IRENE ( Wanita Pemuas Presdir )

Jam makan malam pun sudah tiba, Max baru saja keluar dari kamar nya dengan pakaian santai, Hanya celana pendek dan kaos tanpa lengan yang di pakai nya saat ini.

Irene sempat melirik sekilas, Bagaimana bongkahan otot yang tercetak di lengan max begitu sempurna di mata Irene.

Siapa yang tidak terpana melihat gumpalan daging yang terbentuk sempurna itu.

Terlihat sangat luar biasa bukan ??

" Air nya Tuan..." Max menerima gelas yang di berikan Irene pada nya.

Wanita itu telaten mengurus nya bukan ? Bahkan Minum sebelum makan pun di terapkan nya di pola hidup sehat.

" Saya menambahkan kacang kacangan di beras merah nya, Semoga Tuan suka. " Max hanya menatap tampilan nasi yang sudah berada di piring nya.

Dan menurut nya ini tidak buruk.

" Jika kau memasak dengan garam berlebih lagi, Akan ku pastikan kau menelan semua nya !" Irene hanya mengangguk dan tersenyum.

Jika di tanya kenapa Irene tersenyum, Maka jawaban nya karena dia yakin bahwa masakan nya kali ini sempurna, Dan Max tidak akan komplain lagi pada nya.

Max mencoba kuah sup iga bakar nya untuk yang pertama kali dan terlihat wajah nya menatap datar pada Irene saat ini.

Irene sudah was was, Seperti kompetisi memasak saja, Tapi bagaimana lagi ?? Pria ini memang sangat kritis dan menginginkan kesempurnaan yang memang benar benar sempurna.

" Kau seharus nya menambahkan lebih banyak daun bawang lagi agar semakin sempurna !"

" Saya akan memperbaiki nya nanti Tuan. !" Max langsung menarik mangkuk sup yang telah di siapkan Irene untuk nya dan mulai memakan nya, Irene yang melihat Max melahap semua makanan nya pun merasa bahagia.

Setidak nya pria ini menghargai masakan nya, Walau bukan diri nya yang di anggap rendah oleh Max.

Itu lebih baik, Dari pada di caci maki tapi tidak bisa melakukan apapun dan tidak ada yang istimewa dari mu ? Maka Irene sangat beruntung makanan nya bisa di terima oleh lidah tajam seorang Max Anderson.

" Mulai sekarang jauhkan nasi dengan glukosa ! Aku ingin beras merah rendah kalori seperti ini, Dan besok pagi aku ingin sarapan dengan Nasi yang seperti ini dengan telur dadar keju ! Dan segelas Jus apel. "

" Saya akan siapkan Tuan..." Max hanya melirik nya sekilas dan pergi meninggalkan meja makan, Dan sejak itu lah Irene semakin bersemangat untuk masak.

Dia akan memasak untuk Max setiap hari nya, Dan apakah dia akan membawa bekal ?? Apa Max mau ??

Nanti Irene tanyakan saat membawa kan jus wortel pesanan nya nanti ke ruang Gym.

Karena bingung harus melakukan apa, Maka Irene lebih memilih membuat puding untuk Max, Karena mungkin saja pria itu suka, Karena yang di ketahui nya, Max sangat suka makanan manis setelah makan malam seperti kemarin, dan lagi pula masih ada beberapa lagi desert yang mereka beli kemarin di restoran.

" Kenapa kami terlihat seperti pasangan suami istri nya ? Bagaimana jika kami menikah dan memiliki anak ? Seperti apa anak kami nanti nya ya ??"

" Oh, Sadar Irene, Kau harus sadar, Kau bukan pilihan nya, Lagi pula Tuan Max tidak menyukai wanita mana pun, Termasuk diri mu !" Irene memonolog diri nya sendiri.

Karena sudah jelas bukan sore tadi bahwa Max mengatakan jangan melibatkan perasaan apapun dalam hubungan mereka, Karena pada dasar nya mereka berdua hanya lah sebuah hubungan yang saling menguntungkan.

Seperti simbiosis mutualisme, Dimana kedua nya saling menguntungkan dan tidak ada yang di rugikan.

" Ahh...sudah jam 9 malam, Mungkin Tuan Max akan mulai berlatih. " Irene menyiapkan Jus Wortel pesanan Max dan membawa handuk kecil untuk pria itu.

Mungkin nanti dia akan membutuhkan nya.

Dan benar saja, Irene melihat Max sudah memulai pemanasan nya untuk bersiap membakar kalori nya malam ini.

" Apa lagi yang anda butuhkan Tuan ??"

" Pergi !! Aku ingin sendiri. !" Irene tersenyum walau hati nya kembali sakit mendapatkan perlakuan kasar dari Max.

Tapi ya sudah, Itu sudah tabiat nya dsn kebiasaan nya, Maka biarkan saja lah.

" Jika begitu saya permisi Tuan. " Irene pamit pada Max.

Dia kembali ke kamar nya dan menyalakan ponsel nya, Sudah dua hari dia tidak memegang ponsel dan tidak ada kabar apapun dari ayah nya disana.

Apa ayah nya baik baik saja ?? Dan semoga saya Tuah melindungi malaikat terakhir nya di dunia ini.

Satu satu nya pria yang mencintai nya tanpa pamrih dan tanpa belas kasih sedikit pun.

" Tuhan...Lindungi ayah ku dimana pun dia berada, Sampai kan salah ku pada nya bahwa aku mencintai nya. " Pinta Irene pada Tuhan nya berharap Tuhan menyampaikan apa yang ingin di sampai kan nya secara langsung.

Ting...

Ponsel Irene berdenting dan betapa semangat dia dia membuka ponsel nya, Namun murung seketika, Karena nama yang di harapkan nya bukan sama sekali.

Malah nomor orang lain yang baru di kenal nya beberapa saat dan meletakan nya kembali.

Ting...

Untuk yang kedua kali nya, Hingga ketiga ke empat dan kelima lah baru Irene membuka pesan nya.

*Irene..

Irene...

Irene...

Irene...

Irene*...

Hanya kata kata itu yang tertulis di pesan amsuk tadi.

Natha ! Jonathan Rhys Broiler, Rekan kerja mereka di Paris waktu itu.

Irene jawab pesan ku cantik 🥰

Blush...

Wajah Irene langsung memerah saat membawa pesan dari Nathan dengan emoticon penuh cinta seperti itu.

Dan lagi Nathan memanggil nya cantik, Hal itu membuat Irene semakin tersipu malu saat ini.

" Maaf " Tulis Irene dan membalas pesan pada Nathan disana.

Tak lama kembali masuk pesan dari Nathan dan Irene tidak bisa menolak nya karena memang Nathan yang mengatakan bahwa dia tidak boleh menolak .

" Kau sedang apa cantik ??" Tolong Irene.

Wajah nya sudah seperti tomat masak saat ini, Apalagi Nathan kembali memanggil nya cantik.

Terdengar manis sekali di telinga Irene panggilan dan kata cantik yang keluar dari bibir seorang Jonathan Rhys Broiler.

" Irene Cantik, Sedang apa ??" Mendengar suara Nathan lagi membuat nya tersadar dari lamunan nya dsn menjawab sapaan dari Nathan .

" Hah, Iya ? Apa ???".

" Hahaha...Kamu menggemaskan, Rasa nya aku ingin mencubit pipi mu itu, Pasti akan sangat menyenangkan, Apa aku ke Canada saja untuk mencubit pipi mu ya ??" Irene kaget.

Bahwa pria itu mengatakan hal semudah itu ? Apa dia kira jarak Paris ke London itu dekat ? Walau lebih jauh lagi Irene yang menatap di kota besar di negara K.

Sudah seperti mereka tetangga dekat saja bisa berkunjung kapan pun mereka mau tanpa memikirkan perasaan pemilik rumah nya.

" Jangan seperti itu...." Jawab Irene mulai tersipu malu.

" Kenapa apa kamu malu ?? Harus kah aku melakukan panggilan Vidio agar bisa melihat wajah cantik mu saat ini ? Apa boleh ???"

" Jangan, Tidak ! Maksud ku aku sedang sibuk, Karena pekerjaan kami banyak, Jadi mohon maaf, Aku harus mengakhiri nya. Besok jika ada waktu luang kamu bisa menghubungi ku lagi. " Irene menjelaskan apa yang terjadi walau dengan kebohongan.

Apa di kira Nathan nanti jika dia tinggal di apartemen semewah ini dan lagi pula mana mungkin sekertaris tinggal di tempat semewah itu !

Itu akan sangat terlihat janggal nanti nya

" Oh, Baik lah Sampai bertemu besok lagi cantik, Dan besok aku ingin kita melakukan panggilan Vidio dan kau tidak bisa menolak nya. !"

" Aku tidak janji, Jadi selamat malam Nathan..."

Tut !

Irene langsung memutuskan begitu ajaa sambungan telepon mereka dan Irene pun naik ke tempat tidur karena memang dia sudah mengantuk malam ini, Dan biarkan lah pria bule itu masih asyik dengan kegiatan nya.

" Kau cantik Irene..." Ucap Nathan setelah melakukan panggilan telepon bersama Irene, Dan itu sudah cukup bagi nya karena sudah mengurangi rasa rindu di dada nya yang semakin hari semakin besar dan bertambah saja.

" Irene...kau sangat cantik..." Ucap Nathan lagi saat melihat ponsel nya dan terpasang foto Irene yang tidak mengetahui bahwa dia di potret oleh Nathan saat mereka tanpa sengaja bertemu di pusat perbelanjaan di kota besar di Eropa itu dan terlihat sangat cantik di mata Jonathan.

Kota romantis bernama Paris.

...🔥🔥🔥...