NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: pinkberryss

Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.

Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?

Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu?

Saat sudah di samping mobil, Raya masih belum masuk dia menunggu Arsyad yang tiba-tiba di cegat oleh bapak-bapak yang membawa sebuah amplop. Sepertinya dia salah satu orang yang berpartisipasi dalam acara tersebut.

Raya melihat seorang ibu-ibu tadi yang bertanya kepada Arsyad, dia sedang bersama anak perempuannya yang berhijab besar. Membawa sebuah motor matic warna hitam yang terparkir samping pagar. Saat Arsyad datang menemui Raya yang masih disamping pintu mobil, ibu-ibu tersebut menghampiri dengan anaknya.

"Gus..." Arsyad membalikkan badannya melihat mereka dengan ekspresi bingung.

"Ini anak saya Gus, maaf ya tadi sudah lancang," ibu itu tersenyum canggung.

"Terus kenapa kalau itu anaknya ibu?" bukan Arsyad yang menjawab melainkan Raya dengan melipat tangannya didepan dada.

"Tidak apa-apa dia hanya sekedar mengagumi Gus Arsyad saja,"

"Nggak tau kalo gue istrinya disini? Lagian perbuatan ibu dan anaknya salah udah tau beristri kenapa masih bisa-bisanya ngomong kagum sama suami saya?" ibu dan anak tersebut terdiam.

"Kerudung doang gedenya sampai menjuntai ke bawah begitu, nggak malu kah sama kelakuan jelek anda begini? Ngapain juga nyamperin suami saya kesini, kami mau balik ke rumah!"

"Maaf Ning, kalau saya lancang tapi apa boleh saya memberikan hadiah ini buat Gus Arsyad?" anak ibu tadi memperlihatkan paperbag kertas yang digenggamnya.

Raya melihat kearah Arsyad, "Diambil nggak? Kalau diambil gue nggak mau ngomong sama lo berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun!!!" bisik Raya membuat Arsyad menahan tawanya. Apa istri kecilnya ini sudah mulai cemburu padanya?

"Maaf tapi saya tidak bisa mengambilnya karena tidak sepantasnya begitu, saya juga harus menghargai istri saya disini. Sebaiknya kamu kasih ke yang lain saja, saya pergi." Arsyad menggenggam tangan Raya. Dia mulai membukakan pintu mobil untuk Raya masuk. Lalu dia memutari untuk masuk juga. Akhirnya mobil mereka keluar dari kawasan masjid yang halamannya sangat luas itu.

Ibu dan anak tadi hanya bisa diam dan memerhatikan mobil yang sudah berjalan menjauh dari mereka. Ibu tadi hanya mampu mengusap lengan anaknya yang mukanya bersedih.

"Jangan begitu sudah ibu bilang bukan kalau Gus nya sudah menikah? Lagian kamu ada-ada saja mau Deket sama beliau. Nggak malu, ha?"

"Kalau kamu ketahuan sama ibu begini maka ibu nggak bisa diam. Itu isi dalam paperbag nya kasih ke ponakanmu saja. Kita balik!" mau tak mau anak ibu tersebut hanya bisa menurut dan mereka pulang ke rumahnya.

Sementara di dalam mobil Raya tak henti-hentinya menggerutu dan menyalahkan Arsyad. Dia berpikir bahwa kalau mereka tidak menikah apakah Arsyad akan selalu mengambil sesuatu dari penggemar nya? Meski sudah memasuki umur empat puluhan, namun tak membuat pesona Arsyad luntur begitu saja.

Arsyad yang fokus menyetir tiba-tiba menghentikan mobilnya di sisi jalan. Dia mencopot seatbelt nya dan mencondongkan tubuhnya ke Raya membuatnya terpekik kaget.

"Ngapain?"

Cup

Diluar dugaan Raya, Arsyad seketika mencium dahinya. Dilihatnya mata Raya melebar karena Arsyad tiba-tiba saja mencium dahi Raya.

Dan dengan perlahan dia mengangkat salah satu tangannya menyentuh dahinya. Arsyad dengan gemas mengusap kepala Raya yang terbungkus hijab.

"Udah mulai cemburu ya sama saya?" tanyanya sambil terkekeh.

"Enggak ya,"

"Masa sih?" Raya menggeplak tangan Arsyad yang tiba-tiba bertengger diatas pahanya.

"Nggak sopan ya pegang-pegang!"

"Loh kok gitu, kan kita sudah sah bahkan bisa ngelakuin hal yang lebih dari ini," Raya sangat greget dengannya sampai dia menggigit tangan Arsyad hingga membekas gigitan itu.

Au...

"Ayo jalan balik ke rumah. Nanti dhuhur nya kelewat." baiklah kali ini Arsyad kalah akan mencobanya dilain waktu. Apalagi mencoba... Itu ada deh.

...----------------...

Farah kembali dikejutkan dengan kehadiran ustad yang pernah dilihatnya sedang didalam rumahnya. Ustad itu sedang berbicara dengan Malik dan ada Inayah juga.

"Sini nak, kok baru balik katanya tadi ada rapat guru?"

"Iya umi tadi sempet kerjain tugas bareng temen jadi nggak pulang duluan,"

"Oh ya, Farah dia ustad Zaidan yang akan mengajar dikelas kamu bahasa Arab juga, dia baru disini jadi akan menggantikan Bu Dyah yang mau cuti melahirkan,"

"Sebelumnya sudah beberapa hari mengajar tapi di kelas sepuluh menggantikan pak Imam yang meninggal seminggu lalu,"

'Terus apa hubungannya sama aku? Kalaupun ngasih tau ya pasti nanti tau sendiri kok.'

"Iya bi, Farah mau ke kamar dulu."

Farah melenggang pergi meninggalkan mereka yang berada diruang tamu. Inayah bisa melihat wajah anaknya yang sangat lelah.

"Sepertinya Farah sedang banyak tugas bi, kelihatan sekali dari wajahnya nggak bohong," beritahu Inayah.

"Wajar mau lulus, tapi kita beri arahan dia supaya tidak sampai stres gara-gara tugasnya." Inayah mengangguk.

Sesampainya di rumah, Raya langsung melenggang pergi masuk kedalam kamarnya dengan langkah cepat. Keadaan rumah sepi karena pak Umar setelah solat tadi melihat-lihat pondoknya apakah butuh renovasi semuanya terkait ada salah satu bangunannya bocor akibat terkena hujan deras sudah beberapa kali namun baru diketahui olehnya. Sedang Bu Sofiyah menjenguk temannya yang baru saja datang di rumah karena dirawat di rumah sakit, dia hanya berjalan kaki bersama ustadzah karena hanya berjarak dekat dari sini.

"Raya!" teriak Arsyad.

dilihatnya Raya sedang melaksanakan solat dhuhur tanpanya. Buru-buru ia mengambil wudhu untuk segera menunaikan kewajibannya.

Setelahnya Raya langsung menaiki kasur dan memejamkan matanya, tak peduli dengan Arsyad yang baru selesai solat memanggilnya.

'Sabar Syad, maklum istri kecilmu memang begini sikapnya'

Dia lantas ikut Raya ke alam mimpi bersama. Dengan berani Arsyad memeluk Raya dari depan karena posisi Raya memang berhadapan bukan membelakangi.

'Melihat wajahnya begini saja membuat saya senang, bagaimana tidak, biasanya wajah dia seperti bunglon yang berubah-ubah, tapi kalau saat tidur begini sangat tenang, damai, dan tentunya kalem.' tangannya terulur mengusap rambut kepala Raya yang halus. Dia mulai memejamkan matanya.

Kalau begini terus apa yakin Raya nggak jatuh cinta sama Arsyad? Hanya butuh waktu saja, dan biarkan mengalir seperti air.

Haloooooo jangan lupa support author terus ya!

1
Sena Kobayakawa
Gemesin banget! 😍
_senpai_kim
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!