Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pernikahan
Tiba saatnya hari pernikahan" adalah momen yang sangat dinanti-nantikan, menandai dimulainya babak baru dalam kehidupan dua insan yang saling mencintai. Tapi itu semua hanya berlaku untuk Leon, akan tetapi tidak untuk Ayunda, Ini adalah hari di mana janji suci diikrarkan, disaksikan oleh keluarga, teman, dan orang-orang terkasih. Kebahagiaan terpancar dari wajah calon mempelai pengantin pria, sedangkan calon mempelai pengantin wanita, tak menunjukan ekspresi apapun. Tak lupa seluruh tamu undangan ikut merasakan kebahagiaan mereka, menciptakan suasana penuh haru dan sukacita.
Didepan Altar, kini keduanya telah resmi menjadi pasangan suami dan istri, kemudian kedua mempelai menyematkannya cincin di jari manis mereka masing-masing.
Pak Panji sampai terharu karena saat ini tugas dan tanggungjawabnya telah selesai dan berpindah kepada Leon yang saat ini telah menjadi suami dari putri satu-satunya.
"Ananda, putri kecil kita akhirnya menikah, aku yakin saat ini kau pun ikut merasakan kebahagiaan putri kecil kita!" gumamnya pelan. Tanpa terasa bulir bening lolos dari sudut matanya, Pak Panji begitu bahagia atas pernikahan putrinya.
Sedangkan Nyonya Sandra, ia berharap Leon dan Ayunda selamanya hidup dalam kebahagiaan, ditambah sebentar lagi akan hadirnya bayi mungil, dari generasi terakhir keluarga Argantara, baginya itu semua adalah kado terindah dalam hidupnya, dan perjuangannya selama ini tidak sia-sia, dimana Leonard sang cucu satu-satunya telah menjadi pria yan subur, tentunya ia berharap Ayunda dan Leon bisa memberikannya banyak keturunan.
Leon tiada hentinya menatap Ayunda yang cantik bagaikan seorang putri kerajaan, ia sengaja membelikannya sebuah mahkota yang dihiasi oleh batu blue safir, sehingga begitu cocok di kenakan oleh Ayunda.
Sedangkan Ayunda, ia terlihat datar dan hanya sesekali saja tersenyum.
"Ayunda Maharani, sekarang kau sudah sah menjadi istriku, ku harap kau bahagia sama halnya dengan diriku!" Leon menatap dalam Ayunda, lalu ia mengecup bibir sang istri, Ayunda sendiri terpaksa membalas ciuman dari suaminya, namum Leon bisa merasakan balasan ciuman yang dingin dari sang istri.
Tapi ia tak menghiraukannya, ia berjanji akan membuat Ayunda mencintainya sepenuh hati, dan melupakan masa lalunya.
Saat ini keduanya telah berada di atas pelaminan, banyak sanak saudara serta kerabat hadir untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai.
Namun ada satu pemandangan yang membuat Ayunda tak percaya, bahkan dirinya sampai menutup mulut karena kaget.
Yakni dengan sengaja Rian datang dengan seorang wanita yang tentunya wanita itu begitu ia kenal, dan tak lain wanita tersebut adalah Jenny, sahabat dekatnya kala mereka duduk di bangku SMU dulu.
Sedangkan Jenny sendiri seolah tak memperdulikan hal itu, baginya bisa dekat dan bersama dengan Rian adalah mimpi terbesarnya.
Ayunda tak menyangka bahwa Jenny juga memiliki perasaan yang sama terhadap Rian.
"Selamat menempuh hidup baru Om Leon, semoga kau dan istrimu selalu hidup dalam kebahagiaan, dan tak akan pernah adalagi pengkhianatan dalam rumah tangga Om Leon dan juga Tante Ayunda!" Leon menatap sinis Ayunda, sedangkan Ayunda sendiri ia masih tak menyangka bahwa Rian akan melakukan hal seperti ini dengan sahabatnya sendiri, sungguh menyakitkan.
"Terimakasih Rian, hey... apakah wanita di sebelahmu itu adakah kekasihmu?" ucap Leon sambil berbisik, Leon sendiri sedari dulu sudah akrab dengan Rian, keponakan satu-satunya.
"Yoi, Om!" jawabnya dengan sengaja di hadapan Ayunda yang saat ini seolah enggan untuk melihat Rian dan juga Jenny yang saling bergandengan tangan.
Kemudian setelah kepergian Rian dan Jenny, dimana Jenny tak berani mengucapkan apapun terhadap Ayunda, sebenarnya ia merasa sedikit bersalah, akan tetapi entah hasutan seperti apa yang telah Rian ceritakan kepada Jenny sehingga membuatnya mau bersama dengan Rian dan melakukan semua ini.
Tak lama Nyonya Sandra serta Joana datang menghampiri, mereka memberikan selamat atas pernikahan Leon dan juga Ayunda, tak lupa kedua Om nya yakni Julian beserta anak dan istrinya turut hadir, lalu Om Ramli beserta keluarga kecilnya juga dan memberikan selamat kepada Leon dan Ayunda.
Kemudian setelah anggota keluarga Argantara memberikan selamat, kini giliran Daniel mengucapkan selamat kepada kedua mempelai yang terlihat bahagia.
Ayunda sendiri setelah melihat Rian dan Jenny bersama dan sepertinya keduanya sangat bahagia, pada akhirnya ia berusaha membuat para tamu undangan percaya bahwa dirinya dan juga Leon saling mencintai.
Malam pun tiba, setelah selesai dengan acara resepsi, kini kedua pengantin tampak lelah dan beristirahat di dalam kamar pengantin yang sudah di persiapkan sebelumnya.
Ayunda tampak gugup, ia terus saja duduk di ujung tempat tidur dan masih mengenakan gaun pengantinnya, sedangkan Leon, ia keluar dari dalam kamar mandi setelah sebelumnya membersihkan dirinya karena tubuhnya merasa lengket.
Leon menatap Ayunda, kemudian ia mendekat."Kenapa kamu masih duduk disitu Yu, cepat sana kau ganti pakaian pengantin mu itu!" usul nya yang diangguki oleh Ayunda, tanpa banyak bicara, Ayunda bergegas pergi menuju kamar mandi.
Sedangkan Leon, ia mengeringkan rambutnya dengan hairdryer dan masih mengenakan handuk kimononya.
Ditempat lain, Rian dan Jenny berada di salah satu klub malam kota Jakarta, Jenny tampak cemas saat melihat Rian terus meneguk minuman beralkohol, sudah berapa sloki ia meneguk nya dan Rian terus saja meracau.
"Dasar pengkhianat, Ayunda Maharani...kau..kau wanita paling kejam di dunia ini." kemudian Rian meneguk satu sloki minuman lagi
"Stop Rian, hentikan semua ini! Jangan kau siksa dirimu dengan cara seperti ini, ku mohon!" Jenny sampai tak tega melihat kondisi Rian yang seperti itu, ia pun tak menyangka bahwa Rian begitu kecewa dan terpukul atas kejadian ini.
'Sebegitu besarnya rasa cintamu terhadap Ayunda, sampai-sampai kau menjadi seperti ini, Rian akupun sangat mencintaimu sedari dulu, namum aku sengaja menyimpannya karena dimatamu hanya Ayunda yang kamu cintai!' batinnya lirih.
Akhirnya Jenny berusaha membujuk Rian untuk tidak meminum minuman beralkohol lagi, ia pun berusaha menghubungi keluarganya Rian, namum Rian mencegahnya.
"Aku tidak mau pulang Jen, sebaiknya kau temani aku disini sampai pagi!" perintahnya seraya meraih ponsel milik Jenny.
"T tapi kau sudah mabuk berat, Rian, sebaiknya kita pulang!" ajak Jenny mencoba membujuk.
"Kita pulang ke Hotel saja!"
"Apa?" Jenny tak percaya atas ucapan dari Rian.
☘️☘️☘️☘️
Leon tampak kesal karena hampir satu jam lebih Ayunda berada di dalam kamar mandi.
"Mau mandi sampai berapa jam kau ini Ayunda? Yang ada nanti kau jatuh sakit!" monolognya sampai mendengus.
Akhirnya karena kesal, Leon pergi menuju arah kamar mandi, ia mencoba menempelnya sebelah telinganya ke area pintu yang terbuat dari kayu.
"Tuh kan, dia masih mandi di dalam, buktinya bunyi shower air masih menyala.
Tok!
Tok!
Tok!
Akhirnya Leon mengetuk pintu kamar mandi, namun sayangnya tak ada jawaban dari dalam sana, ia pun menjadi panik di buatnya, pikirannya yang macam-macam kini terlintas di benaknya.
"Ayunda...kamu ngapain di dalam sana lama-lama, Ayo cepat keluar, nanti kau bisa sakit." Leon berupaya membujuk, tapi tak ada balasan dari Ayunda. Hingga akhirnya Leon memilih untuk mendobrak pintu kamar mandi, dan benar saja ia melihat Ayunda tergeletak di atas lantai kamar mandi tanpa mengenakan apapun, Leon sampai menelan ludah, jakunnya dibuat naik turun dan pikiran kotornya mulai terlintas melihat tubuh istrinya
"Aih... kau jangan gila Leon, istri mu itu jatuh pingsan!" gumamnya sembari memukul kepalanya.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok