Mirna gadis miskin yang dibesarkan oleh kakeknya. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Sarah.
Kehidupan Sarah yang berbanding terbalik dengan Mirna, kadang membuat Mirna merasa iri.
Puncaknya saat anak kepala desa hendak melamar Sarah. Rasa cemburunya tidak bisa disembunyikan lagi.
Sang kakek yang mengetahui, memberi saran untuk merebut hati anak kepala desa dengan menggunakan ilmu warisan keluarganya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk baca kisahnya, wajib sampai end.
29/01'25
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Rasa Tidak Tega
🦉🦉🦉
"Iya, Bik. Kami sebagai orang tua Purnomo, bahkan Sarah harus rela menikahkan mereka pagi tadi. Purnomo sudah hampir gila dibuat wanita ini." Emosi Bu Ayu meledak ledak.
Pembantu rumah Bu Kades, segera membekap mulutnya dengan kedua tangannya sendiri. Ternyata yang dikatakan oleh orang orang diluar sana benar adanya, Mirna menganut ilmu hitam milik Kakeknya.
"Kamu kok tega melakukan itu, Mirna? Neng Sarah itu kan satu satunya orang yang memanusiakan kamu di desa ini, kamu itu tidak tahu balas Budi sekali." Ucap Bik Asih, ART di rumah Bu Kades.
Mirna malas mendengar ocehan wanita paruh baya itu.
"Bik, jangan nuduh yang tidak-tidak. Kenapa Bibi tidak fokus dengan kerjaan Bibi saja? Tuh, cucian piring numpuk. Jangan kurang aj.ar sama aku, bagaimanapun juga sekarang ini aku majikan Bibi."
Mirna menjadi lebih berani, selain karena ilmu peletnya, kini dia juga sudah resmi menikah dengan Purnomo, seorang anak kepala desa. Kali ini dia tidak akan membiarkan orang menghinanya.
"Siapa yang nuduh, Mirna? Ini tu kenyataan, kamu memang melakukannya. Sejak tahu kebenarannya, aku tu pengen sekali memukuli kamu dan ku arak keliling kampung. Tapi aku masih ingat dengan Purnomo, yang akan gila kalau jauh darimu." Ucap Bu Ayu.
Mirna terdiam mendengar ucapan mertuanya, tidak ada cara lain selain mengakuinya. Toh sekarang dia sudah menikah dengan Purnomo, tidak ada hal yang bisa memisahkan mereka.
"Bu, aku sudah menikah dengan Kang Purnomo. Terserah padaku, mau aku pelet dia atau tidak. Harusnya ibu berterima kasih padaku, karena telah menjauhkan anak ibu dengan anak manja itu. Alangkah baiknya mereka segera bercerai." Ucapnya.
"Jangan kurang aj.ar kamu, Mirna. Satu satunya menantuku di rumah ini adalah Sarah, sampai kapan pun itu. Aku tidak akan pernah menganggap mu." Sentak Bu Ayu.
"Oh, Ya! Bukan kah Sarah itu egois, Bu. Ini adalah kesempatan emas, ibu terima aku sebagai menantu, dan pulangkan Sarah ke rumah orang tuanya."
"Dasar perempuan kurang aj.ar! Aku tidak sudi punya mantu macam kamu, apalagi sampai harus menggantikan posisi Sarah." Tangan Bu Ayu sudah melayang di udara, siap menampar Mirna. Namun, dengan sigap Bik Asih menahan tangan Bu Ayu, berusaha melerai.
"Sabar, Bu!" Ucapnya menenangkan.
Kopi buatan Mirna sudah jadi, dia bergegas meninggalkan kedua orang yang jelas memusuhinya.
Sebelum memasuki kamar, Mirna berhenti di ruang tengah. Dia harus mencampurkan setetes dar.ah haidnya untuk pertama kali setelah dia menikah. Semua ini dilakukan agar ajian peletnya pada Purnomo sulit untuk di sembuhkan.
Mirna mengeluarkan botol kecil berisi darah haidnya, yang dia peras dari pembalut yang dia pakai. Kemudian dia melukai ujung jarinya, darah segar mengalir siap untuk dia teteskan kedalam kopi buatannya. Tapi ada rasa kasihan yang muncul dari hatinya, merasa tak tega jika harus membiarkan Purnomo meminum kopi dengan campuran darahnya, apalagi darah haidnya.
"Kenapa ada rasa tidak tega? Kasihan sekali kamu, Kang!" Gumam Mirna. Namun, dia teringat dengan keegoisan Sarah selama ini, dan satu lagi kekasih Purnomo. "Siapa dia, Kang?" Gumamnya Lirih.
Namun, pada akhirnya Mirna tetap melakukannya. Melihat situasi yang cukup aman, dia mulai menuangkan darah yang dia simpan di botol kecil ke kopi milik Purnomo.
"Untung mintanya kopi, coba kalau teh, pastinya susah." Ucap Mirna.
Ceklek
Deg
"Loh, sayang! Aku baru mau nyusul kamu ke dapur, karena lama banget." Ucap Purnomo yang tiba-tiba keluar dari kamar.
Mirna masih terkejut, sehingga dia tidak menjawab suaminya.
"Kamu sedang apa disini?" Tanya Purnomo yang sedang menatap tangan kiri Mirna. Mirna menyembunyikan tangannya di balik punggungnya.
nunggu update Thor ✅