas kendarai pun Sekar tak urungnya hanya seperti seorang penumpang taxi yang tak banyak bicara, bahkan saat beberapa kali Thomas melontarkan pertanyaan kepada wanita yang begitu ia sayang itu, Sekar tak menimpalinya.
"Mommy pulang dulu, Hati-hati bawa mobilnya! Langsung bawa pulang anak orang, jangan dibawa kelayapan malam-malam!" ucap Sekar pada Thomas saat turun dari mobil.
Amora hanya menampilkan senyum kikuk yang sengaja ia pamerkan. Selepas Sekar pergi, tangis Amora pun pecah di dalam mobil Thomas. Dia tak lagi bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap dirinya sendiri.
"Maafin aku yang belum bilang tentang status kamu, aku gak tau kalau jadinya kayak gini." Thomas meraih tubuh bergetar Amora dalam pelukannya. "Aku akan ngomong pelan-pelan sama Mommy, karena kalau boleh jujur, aku juga kaget dengan respon Mommy tadi. Maafin aku ya!" Thomas mengusap lembut punggung Amora.
Untung saja saat Amora pulang ke rumah, kedua orang tuanya telah masuk ke dalam kamar hingga dia tak perlu lagi basa-basi dan menutupi kekecewaannya di acara makan malam tadi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mata kamu bengkak, Ra! Kenapa? Kamu nangis semalaman?" tanya Rahardian terkejut.
"Iya nih, semalem kayaknya alergi aku kambuh, bahkan tadi malam lebih parah." Untung saja Amora sudah menyiapkan jawaban untuk itu sebelum ia turun dari kamar.
"Ibu kira alergi udang kamu udah sembuh." Dina sepertinya percaya dengan jawaban yang ia berikan. "Terus kamu ngantor gimana?"
"Ada ini." Sambil memperlihatkan kotak kacamata.
"Terus gimana acara makan malamnya?" tanya Dina lagi.
Tenang, Amora pun sudah menyiapkan jawaban untuk ini. "Biasa aja. Mommy Thomas asik orangnya, aku kira makan malam semalem akan jadi kaku, tapi untungnya dia humoris."
"Iya, Ibu gak nyangka ada perempuan cantik yang nyablak kayak gitu." Dina tak sadar jika Sekar adalah gambaran dirinya.
Pagi itu ingin sekali Amora menyelesaikan sarapannya dengan cepat, karena tak tahan dengan obrolan kedua orang tuanya ditambah kakeknya yang terus membahas tentang pernikahan.
Amora pikir dengan bekerja dia akan bisa mengalihkan pikirannya tentang kejadian semalam, tapi nyatanya tak ada pekerjaan yang bisa ia lakukan hari itu. Kondisi kurang tidur, ditambah banyak pikiran membuatnya tak bisa konsentrasi dengan baik. Dan akhirnya Amora yang lesu memilih tidur di sofa panjang yang ada di ruangannya, dan untungnya dia bisa memejamkan matanya dengan cepat, mungkin saking lelahnya membuatnya jadi mudah terlelap.
Sudah lebih dari dua jam Amora terlelap di sofa panjang itu, beberapa kali sekretarisnya masuk untuk membacakan jadwal hariannya namun Amora nampak begitu lelap, hingga dia terpaksa harus me reschedule semua jadwal Amora hari ini. Namun suara dering ponselnya berhasil membuatnya kembali terjaga.
"Halo?" jawab Amora tanpa tahu siapa yang menelepon, sebab nomor tersebut adalah nomor baru tanpa nama. Separuh nyawanya masih belum terkumpul sempurna.
Tapi saat mendengar suara di seberang sana, Amora langsung bangkit dari tidurnya, dengan seluruh nyawa yang telah dipaksa terkumpul sempurna.
"Iya— baik— iya, iya, aku tau."
Setelah mencuci wajahnya dan kembali memberikan sedikit sentuhan makeup di wajahnya, Amora pun bergegas pergi.
"Ren, reschedule semua jadwal aku hari ini. Aku harus keluar dulu," ucapnya pada sangat sekretaris yang sejak tadi menunggu dia terjaga.
Dan tanpa menunggu jawaban dari Rena, Amora pun segera pergi dengan dada bergemuruh kencang.
Mau apa Mommy Thomas mengajaknya makan siang?
Apa dia akan mengancamnya untuk menjauhi putranya seperti yang pernah dilakukan ibunya Dou Ming Shi kepada San Chai di drama Meteor Garden yang dulu pernah ia tonton?
Untuk kedua kalinya Amora kembali gugup.
...----------------...
Sekar begitu kagum melihat menampilkan Amora siang itu, gadis itu terlihat seperti seorang wanita cerdas yang dinamis dan mandiri juga modis.
Setelan kerja berwarna abu-abu muda dengan kemeja berwarna putih berhasil membuat wanita yang malam tadi terlihat seperti seorang putri menjadi seorang wanita karir yang cerdas.
Sekar sebenarnya masih bingung apa yang harus ia bicarakan pada kekasih putranya itu, tapi sikapnya semalam pasti telah melukai hati Amora.
Dia langsung menyambut kedatangan Amora dengan senyum manisnya. Tapi tidak dengan Amora, karena meski dia pun membalas senyum, hatinya tetap waspada, takut kalau-kalau wanita di hadapannya adalah sosok nenek sihir yang berwujud mertua.
"Ayo kita pesan makan siang dulu, sambil menggantikan obrolan kita yang tertunda semalam," ajak Sekar.
Tertunda nyuruh gue ninggalin Thomas?
Oh itu tidak akan mudah, Nyonya. Jangan mentang-mentang anda kini sudah bukan lagi janda, anda meremehkan saya.
Ingin sekali Amora berkata itu, tapi nyatanya dia hanya bisa tersenyum. Bodoh.
"Maaf semalem udah bikin kamu gak nyaman, padahal Mommy sendiri yang ngundang kamu makan malam, tapi kamu malah keki dengan sikap Mommy."
Amora masih membuat benteng kokoh pertahanan, takut kalau-kalau itu adalah sebuah pembukaan sebelum acara pengusiran.
"Gak apa-apa, Mom. Aku juga ngerti perasaan Mommy."
"Gak apa-apa gimana, itu buktinya mata kamu keliatan bengkak gitu, yakin Mommy bahwa kamu nangis semaleman karena sikap Mommy."
Ya iyalah, itu anda tau. Tapi lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Mengapa wanita itu begitu terang-terangan, dan membuat Amora malu?
"Maaf buat Mommy kecewa dengan status aku yang—" Amora ragu melanjutkan ucapannya.
"Janda maksud kamu?" Sekar malah melanjutkan ucapan itu. "Tuh kan, kamu salah paham sama sikap Mommy semalam."
Amora langsung menatap wajah cantik Sekar yang kini tersenyum ke arahnya. "Maksudnya?"
"Mommy begitu, sebenarnya karena Mommy takut Thomas akan kembali ngecewain kamu. Mommy pernah gagal jadi seorang istri, dan selama menjadi seorang single parent, Mommy terus-terusan nyalahin diri Mommy sendiri, karena gagal menjadi seorang istri, sampe suami Mommy berselingkuh dengan wanita lain. Mommy bisa liat raut wajah kamu semalam yang terlihat gak pede saat ketemu kakek-nenek itu." Sepertinya beberapa hari tidak bertemu dengan cucunya, Sekar lupa jika dia juga adalah seorang nenek.
Makan siang mereka pun tiba, dan Sekar memilih untuk menjeda obrolan mereka. Dia yakin Amora sudah sangat kelaparan saat itu. Mereka pun makan dengan lahapnya, dengan terselip obrolan-obrolan ringan yang membuat keduanya semakin akrab.
Mereka pun melanjutkan obrolan mereka setelah makan siang usai, kali ini keduanya memesan jus buah dan cemilan untuk menemani obrolan mereka.
"Sudah seberapa jauh kamu kenal anak itu?"
Tapi seberapa jauh yang di pikiran Amora beda dengan apa yang Sekar pikirkan. Entahlah, semenjak menjalin hubungan dengan Thomas, otak Amora yang suci mulai terkontaminasi kemesuman pria itu.
"Gak jauh-jauh sih." Amora ragu-ragu.
"Maennya gak jauh-jauh?" Sekar malah menimpali dengan pertanyaan yang ambigu.
"Ehem." Amora mengusir gugupnya.
Apa dia harus menceritakan bahwa mereka baru sebatas berpelukan dan beberapa kali ciuman?
Apa iya dia harus menceritakan semua itu kepada calon Mommy mertuanya?
Bukankah hal itu cukup memalukan untuk seorang wanita yang berstatus masih calon menantu?
"Maen apa ya Mom? Aku sama Mas Thomas pacaran selayaknya orang pacaran. Gak lebih."
"Selayaknya pacaran versi siapa?" Sekar ketakutan. "Versi kamu apa versi si Onta Sableng itu?"
Okey, sekarang Amora mengerti arah ucapan Sekar.
"Versi aku, kami gak sampai melampaui batas aman, Mom." Sambil tersenyum malu-malu Amora menjawab pertanyaan Sekar.
Bisa Amora lihat, wanita tua itu menghela napasnya dengan lega. "Mommy kira…"
Amora yang mengerti hanya menggeleng perlahan.
"Tapi apa kamu tahu bagaimana perangai anak itu? Mommy jadi minder sama orang tua kamu kalau nanti Mommy punya menantu se sempurna kamu. Sedangkan anak Mommy—"
Amora terkekeh pelan. "Mungkin ini kutukan buat aku Mom. Mommy tau gak dulu harusnya yang nikah sama Satria itu aku bukan Kimy, tapi aku nolak abis-abisan untuk nikah sama dia, karena selain aku udah punya pacar, aku juga tau gimana pergaulan dia. Tapi anehnya sekarang aku malah suka sama anak Mommy."
Tanpa Amora duga, Sekar langsung bangkit dari kursinya dan memeluk erat dirinya. "Makasih Sayang. Makasih udah mau nerima anak itu apa adanya, kurang dan lebihnya dia."
Amora yang tak tahu harus menjawab apa hanya bisa membalas pelukan Sekar dengan anggukan kecil yang bisa bahu Sekar rasakan.
"Mumpung Mommy di sini, yuk langsung nentuin tanggal!" ucap Sekar tanpa tedeng aling-aling.
Nungguin yaaaaaaa... 🤭🤭🤭
Hai encumers kuh, mampir juga dong di cerita aku yang baru.. 😉
...🍃PERNIKAHAN DARURAT🍃...
mirip bersin nya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ampe berair mata ku ya Allah gustiiiiiiii 😄😄😄.
bingung mau nulis apa ketawa dari awal ampe ahir udah cukup 😄😄.
si bumil mode kalem 😅😅.
baca doa makanya kalau mau bobo onta 😄😄.