“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi ... Dia Orangnya?
..."Saat di kampus tadi, aku juga tak sengaja bertabrakan dengannya." — Ethan Sinclair...
...🌸...
..."Jadi ... dia orangnya?" — Arthur Franklin...
"It's okay."
Suara bariton pria itu terdengar kesal. Terlebih lagi wajahnya terlihat kusut, seperti baru saja melalui suatu hal yang memusingkan. Ia menarik nafas dan mengeluarkannya sesaat. Seperti sedang mencoba menetralisir emosi yang sempat terpancing.
"Tapi—"
"Sidang disertasiku sudah selesai. Jadi, tak masalah," ucap pria itu sambil memaksakan senyum.
"Sidang disertasi? Proses akhir meraih gelar S3?! Wow!" Seru Hailey antusias.
Wanita muda itu tak menyangka pria di depannya itu baru saja melewati sidang yang berat. Untungnya tumpahan kopi itu kena saat sidang sudah selesai. Bagaimana kalau sidang belum dimulai? Sedangkan baju pria itu kotor?
"Haaa ... Hailey. Hailey. Kau benar-benar," batin Hailey.
"Aku akan membayarkan biaya untuk kemeja barumu—"
"Tidak perlu. Aku sungguh baik-baik saja," ucap pria itu lagi. Lagi pula aku punya kemeja ganti di mobil.
"Oh. Baiklah kalau begitu," ucap Hailey lega. Ia pun tersenyum ramah dan berpamitan. "Semoga harimu menyenangkan, Orang Baik!"
Hailey bergegas pergi meninggalkan pria itu. Kemudian ia berlari ke arah gerbang dengan tergesa-gesa. Pasalnya, sesaat sebelum fokusnya teralihkan, ia sempat membaca sebuah pesan dari Arthur.
^^^"Aku di depan gerbang."^^^
Setibanya di depan gerbang, Hailey melihat calon kekasihnya sedang berdiri sambil bersandar di samping mobil. Lengkap dengan kacamata hitam anti sinar UV. Terlihat 3 kancing atas kemejanya dibiarkan terbuka dengan lengan yang dilipat sebatas siku.
Mata para mahasiswi bahkan para wanita yang lalu lalang mendadak jelalatan menatap Arthur. Pria tampan itu mencuri perhatian. Apalagi ia terihat mapan dengan sedan mewahnya itu.
Hailey mendengus sebal melihat pria itu dengan santainya tebar pesona di depan kampusnya.
"Kau benar-benar harus diberi pelajaran Arthur!" Geram Hailey sambil menggigit bibirnya dengan kedua tangan yang ia kepalkan.
Hailey mengatur mimik wajahnya dan berjalan menghampiri Arthur.
"Arthur!" Hailey memasang wajah panik. Kemudian ia berpura-pura melirik ke dalam mobil, seperti sedang mencari sesuatu.
"Ada apa?" Tanya Arthur khawatir.
"Apa kau punya kemeja cadangan di dalam mobil?"
"Ada," sahut Arthur sambil membuka pintu mobil. "Memangnya kenapa? Apa kau tembus karena datang bulan?"
"Bukan. Tapi aku harus meminjamkannya pada seseorang." Hailey mendelik, menatap nakal ke arah Arthur. Ia memang sengaja memancing pria itu.
Mendengarkan kata-kata 'seseorang', Arthur mendadak berdiri tegap di depan Hailey. Ia menunda untuk mengambil kemeja cadangan yang ada di dalam mobil. Ia malah membuka kacamata hitamnya. Lalu matanya menatap siasat ke arah wajah Hailey. "Seseorang? Siapa?"
"Oh. Itu. Apa kau ingat? Aku pernah mengatakan bahwa ada seseorang yang mengejarku selain kau? Tadi aku tak sengaja menumpahkan kopi ke bajunya. Jadi—"
"Bagus!" Potong Arthur tanpa basa basi. "Biarkan saja bajunya kotor."
"Sekarang, kau masuk ke dalam mobil," perintah Arthur sambil melebarkan pintu mobil dan menyuruh wanita itu masuk.
Hailey masuk ke dalam mobil sambil memasang wajah sedih dan khawatir. Ia menatap Arthur dengan bibir yang cemberut. "Tapi Arthur. Kasihan sekali dia. Bajunya basah dan—"
"Okay. Kau berikan kemeja itu padanya, saat itu juga aku hilangkan nyawanya!
"Arthur, kau—"
Arthur bergegas menutup pintu mobil. Membuat Hailey tertawa cekikikan karena berhasil membuat pria itu kesal. Ia dapat melihat ekspresi kesal pria itu yang sedang bergegas menuju ke pintu kursi kemudi.
"Memangnya cemburu itu enak? Rasakan sendiri!" ejek Hailey sambil mencibir ke arah pria itu.
Saat dalam perjalanan, Arthur benar-benar diam dan tak berkata apa-apa. Entah kenapa, melihat wanita yang ia incar khawatir pada pria lain, rasanya begitu kesal dan ingin sekali ia meninju pria itu bertubi-tubi.
"Hei ... Arthur," panggil Hailey sambil menahan senyum. Ia menatap Arthur yang sedang fokus mengendarai mobil.
"Hm."
"Kau kenapa?" Tanya Hailey pura-pura.
Arthur diam dan tak menjawab. Pria itu malah sengaja melihat spion kiri dan kanan.
"Kau suka tebar pesona ya?" Celetuk Hailey tiba-tiba. "Makanya kau sengaja datang ke kampusku. Terus berdiri di depan mobil."
"Untuk apa juga kau melepaskan tiga kancing kemejamu? Pakai kacamata hitam. Kau pikir, semua wanita suka melihatnya?"
Arthur mengerutkan keningnya. Ucapan wanita itu sukses membuat ia menoleh ke arah Hailey dengan ekspresi bertanya-tanya.
"Aku begitu karena panas," jawab Arthur seadanya. Karena memang kenyataannya begitu.
"Ya kalau panas jangan di luar. Memangnya pendingin mobilmu rusak?!" Sentil Hailey sambil melempar pandangannya keluar. Entah kenapa perasaan kesal itu menyeruak keluar. Padahal ia sudah bertekad untuk tetap tenang. Tapi sayangnya ia tak bisa mengontrol ucapan di bibirnya.
Arthur menyeringai tipis. Ia faham sekali dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Apalagi kalau bukan cemburu? Karena dia pun begitu. Tak suka kalau tatapan-tatapan pria menatap ke arah wanitanya dengan sangat jelalatan.
"Memangnya kenapa kalau aku berdiri di luar?" Arthur sengaja menggoda Hailey. "Apa karena aku menjadi pusat perhatian?"
Hailey melotot. Bibirnya mencebik karena kesal. Ia pun diam dan tak peduli. Masa bodoh! Bukannya menenangkan hatinya. Tapi malah semakin membuat ia kesal.
...🌸...
Usai makan siang di restoran yang tak jauh dari kantor Arthur, keduanya kembali ke kantor. Saat tiba di kantor, Hailey mengekori Arthur dari belakang. Ia sibuk memegang ponsel sambil berjalan.
Bruk!
Lagi-lagi Hailey menabrak seseorang karena kelengahannya. "Ma—"
Hailey terperangah saat melihat pria yang ia tabrak. Lagi-lagi pria yang sama saat di kampus tadi. Tapi, apa yang pria itu lakukan di kantor Arthur?
"Kau?"
"Kau?"
Hailey dan pria itu saling terkejut dan saling menunjuk. Tepat di antara Hailey dan pria itu, Arthur berdiri di samping tepat di tengah dari dua orang yang saling bertabrakan tadi.
"Hailey, kau mengenal Ethan?" Arthur mengerutkan keningnya dengan tatapan tak senang.
"Saat di kampus tadi, aku juga tak sengaja bertabrakan dengannya," jelas Ethan seadanya. "Dan ... yah, kemeja ku terkena kopi."
"Oh tapi tak masalah," imbuh Ethan sambil tersenyum. Ia menatap Hailey dengan tatapan yang ramah. "Aku senang kita bertemu lagi di sini."
Tentu saja Hailey langsung mempelototi pria di depannya saat ini. Pasalnya tadi ia mengatakan pada Arthur, bahwa pria yang ia tabrak adalah pria yang mengincarnya selama ini.
Tapi ... kenapa harus dengan pria yang sekantor dengan Arthur?!!!
"Jadi ... dia orangnya?" Tanya Arthur dingin. Matanya menatap kesal dan tak suka.
"Mampus! Aku berhubungan dengan orang yang salah!" Rutuk Hailey dalam hati.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
selalu happy ending..
❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😀😀😀😀😀
dan ditinggal ke surga ama ayangnya..
❤❤❤❤❤
bolak balik aku pantengin..
nungguin..
❤❤❤❤❤❤
ethannnnn..
kalian di mana?
kok tidak up lama kak?????
❤❤❤❤